Hampir setiap juru lorongan rumah sakit Lisa tuju yg sedang mondar mandir tidak jelas. Bingung tegang serta panik lengkap dengan rasa takut menghujam dirinya di tambah rasa penyesalan yg tiada bandingannya menyesak dadanya sudah menyebabkan istri tercintanya harus berjuang maut dan tak berdaya di dalam satu ruangan sana yg tengah di tangani oleh sang dokter. Sejak tadi Lisa tidak bisa tenang apalagi mengingat bagai mana istrinya di mandikan oleh darah segar saat di selamatkan olehnya. Hal tersebut membuatnya shock hingga sampai saat ini tubuhnya masih lemas tak ada daya serta upaya sehingga sampai saat ini hanya bisa menangis dan sasambat dalam hati menyebut nama istrinya agar lepas dari segala sakit dan segera sadar.
"Ya tuhan...hanya engkau yg bisa menyelamatkan istriku, berikan kekuatan untuknya agar dia bisa melewati segala sakitnya dan segera sadar. Beri aku kesempatan untuk meminta maaf padanya. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah menyakiti fisik maupun hatinya...kuatkan dia agar bisa melewati semua ini..tuhan..!"
Bersamaan tubuhnya merosot ke lantai sebab dirinya lemas tiada daya. Berlutut sambil menunduk merasakan penyesalan serta rasa bersalah yg amat besar terhadap istrinya. Air mata terus mengalir tak peduli pada orang orang yg berlalu lalang di sekitarnya lantaran dalam pikirannya hanya memikirkan kondisi istrinya yg tak berdaya di dalam ruangan UGD.
Tak lama tuan Kim serta istrinya datang di ikuti oleh Jisoo dan juga Jungkook di belakangnya.
"Lisa, di mana jennie sayang?" Pertama Tuan Kim yg bertanya sambil menatap Lisa cemas. Lisa antusias ia kemudian menatap kedua mertuanya dan beralih pada Jungkook dan berakhir menatap Jisoo. Lisa diam sesaat saling tatap dengan Jisoo yg tampak tegang tetapi tak lama Lisa beralih menatap mertuanya
"Di sana pa.." tunjuk Lisa lemas pada ruangan UGD. Sontak semua orang menoleh pada pintu yg di tunjuk Lisa. Tuan Kim memijat pelipisnya kemudian ia berjalan menghampiri pintu tersebut tetapi tertutup dan mengerti bahwa tidak ada orang yg boleh masuk. Tuan Kim kembali ke tempat semula sementara Lisa di bantu untuk berdiri oleh ibu mertuanya dan di bawa duduk pada kursi tunggu. Sama halnya dengan Jisoo yg di giring pelan di suruh duduk oleh Jungkook di samping ibunya.
"Sebenarnya ada apa?" Kini ibu Kim yg melempar pertanyaan pada Lisa dengan tampang sedih dan susah
Lisa diam, ia bingung harus menjawab apa. Takut dan merasa bersalah, Lisa menoleh pada Jisoo yg diam sambil menunduk, tidak ada bedanya, bahkan Jisoo lebih menyesal dan bersalah lantaran dirinya termasuk akibat musiah yg menimpa adik satu satunya. Takut pada orang tuanya lantaran dirinya sudah main gila dengan adik iparnya sendiri sedangkan dirinya telah bersuami dan lebih parahnya sedang mengandung besar intinya sudah berkhianat dan merusak semuanya. Jisoo mendadak gemeter keringat dingin mulai muncul dari sela sela rambut menetes pada wajah sambil memainkan jari jemarinya sendiri. Ia tidak bisa membayangkan bagai mana reaksi kedua orang tuanya jika mengetahui semuanya. Bukan hanya takut tapi rasa malu lebih besar dari apapun. Jungkook yg mengerti perasaa istrinya ia meraih salah satu tangan Jisoo. Di genggamnya dan menautkan jemarinya yg basah. Jisoo terkejut lantas menatap Jungkook sendu yg tengah menatapnya teduh. Wajah yg sulit di artikan membuat Jisoo penuh tanda tanya, apalagi sejak tadi Jungkook hanya diam dan hal tersebut membuat Jisoo takut. Ia tau kondisi isi hati suaminya saat ini seperti apa akibat ulahnya sendiri, benar... tidak ada yg tau bahwa saat ini Jungkook menahan segala kepedihan yg amat meresap ke ulu hati. Luka yg amat dalam sehingga menusuk pada hati sanubarinya membuatnya sesak tetapi ia cukup bijak dan berperan biasa sajah seolah tidak terjadi apa apa padanya. Bersikap seperti biasa meski hatinya seperti di sayat oleh setajam silet namun diamnya membuktikan bahwa hatinya sekarat apalagi sudah lama memendam perihnya hati yg sering kali di khianati oleh istri yg selalu ia puja puja. Menatap dalam wajah tampan yg menjadi suaminya tak sadar air mata Jisoo mengalir begitu sajah sebab dirasa rasa semakin terasa di pikir pikir semakin besar rasa bersalah terhadap suami sebaik Jungkook. Jungkook hanya diam dan memalingkan wajahnya tanpa berniat mengusap air mata istrinya. Ia paling tidak suka melihat air mata yg jadi istrinya akan tetapi perasaannya lebih sakit dari pada melihat air mata istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa)
FanfictionHaruskah ini kujadikan takdir? tidak!! aku juga manusia biasa yg ingin bahagia dan menikmati hidupku layaknya pada umumnya_LISA