Nineteen

11.9K 934 122
                                    

Slow aja bacanya!!!

Jisoo bangkit dari duduknya, berjalan pelan ke arah bibir pantai dengan bersilang tangan di dada sembari menetralkan perasaannya yg tidak karuan.

"Maafkan aku...rasanya akan lebih menyakitkan jika kita menikah lisa" Seru Jisoo dengan nada samar nan berat

"Apa maksudmu?" Tanya Lisa yg masih setia duduk dan memandangi punggung gadis di depannya

"Kau tau...aku memang mencintaimu, bahkan aku tidak peduli pada pria yg ingin menikahiku itu karna aku mencintaimu, tapi-"

"Tapi apa?" Sela Lisa yg kini sudah berdiri di hadapan Jisoo dan menatap Jisoo sayu.

Jisoo kembali teringat kejadian kemarin. Semuanya masih berputar di memory otaknya.

Yap.... rupanya Jisoo mendengar perckapan antara Lisa dan Rose di parkiran bahkan matanya sendiri dengan jelas merekam semuanya apa yg terjadi. Tentu sajah Jisoo tidak bodoh ia memperhatikan Lisa saat di cafe yg gelisah dan terus menatap wanita di sebrangnya hanya sajah Jisoo diam dan tibalah saat Lisa pamit akan ke toilet Jisoo mengangguk berpura pura iya sajah tapi Jisoo juga tidak bodoh...toilet berada di dalam lantas kenapa Lisa pergi ke luar, menuruti perasaan penasarannya Jisoo diam diam ikut keluar dan cukup terkejut begitu mendapati Lisa tengah mengobrol dengan seseorang semakin tersentak saat telingnya merekam baik perckapan mereka. Mengusap dadanya berulang kali dan berusaha biasa sajah, cukup lama Lisa selesai dan Jisoo dengan buru buru masuk kembali seolah matanya tidak melihat apa apa.

"M-maaf..kemarin aku telah mendengar obrolan kalian saat di parkiran"

Deg

Lisa cukup tertohok.

"K-kau mendengar-"

"Iya...aku tau semuanya, jadi anak itu anakmu?" Jisoo berusaha menahan air matanya yg siap tumpah

Lisa langsung membawa tubuh gadis di depannya ke dalam dekapannya. Di cium berulang kali pucuk kepala Jisoo dengan sayang.

"M-maafkan aku, iya, dia anakku. Kami telah melakukan kesalahan 14 tahun yg lalu, aku khilaf...dia adalah orang yg selalu ada untukku, dia adalah teman baikku sekaligus orang yg mencintaiku tapi aku tidak bisa membalas perasaannya karna aku hanya menganggapnya teman baikku tapi aku malah merenggut kehormatannya, setelah kejadian itu dia pergi ke paris dan kami lost kontak lalu kini dia kembali dan memawa anakku, maafkan aku" Terang Lisa dengan suara parau dan tidak melepaskan pelukannya.

Jisoo sudah menangis. Hatinya semakin sakit, sudah cukup menyakitkan mencintai sang adik iparnya sendiri dan kini malah datanglah paktor ke empat di tambah membawa seorang anak benih Lisa. Andai adiknya tidak mengabaikan Lisa dan Lisa tidak membuka hatinya mungkin ia tidak akan masuk ke cinta yg serumit ini yg malah menampar hatinya berulang kali.

"Tapi dia lebih membutuhkan pertanggung jswaban darimu lisa, anak itu butuh seorang ayah...kau harus menikahinya!" Jisoo melepaskan pelukannya dan menatap Lisa sendu dengan genangan air mata

Lisa menghela nafas berat. Sungguh saat ini ia cukup stres.

"Lantas bagai mana denganmu? Aku mencintaimu!" Lisa mengusap lembut air mata Jisoo yg makin deras

"Cukup kita yg tau dengan perasaan ini, aku telah bahagia mencintaimu dan kini kau membalas cintaku. Aku sangat bahagia lisa, tapi aku tidak ingin egois di luar sana ada wanita yg lebih membutuhkanmu! Dan jennie sudah berubah ke arah jalan yg benar, aku harap kau mau memaafkannya" Jisoo mengusap pipi Lisa lembut namun Lisa menepisnya lembut dan berjalan menatap ke tengah pantai

"Apa aku tidak pantas untuk bahagia jisoo?" Hanya itu yg ke luar dari mulut Lisa

Jisoo berjalan mendekati Lisa ia lantas membalikan tubuh Lisa menghadap ke arahnya

-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang