toilet

115 32 1
                                    

Janganlah kalean lupa vote coment plis bantu xixixi

Janganlah kalean lupa vote coment plis bantu xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi pagi sekali, acha sedang berada di mobil menuju sekolah nya.
"Mang, Acha udah? Cantik belum" Tanya acha kepada mang ujang supir pribadi acha yang sudah perkerja tiga tahun terahir.

Mang ujang melihat dari kaca mobil"udah cantik non"acha tersenyum "makasih mang Ujang"

"Sama-sama"

Acha kini berada di Koridor sekolah berjalan santai, memasuki kelas nya yang sudah hampir ramai. "Haii raga" Sapa acha meletakkan tas di kursi nya.

Raga tak menjawab sibuk berkutat dengan buku nya.

Acha hanya tersenyum tipis ia duduk , di kursi nya.

"Ga cara? Ngerjain?nomor lima ini gimana" Tanya Devi raga menatap wajah devi sekilas"caranya mudah sayang tingal di kalikan udha tu bagi"

"Cie sayang" Timpal dika tersenyum mengoda mereka berdua. "Apaansi lo! Heboh banget" Celetuk Devi kembali ke tempat duduk nya.

Acha Seketika terdiam, mendengar raga, menyebutkan kata *sayang kepada Devi sunguh rasanya acha sedikit tak suka melihat kedekatan mereka.

Dari kejauhan, rezi memperhatikan wajah acha tanpa henti dari masuk sampai sekarang terliat acha masih terdiam memandangi Devi. "Muka acha pas raga manggil sayang?, Kok kek ngk suka ya? , apa acha selama ini suka raga" Batin rezi tetapan terus kepada acha.

"Asalamualaikum anak anak" Sapa buk neni yang baru datang.

Siswa-siswi langsung membalas salam dan memberi hormat.

Permbelajaran sudah selesai, acha menoleh kebelakang ada raga yang sedang diam melihat teman temen kelas nya main. Ada yang kejar kerjaran dan lain lain.

"Jangan melamun mulu nanti kemasukan setan" Ujar acha. Membuat raga menoleh "kan lu sendiri setannya"

"Enak aja" Balas acha. Raga membenarkan posisi duduk nya menghadap acha. Tanpa sengaja mata acha dan mata raga saling bertemu menatap satu sama lain.

Jantung acha berdengup kencang. Acha langsung memutuskan lost contact mata. Ia teralihkan dengan tangan kekar raga.dan membandingkan dengan tangan kecil milik nya, menyatuhkan tangan mereka. "Ga, tangan lu gede ya" Raga hanya menganguk.

"Tapi? Kok tangan acha kecil" Timpal acha lagi. Raga melihat lagi tangan nya saling membandingkan seolah olah bertepuk tangan"gue, kan cowok jadi pantes tangan nya gede"acha menganguk.

Tanpa mereka sadari, rezi selalu memperhatikan mereka berdua sedari tadi"acha"pangil nya.

Acha melepaskan tangan nya dan menoleh ke arah rezi"apa? Zi"

"Ngk ke kantin? " Tanya rezi. "Udah? Jam istirahat yah" Tanya acha. Kepada rezi. "Udah, tu mau bareng? " Tawar rezi. Acha menoleh ke arah raga"mau? Ikutan gk ga? "

"Ngk, kalian aja soalnya mau ke kantor di suruh nilai tugas ulangan tadi" Acha dan, rezi menganguk.

Kini, acha dan rezi sedang berjalan berdua melewati kooridor sekolah. Tak banyak juga mereka melemparkan candaan satu sama lain.

Jauh, dari kejauhan ada seseorang yang mengepalkan tangan nya. "Sial, si acha bisa bisanya dia deketin rezi cowok inceran lo" Ujar, seorang gadis. Gadis yang satu nya mengepalkan tangannya "liat, aja habis nanti di tangan gue"

"Muka, lu kek monyed jelek bangett apa lagi pas. Dulu lu inget ngk? Pas selesai kita pulang sekolah lu nyebur ke got" Rezi, langsung mentoel Kepala acha. "Stress lu masih, di inget aja gue mau anj"

"Alhh" Balas acha.

Sebenarnya rezi dan juga acha. Pernah satu sekolah tapi pada tk. Sebelum acha pindah ke Jerman.

"Zi, lu bayarin dulu yah gue kebelet pipis ni yah" Ujar acha langsung berlarian tanpa menunggu Jawaban dari rezi. "Dasar, anak yudha prikk dari dulu perasaan ngk modal" Cibir rezi jengkel.

Acha, berlarian melewati kooridor sekolah. Ia langsung memasuki toilet siswi.

Selsai, ia membuat semua hajat nya. Acha merasakan sedikit lega. Ia mencuci tangan di watsafel dan keluarga dari kamar mandi. Tak lama ada tiga orang menghampiri nya. Dan menarik tangan memasuki toilet.

"Lo, kurang ajar yah! Mau lo apaansi hah! Ngeselin banget!" Ujar, gadis berambut sedikit ikal sebut saja nadin.

"Mau, lo apaansi din perasaan kesel mulu lu sama gue" Balas, acha.

Nadin, menarik rambut acha dengan kuat"gue, bilangin yah jangan sekali sekali lo deketin rezi! Apapun itu alasan lo. Walaupun kita sepupun  gue ngk akan segan segan bikin lo kenapa kenapa"

"Ish sakit lepasin din sakit" Rasa perih menyalar di Kepala acha. Tarikan nadin begitu kuat. Membuat helaian rambut acha rontok.

"Jangan, main main sama gue inget itu"nadin, dan kedua entek entek nya pun. Pergi tak lupa nadin mematikan lampu toilet. Dan mengunci nya dari luar.

" Emang, lo din kalo soal dapetin rezi. Sepupu sendiri di lawan"puji, dinda.

"Yaiyalah, siapa lagi nadin" Balas sorakan dari fara.

Nadin, tersenyum gembira dan menyimpan kunci toilet.

Selesai, raga dari kantor. Ia ingin sebentar ke toilet untuk sekedar mencuci tangannya.

Tak lama, ia mendengar jelas ada teriakan dari toilet prempuan. Raga mengetok untuk memastikan"ada orang?"

"Gaa!!! Raga, ini aku acha tolong acha acha di kurung disini acha takut" Teriak acha dari dalam."acha"pekik,raga khwatir. Ia langsung berusaha menobrak pintu . Dengan sekali ia langsung bisa membuka pintu.

Raga, langsung menghidupkan kembali lampu toilet. Dan berlarian mendekati acha. Acha langsung memeluk raga di balas dengan pelukan hangat"ga, takut"rucau acha.

Raga  mengusap pangkal kepala acha"udah, jangan takut ada raga disini"

unconditionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang