Tanda-tanda

140 24 1
                                        

Putri tidur yang, cantik. Sedang beristirahat memperjuangkan mu

 Sedang beristirahat memperjuangkan mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ᥫ᭡

ᥫ᭡

ᥫ᭡

ᥫ᭡

ᥫ᭡

Di pagi ini, raga dan mentari sedang menjenguk. Acha di rumah sakit. Sebenarnya raga tidak ingin singah dahulu kerumah Sakit. tapi mentari selalu memaksanya dirinya. membuat nya mau tak mau harus kesini.

Acha, sudah tiga pekan tidak sadarkan. Diri ia koma dan terbaring tak berdaya akibat kecelakaan truk kemarin.

Raga hanya menatap acha, mengeluarkan satu patah  berkata kata pun.

Ia beralih menatap mentari yang berhadapan dengan nya. "Ciee, kangen sama acha? Yah"raga mengeleng" Ngk, lah buat apa pacar aku kan kamu"

"Justru, aku seneng dia koma kek gini, jadi ngk ada lagi deh yang gangu hubungan kita"

"Dia, ngk gangu dia cuman memperjuangkan cintanya" Balas, mentari. Ia menatap acha "walaupun, aku ngk pernah kenal dia secara intes tapi aku tau kok, dia anak baik" Puji, mentari.

Raga, dan mentari kedua pasangan ini .selalu menjenguk, acha di rumah sakit. Sekedar mengajak ngobrol dan bercanda biasa. Sebelum pergi ke sekolah.

"Ga udah jam 7 pergi yuk" Raga, menganguk .

Sesampainya di sekolah, raga terus menggandeng tangan mentari dengan posesif.dan mentari hanya diam sudah, sering ia memperingati jangan memgang tangan nya tapi tetep raga tetep lah raga keras kepala.

Lagi, pula tak banyak juga anak, cakrawala mengidolakan mereka. Sebagai pasangan tersoswit di sekolah ini. Tapi pasti ada juga yang mengunjung mereka.

"Ga? Kamu, masuk dulu ya aku mau ke toilet bentar" Raga menganguk. "Iya, hati hati yah"

muti, tersenyum tipis menatap bangku di samping nya. Rasa rindu dan kehilangan acha yang tak sadarkan diri tiga minggu terahir membuat nya sangat sedih.

Biasanya selalu ada acha yang berceloceh tentang raga. Memuji raga dan lain lain. Tapi sekarang bocah tengil itu malah koma dengan nyenyak"acha, bangun, muti kangen makan bakso sama acha"

"Udah makan? Bakso sama gue aja mau?" Suara bronton. Mutia mendongak kan wajahnya "emang lu? Mau makan sama gue" Dika, mengganguk"mau lah"

"Tapikan? Gue jahat udah nyelingkuhin elu" Dika terdiam sejenak "kalo, bisa di liattt cinta gue tu, sama kek cinta acha ke raga tulus. Tapi ngk di hargain"

"Tapi? Muti, hargain cinta dika kok" Jawap Mutia. Dika menyolek dagu Mutia "tapi, kanapa selingkuh cantik"

Belum, sempat Mutia membalas ucapan dika.

Sudah terlebih dahulu qila yang memangil dika dari kejauhan. "Dikaa jadikan? Ke Perpus"

"Jadii, lah"
"Ayo, sekarang"
"Gas"
"Mut, gue pergi dulu ya " Mutia, menganguk.

"Kecian, sudah keduluan yang lain, huwe syakitt"goda dimas, memegang dadanya.

" Apaapansi lo, datang datang ga jelas.gue sambit juga"

"Berani!lo"
"Berani lah, dasar bencong" Ejek, Mutia kesal.

"Sok, cantik lu"balas dimas.
"Emang, gue cantik dika, aja suka"

"Dih"

Kini, dimas rezi dan juga dika ketiga, cowok ini sedang mengoda cewek cewek yang berada di kantin.

