Season 2(02)

9.6K 687 158
                                    

Jungkook berdiri lemah di depan sang istri yg kini menatapnya lekat, tatapan sayu serta berkaca kaca tak lepas pada istrinya. Hatinya menjerit sakit beserta dadanya yg amat sesak mengingat setiap perselingkuhan istri tercintanya..istri yg ia beri kepercayaan sepenuh hati dan juga kasih sayang yg tulus lengkap dengan cinta yg amat besar. Namun yg di dapatkan balasannya adalah begitu menyakitkan sehingga menusuk ke ulu hati tanpa di sadari oleh istrinya. Semuanya serasa masih mimpi jika istrinya berkhiyanat padanya. Kemeja putih yg kancingnya terbuka tiga serta dasi yg melonggar asal tentu sajah penampilan Jungkook saat ini berantakan. Setelah memajukan langkahnya dua langkah Jungkook menatap Jisoo dengan gaya teler namun Jisoo pun bisa melihat dari sorotan mata sayu itu yg merah. Ia tau itu efek minuman namun ia juga bisa membedakan bahwa di sana seperti menahan tangis.

*Bruk

Jisoo cukup terkejut begitu tiba tiba suaminya menjatuhkan dirinya dan bersimpuh di hadapannya. Jisoo menutup mulutnya karna tidak mengerti atas apa yg terjadi pada suaminya.
Sementara Jungkook diam. Namun matanya menatap sedih pada perut besar yg tepat di depan matanya. Rasa sakit dalam batinnya semakin menambah perih.

"D-demi tuhan...aku tidak rela anak kita harus di campuri oleh sperma orang lain! Aku tidak rela jisoo!!! Hatiku sakit! Kenapa harus ada orang ketiga di hatimu dan menodai campuran sperma pada bayi kita...aku tidak rela jisoo..tidak!" Tak kuasa menahan bendungan air mata akhirnya kini tumpah sehingga tangannya sibuk untuk mengusapnya

Jisoo pun semakin kaget melihat suaminya yg menangis seperti itu. Hal yg langka ia lihat dari suaminya menangis.

"J-jungkook!" Panggil Jisoo sambil mengusap jambul suaminya dengan tangan sedikit bergetar

Jungkook tidak menjawab. Ia tidak ingin istrinya melihat air matanya maka dengan cepat ia menunduk dan mencium perut besar istrinya cukup lama. Namun percuma, lantaran Jisoo sudah terlanjur melihatnya sehingga entah kenapa dadanya ikut sesak.

"K-kau kenapa menangis?" Jungkook sedikit tercekat yg ternyata di ketahui istrinya

"Ah t-tidak sayang...aku hanya merindukan anakku ini, aku tidak sabar untuk menunggu kelahirannya" Jawab Jungkook yg mati matian menahan segala pedih serta amarahnya. Ingin sekali meledakan emosinya atau bisa sajah menyakiti istrinya hanya sajah ia tidak ingin menyakiti orang yg amat ia cintai apalagi kini sudah menjadi istrinya dan juga mengandung benihnya

"Bangunlah" Suruh Jisoo lembut sembari mengusap kedua belah bahu Jungkook. Si sang suami menurut hingga kini saling berhadapan

"Kenapa kau mabuk?" Tanya Jisoo yg hatinya terenyuh sakit melihat air mata suaminya yg masih tersisa banyak di pelupuk matanya. Di usapnya air mata tersebut dengan penuh perasaan sekaligus rasa salah

"Kenapa kau harus bersikap seperti ini jisoo? Sementara di belakangku kau sangat dusta!" Batin Jungkook menatap sendu

"A-aku hanya stres memikirkan pekerjaanku yg cukup banyak...jalan satu satunya untuk sedikit menghilangkan rasa stresku adalah minum" Jawab jungkook berusaha biasa sajah

Jisoo pun tidak bodoh. Ia merasa ada yg aneh dengan sikap suaminya itu. Tidak mungkin hanya karna masalah tersebut suaminya harus menjaminkan air mata apalagi dengan alasan merindukan bayinya. Sebab biasanya justru suaminya ini bermanja ria dan akan melakukan hal konyol.

Pelukan hangat justru kian membuat batin Jungkook semakin memilu. Namun ia pun hanya mampu membalas pelukan Jisoo. Di ciumnya pucuk kepala sang istri.

"Aku sangat mencintaimu jisoo! Semoga di antara kita akan selalu setia dan menjadi keluarga yg bahagia tanpa ada yg menyakiti"

Deg

Jisoo pun sontak kaget. Seolah ucapan itu adalah keterangan kesalahannya apalagi suaminya menyebut namanya lantaran biasanya suaminya itu sangat jarang memanggil namanya selain 'sayang'

-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang