"Lagi ngapain" Tanya Mutia kepada dika.
Bukannya dika yang menjawab.malah rezi yang sedang duduk di samping dika "Lagi nulis lah masih aja nanya mata tu pakek"
"Perasaan gue nanya tu ke dika bukan ke elo monyed" Balas Mutia kesal, sambil menatap rezi penuh kebencian.
"Ngk, usah natap natap nanti suka" Mutia mengelidik ngeri mendengar perkataan rezi"mau sampe manusia tingal spek ragil, ngk akan gue mau sama lo"
"Emang gue mau?"
"Woiii, gue balik yh" Pamit raga meninggal lapangan basket di, halaman belakang rumahnya.
Raga membuat, pintu kamar nya dan membering kan diri di ranjang milik nya. Sambil menghela kan nafasnya.
Tak lama ponsel raga berbunyi, ia langsung mengangkat nya.
"Ga, maff aku lagi kecapean maff tadi ngk bisa nemenin kamu tanding? Gpp kan""Iya, gpp istirahat ya biar besok pas pembagian rapot, kamu udah bisa datang"
Telfon mati secara sepihak Raga, meletakkan ponsel nya. Hari ini ia sangat merasa kosong dan hampa. Mentari tak bisa ikut memberikan semangat untuk pertandingan basket. Dan acha entah gadis itu kemana, menghilang tidak ada kabar dan berita. Setiap ia keruangan acha ujian. Gadis itu sudah tidak terlihat.
"Kira, kira besok nilai gue gede ngk ya" Guman raga.
Tak lama, ada Vivi yang membuka pintu secara perlahan. Sambil memgang susu vanila kesukaan raga"belum tidur nak"Vivi meletakkan cangkirnya dan duduk di samping raga.
"Belum, ngantuk mah"
"gimana? hubungan raga sama Acha"ujar vivi.raga terdiam dan mengingat kejadian baru baru ini.
"Cha,ada raga tuh"Acha tak menanggapi malah masih fokus memainkan ponselnya.
"Cha,raga datang kek nya menuju ke elu deh"ujar mutia terdengar jelas di telinga raga.acha terdiam dan menutup matanya"jahat banget Lo ga"batin Acha berjalan mendahului tanpa.menyapa seperti dulu lagi .
Raga hanya terdiam, cuek melanjutkan Jalan nya. Pikirnya gadis itu mungkin sakit hati dengan perkataan nya kemarin.
Contohnya kejadian kali ini.
FlashbackAcha, sedang sibuk mencari buku untuk pelajaran fisika di perpustakaan. " Nah itu dia"seru acha menatap buku yang berada di rak paling tinggi. Ia hanya menoleh sejenak di arah raga. Dan pergi.
Raga,di sebrang sana hanya melirik acha"ke tumben ngk, minta ambilin"batin raga. Ia menoleh lagi acha meminta rezi untuk mengambil kan bukunya.
"Maksihyas rezz"
"Sama, samaa lain kali makan oncom biar tinggi jadi ngk nyusahin" Acha menatap rezi kesal "ngk, ada cerita oncom bisa buat tinggi bego""Ada, kek cinta ku ke Devi" Sambung Rezi. "Ngk, usah berharap sama yang beda agama gk akan nyatu"
"Kek, elu sama raga y" Balas Rezi. Acha tak membalas hanya duduk dan sibuk membaca buku.
"Acha,udah lama yah ngk datang ke rumah"sambung Vivi membuat lamunan raga buyar."iya mah"
"Mending,kamu datang ke rumah Acha sambil bawakan kue brownies panggang ini"raga terdiam menatap kantung itu."ayoo ga demi mama plis yah mau"raga mengangguk "ya mah"
Raga mengambil kunci motor nya dan Jaket sambil memegang kantong brownies nya.
Tak butuh waktu lama kini,raga sudah sampai di pekarangan rumah acha.terlihat di dari kejauhan raka dan acha sedang bercanda sambil memakan permen kapas.
"Tau ngk, siee tadi lucu banget gila ka" Raka, yang mengingat kejadian konyol tadi"anjing nya bisa ngomong"
"Kalau, cinta ku pada mu ngk akan bisa ngomong" Balas acha.
Raga yang mendengar celotehan mereka. Sedikit flashback kejadian terdahulu.
Flashback
"Ragaaaaa,cygggg Acha belikan permen kapas ayoo kita makan bareng bareng"raga menatap acha yang berada di samping nya dengan tetepan sinis"apapansi!Lo,beli ginian gue bukan anak kecil"
"Tapi,ga"acha membuka, pelastik di permen kapas. Dan mengambil sedikit untuk menyuapi raga.
"Mending Lo pergi dari pada lu disini gue mau ketemuan sama mentari"Acha terdiam tangan nya yang tadi ingin menyuapi raga terhentii" Raga, mah mentari mulu di temuin acha nya kapan""Ogah, gue mau ketemu ama lu"
"Pak ogah, ngk ada salah kok di katain sih" Raga diam dan beranjak pergi."Woiii, my bubu ku terswayanggg tercintaaaa ibuuu dari anak anak kuuuu babyyy babiii mau kemana" Teriak, acha dengan suara cempreng nya membuat mereka yang ada disana ikut menoleh mantapnya.
"Ehh,ada raga toh ayo masuk nak"pangilan dari Irene membuat.acha dan Raka yang sedang asik teralihkan.
"Raga"
"Iya Tante"raga berjalan mendekati Tante Irene tanpa menoleh ke arah mereka.
"Cha,Raka pulang yah"
"Kok, buru buru aka"
"Udah,Raka ada urusan penting salamin buat Tante Irene yah"Acha mengangguk."hati hati yah aka"Acha menghela nafas.sunguh berat ia harus menemui seseorang yang membuat nya sakit hati beberapa bulan ini.tapi ia harus apa.masih ada ikatan yang belum mereka selesai kan sepertinya Acha harus menyelesaikan nya.
"Raga,boleh bicara sebentar"raga menoleh belum sempat ia menjawab Irene sudah menjawab duluan"udah boleh,jangan gitu donk sama calon masa depan"
Raga mengangguk.dan berdiri mengikuti langkah Acha ketaman belakang rumah."Acha,mau kita buat rencana buat batalin perjodohan kita"
"Buat apa?"satu kata yang keluh keluar dari mulut raga.
"Yah,karna ngk bisa punya hubungan yang cuman satu tiang doank.acha cinta sama raga.dan raga sama sekali ngk yah buat apa?.buat sakitin hati Acha liat raga mesra sama kakak Acha yah Ngk lah ga"perkatan Acha membuat raga terdiam ia tersenyum"yah gue mau" Acha menyuruh raga mendekat kan telinga nya. Dan membisikan semua . Rencana yang ingin mereka susun.
"Jadii, gitu nanti chat aja yang Nomor gue. Buat lanjutin kapan " Raga menganguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconditional
Cerita Pendek"Alah ngk, usah sok deh, Emang, lo yah cewe kecentilan banget yang ngk punya harga diri" "Maksud lo apaa hah! Ngatain gue kek gitu!. Gue sama raka itu cuman temen dan ngk ada maksud buat deketin!!! "Acha menatap wajah raga dengan tajam. Raga tersen...