"Wih, adek makin cantik aja nieee. Bisalah jadi ayang nya aaak" God, dimas sambil memainkan alis nya.

"Dih, apaansi"

"Ciyaaaa, di tolakk huwww kecian" Ledek rezi.

"Eh, adaa si cantik linaa.mau kemana nie" Goda rezi membenarkan rambut nya.

"Apaapansi! Lo ngk jelas"

"Eh, lin jangan galak galak gitu, donk sama aak. Nanti cinta" Lina mendengar  mengelidik ngeri"gue"tunjuk diri nya sendiri.

"Cinta? Ama lo???, ih jijik"ujar Lina, langsung pergi meninggalkan rezi.

" Cielah udah, lah lu ama Lina ngk bakalan terkejer mending lu ama si nadin aja noh"rezi menoleh ke arah nadin. "Ih, ogah gue"

"Ogah, ogah,gitu pernah jadi ayang luu"

Mutia, mengaduk ngaduk minuman jus nya. Sambil menatap ke arah dimas yang berada di depan nya. "mas, gue kangen acha deh. Kira kira, dia kapan sadar yh"

"Do'ain, aja secepetnya" Balas dimas. behadap di sebelah dimas. Dan Ada raga yang mendengar obrolan mereka berdua.

Raga, sedikit tersenyum tipis mengingat kenangan di masalalu nya.

"Ehh, aga mau kemana" Teriak, acha berlarian menyusul raga.

"Raga, berhenti donk, jalan nya acha, capek tau"

"Siapa? Juga, yang suruh lu ikut" Balas raga. Dengan datar memasuki mobilnya. Dengan cepat acha masuk ke mobil. "Raga, jalan yukk"

"Gk"
"Ayooooo"
"Ngkkk"
"Kenapaa???"
"Mau, jalan sama mentari" Balas raga. Melajukan mobilnya. Acha hanya terdiam meneguk selvina nya.

"Diem?"
"Ngk, lagi ketawa"balas, acha kesal. Berkecak pinggang mengadap ke kaca mobil. " Ciee, ngambek"

"Ngk!"
"Mau? Es krim?" Acha tersenyum, mantap raga"iya"

Acha, dan raga duduk, di sekitar taman, dekat rumah acha. Sambil memakan es krim, yang mereka beli. "Makasih,agaa"

Raga, menganguk sambil memakan es krim milik, sambil melirik acha.

"Ga, nanti kaloo, kita nikah nama anak kitaaa apa yah" Raga menoleh "dih, siapa juga mau nikah ama lu halu"

"Eh, jangan gitu kan siapa tau. Kita kira apa yah??" Acha mulai memikirkan sesuatu.

"Kenapa? Ngk riki dan riko kek ngk sieee" Raga mengeleng"ngk! "

"Ih!!! Harus iyaa!!! Acha aduin ke mama nie!!!" Tariak acha. "Terserah"

Raka, meletakan Al-quran yang baru saja ia baca. Menatap acha sedang tertidur pulas dalam koma. Badan acha telihat lebih kurus dari biasanya. Yang biasanya kuat enejik sekarang, seperti lemah tak berdaya. Membuat dada Raka sedikit sedih.

Raka mengambil tangan acha. Dan menciumnya "yang, sehat cha Raka kangen acha" Raka memeluk tangan acha.

"Acha? Tau, ngk?"
"Raka, sedih tau acha sakit gini. Acha lama banget tidur nya. Aka kangen acha. Nanti kita main pakek boneka boba" Ujar raka seakan akan berbicara dengan acha.

Tidak lama dari itu raka yang mengengam tangan acha merasakan jari jemari acha. Seperti bergerak. Membuat nya melepaskan tangan acha . Dan menghapus air matanya "dokter, dokter dok" Pangil raka berlarian keluar dari ruang inap acha.

unconditionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang