Aku berlari tanpa arah, mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa berusaha sekeras mungkin meninggalkan gudang terbengkalai tempat mereka barusan menghujaniku dengan berbagai pukulan dan tendangan. Langkah kakiku tetap kupaksakan bergerak cepat walaupun tertatih-tatih karena rasa perihnya yang mulai kurasakan menjalar ke sekujur tubuh.
Aku tidak tahu seperti apa bentuk wajahku saat ini. Pastinya hancur dan ketampananku sedikit luntur. Walaupun babak belur, tapi aku yakin masih tetap terlihat mempesona. Bekas luka dan lebam-lebam ini jelas tidak akan sanggup untuk menutupi auraku yang menggoda.
Bleh! Cairan merah kental itu terus saja mengalir masuk ke dalam mulut. Rasanya asin dan amis, menjijikkan. Hidungku sepertinya sudah tidak dapat tertolong lagi. Hasil injakan terakhir dari lelaki berkekuatan monster tadi sebelum akhirnya aku berhasil kabur.
Man! Padahal ini adalah jas kesayanganku. Jubah custom yang sengaja kupinta untuk dibuat, hanya ada beberapa di dunia, dan aku adalah salah satunya yang diberi kehormatan untuk memilikinya. Jas yang awalnya bernilai empat digit mata uang asing ini jelas membuatku menangis karena sekarang penampilannya hancur drastis—noda tetesan darah di dadanya telah berubah gelap kecokelatan karena sebagian sudah mengering, beberapa mute di sekeliling kerahnya lepas tidak beraturan, belum lagi sobek sana-sini, dan juga warna aslinya tertutupi debu dan kotoran, ditambah beberapa tapak sepatu melekat di permukaannya.
Kuakui bahannya yang tebal karena terbuat dari seratus persen wool setiap kali memang membuat tubuhku gerah, di ruangan ber-AC sekalipun. Tapi semua akan kulakukan demi menarik pandangan setiap mata. Setidaknya aku merasa sedikit menang dari perempuan pemilik nama keluarga yang sama dan lebih muda setahun dariku itu.
Semua yang diucapkan sepupuku tersebut tepat mengenai sasaran. Aku ini bodoh dan tidak memiliki otak. Buktinya aku termakan ucapan manis dari si makhluk licik dan keji bernama Bara, dan dengan gampangnya terjebak oleh akal busuknya. Memalukan! Kenapa juga aku bisa semudah itu tergoda oleh si pria narsis pencinta kedua gender?! Itulah salah satu rahasianya yang kuketahui. Bukan hanya perempuan, tapi lelaki pun diterima asalkan sesuai dengan kriterianya.
"Lo mau seperti ini terus? Tidak dipandang dan selalu di bawah Olivia."
Ya, aku masuk ke dalam perangkap tikusnya. Entah kenapa tawarannya saat itu—tawarannya untuk menjatuhkan Olivia Hartanto, si wanita galak dan angkuh yang selalu dipuji oleh keluargaku—terdengar begitu menggiurkan. Memang otakku sepertinya sedang korslet saat itu.
Aku berhenti sejenak guna mencari jalan untuk menghindari kejaran puluhan pria yang dibayar Bara keparat itu untuk menghabisiku, dan pilihanku jatuh pada gang kecil yang alurnya berbelok-belok. Semoga saja badan mereka yang terlampau raksasa tidak bisa mengikutiku dan nyangkut di area masuknya.
Napasku sesak dan rasa nyut-nyutan mulai bertambah keras di kaki kanan. Tanganku terbenam ke dalam saku celana, sibuk menggali benda itu yang kupertahankan sekuat mungkin, memory card dari ponsel berisi rekaman percakapanku dengan Bara yang pastinya bisa dijadikan bukti kuat untuk menjatuhkannya—dan mungkin aku akan ikut juga bersamanya—ke dalam penjara.
"Mbak—eh, Mas," sapa seorang driver ojol berjaket hijau yang tiba-tiba saja menghentikan motornya di sampingku. "Maaf ya, Mas. Kirain cewek. Pink, sih, bajunya," tambahnya, masih juga tertawa cekikikan.
Apa, sih?! Ganggu saja ini orang! Tidak lihat aku habis ditonjok sana sini!
"Buru-buru, Mas? Ayo, naik," tawar pria muda itu yang masih juga membawa kendaraannya mengikuti kecepatan langkah kakiku.
What?! Gak mau! Aku Bima Hartanto, gitu! Masa naik motor?!
"Jangan lari!" teriak salah satu preman yang masih setia mengejarku. Pantas saja, tubuhnya kurus seperti calon suami yang dibayar Olivia sehingga dengan mudah ia dapat melalui jalan sempit barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Pink
RomanceReading List Dangerous Love - November 2022 @WattpadRomanceID -- [Undies Connoisseur Series] Bima's Concealed Remembrance Ia yang narsis, penuh kepercayaan diri, dan ngaku-ngaku kalau wajahnya memperlihatkan ketampanan di atas batas normal. Pastinya...