kelompok

139 32 1
                                        




Dua bulan setelah kejadian mengenaskan, yang dialami acha. Sekeluarga membuat acha sedikit shyok dan trauma . Tapi untung nya kini mulai membaik. Dan kondisi nana tidak ada perubahan sama sekali.

Acha duduk, di samping jendela kelasnya menatap pohon pohon dan jalan raya dari jendela nya. "Mama cepet sembuh yah jangan tinggalin acha kek papa" Guman acha  dengan tatapan kosong.

Raga berjalan memasuki, kelas  acha yang sedang duduk sendirian. Acha yang tidak fokus hanya melamun memikirkan nasib nya nanti tak menghirup keberadaan raga "acha,gue pulang yah"

Tak ada sautan sama sekali  raga menepuk kecil bahu acha"hah? Ada apa ga"

Raga mengambil untaian tangan acha. Acha Terdiam dadanya berdengup kencang tak biasanya raga yang cuek ini terlihat ramah dan lembut "duh ragaa dada gue dag dig dug gini kan" Batin acha menahan senyum nya agar tidak saltinng.

"Lo yang kuat yah gue yakin banget lo pasti bisa ngadepin ini semua, gue janji bakalan jadi sahabat yang selalu ada buat lo" Ujar raga mencium tangan acha. Acha terpelotot "sial raga bikin  nerfeskan duhh"

Tanpa mereka sadari rezi melihat mereka dari jauh sambil membawakan dua botol minuman.

"Iya makasih yah ga udah ngertiin aku" Jawab acha.
"Iya sama sama"

"Woi" Teriak rezi mmemasuki kelas mereka acha. "Ga lu kan? Mau pulang pulang gih"

"Ngusir lu"
"Kgk, kan di suruh ibu alya toip suruh ke kantor sekarang "raga tak menjawab perkataan rezi ia langsung pergi begitu saja.

"Acha ini air minum buat lo" Rezi menyodorkan satu botol minuman dan acha langsung menerima nya.

"Lu? Gpp kan"
"Gpp? Emang kenapa? "
"Ngk"

"Jadikan? Tugas kelompok. Yang di suruh buk nini" Acha menganguk" jadilah yakali ngk. Di rumah Devi kan"rezi menganguk.

Kini bel sudah berbunyi, Acha sedang menunggu sendrian di parkiran. Tak lama ada mobil hitam yang menghampirinya. "Cha" Sapa rezi di dalam mobil.

Acha tersenyum langsung memasuki mobil dekat raga, rezi di belakang.

"Jalan yuk mumpung masih siang banget. nangung kalo pulang ke rumah ngk ada pr juga kan? " Ujar rezi . Acha menganguk menoleh ke arah rezi "nah iya zi gue setuju cocok nya kita jalan kemana yah? "

"Gimana? Kalo kita kepantai aja? " Rezi mengajukan idenya."ngk ah ini masih siang bolong nanti gosong kulit gue. Gue aja ngk pakek sunscreen "raga yang mendengar nya langsung mengosok tangan di wajah acha" Sok cantik, yahh sok imut banget deh "ih paan si ga jerawatan entar gue" Acha berusaha menghentikan tangan raga yang terus terusan mengusap wajah nya dengan kasar.

Rezi hanya terdiam menghela nafas melihat dia sejoli itu berdekatan"ngk, mikirin banget ni anak!! Udah tau disini ngk ada devi ngk bisa romantis romantis deh gue"batin rezi.

Tanpa mereka sadari jarak mereka , lumayan dekat acha terpelotot dan raga menyetil kepala acha. "Sok cantik"

"Woi, udah udah kalo mau pacaran gue balik yah males banget deh" Ujar rezi medegus kelas sambil bergecak pinggang.

Rezi langsung keluar dari mobil dan membuka bagian pintu depan "eh lu mau ngapain woii duduk belakang sono"

"Mau, minta duit woi! Beli pulsa mau nelfon devii ayang ebeb" Ujad, rezi menyodorkan tangannya. Acha langsung mengeplak tangan rezi dengan kasar "mending lu, masuk y! Devi gak suka ama lu udah ngk usah ngarep"

•••

Kini rezi, raga dan juga acha sudah sampai di kediaman Devi. Devi memberikan segelas jus jeruk. "Ih, ayang baik banget deh sama aakk ezi"

"Dih, stress lo!"
"Rezi, tuh stress di tingal elu pacaran ama kak alvaro" Timpal acha.

"Udah, udah udah? Ada bahan stick nya kan?" Tanya raga. "Udah, udah gue siapin semua tingal bikin. Bentar yah" Pamit Devi.

Setelah, itu Devi membawakan kardus yang berisi satu kantong penuh stick dan juga lem tembak. Beberapa warna cet .

Setelah melihat itu, mereka pun mendekati kardus dan memulai merangkai stick es  crem untuk membuat disein rumah.

"Dev, kalo sekarang kita bikin disn rumah nanti kita bikin disn rumah tangga bahgia yah" Ujar rezi sambil memainkan alisnya.

Acha, yang jengkel langsung memainkan kuas nya menunjuk ke arah rezi. Tanpa sengaja mengenal raga. "Yahh, mapp ga jadi kotor deh" Devi, langsung memberikan tisu kepada acha. Dengan sigap acha membersihkan nya.

"Gpp, gue aja"
"Tapi? Ga"
"Gpp" Acha, langsung memberikan tisu.

"Nah, kan jadi orang jangan jahil jahil. Jadi merajuk abang kita satu ini" Timpal rezi.

"Dalam! Anj, lama lama erosi gue sama lo! Mending turu"

"Boleh? Nie"
"Kalo, lo sampe turu gue hapus nama lo dari kelompok!" Tegas, acha kesal.

Sedangkan raga sibuk mengerjakan miniatur nya. dan devi sibuk memainkan ponselnya.

❤❤❤

"Dada, gaga zizi"sapa acha mendadakan tangannya.

Terlihat mobil kian menjauh, acha memasuki rumahnya . Ia tidak tinggal sendirian ada bik inem dan pak jamil yang selalu ada buat acha.

Sebenarnya acha sudah di ajak oleh keluarga raga untuk tingal bersama tapi acha menolak mentah mentah di karna kan. Ia tak mau meninggalkan peninggalan dari papa nya.

Acha duduk ranjang milik nya mengambil ponsel milik nya dan membuka aplikasi chatting." Raga online tuh, chat ah"

Acha menatap chat nya tadi bersama raga. Senyum acha telihat dengan jelas. "Raga walaupun cuek acha suka" Guman acha.

Acha menatap sekeliling kamar nya sejenak menghela nafas panjang "biasanya ada mama sama papa pasti mereka lagi elus, elu Kepala acha" Guman Acha sedih.

"Kangen mama sama papa kangen juga sama kak langit" Guman acha ia mengambil foto keluarga mereka berempat. Dimana acha yang sangat masih kecil di sana.sambil mengelus foto tersebut dan memeluk nya.

unconditionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang