"Alah ngk, usah sok deh, Emang, lo yah cewe kecentilan banget yang ngk punya harga diri"
"Maksud lo apaa hah! Ngatain gue kek gitu!. Gue sama raka itu cuman temen dan ngk ada maksud buat deketin!!! "Acha menatap wajah raga dengan tajam.
Raga tersen...
”Jadilah dirimu sendiri, jangan sampai Karna cintanya kau kehilangam jati diri mu”
Rakandraravendra
* * * * * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hening, itu yang di rasakan acha yang memeluk erat pingang alvro.dan kepala acha bersender di bahu alvaro"acha? Sedih "ujar alvaro mencairkan Susana.
" Acha, sedih bang kenapa acha ngk bisa dapatin hati raga"adu acha.
"Sekarang memang belum bisa aja kan nanti raga cair sama acha" Balas, Alvaro. Sebenernya Alvaro tak yakin 100% dengan yang ia ucapkan. Ia sering Melihat dari kejauhan. Raga seperti nya sangat mencintai mentari.
"Iyah? Yah bang" Balas, acha sangat tak bersemangat. Teringat kejadian tadi pagi dimana. Raga sangat antusias menerima bekal dari mentari.
"Mencintai? Orang itu sulit yah bang" Ujar acha. "Konsekensi mencintai orang emang gitu cha. Kalo ngk dapet cinta dapet jatuh nya doank" Balas Alvaro.
Tak, butuh waktu lama kini Alvaro Dan acha. Sudah sampai di perkaragan rumah acha. "Ini Mertabak nya" Alvaro memberikan Mertabak yang mereka beli di jalan.
"Makasih bang varo.hati hati di jalan yah bang" Alvaro tersenyum, Melihat tingkah adik kecil nya. Dan mengelus lembut puncak kepala acha"siap,cha"
"Bang?mau mampir ngk" Ujar Acha. Alvaro mengeleng kan kepala nya"ngk cha,nanti mama nunguin"jawap Alvaro.
Acha, tersenyum tipis "salam yah bang buat mama"
"Asiapp" Jawap Alvaro.acha melabaikan tangan. Dan Alvaro mulai mengas pedal motor nya. Menjahui perkaragan rumah acha.
Seperti, biasa acha sedang duduk sambil memegang gitar pemberian almarhum yudha. Sewaktu umur nya genap 15 tahun. "Papa, tau ngk" Acha mengelus lembut gitar pemberian yudha "acha, sekarang udah cinta sama cowo. Tapi cinta pertama acha sekarang berubah ngk kek dulu lagi" Acha memainkan gitar.
"Eh, lu tau? Ngk bakalan ada pertandigan basket bentar lagi" Ujar, mutia . "Raga vs raka kan? " Ujar acha. Mutia menganguk "bener, bangett huww ngk sabar deh liat raka, pasti dia ganteng bangett. Nanti keringatan nya netess"
"Ngk, seganteng raga gue" Balas, acha menopang tangan ya di dada. "Ah, raga mah jauh sama raka kek langit Dan bumi" Balas, mutia. "Masak"
"Dih, mata lu kek nya ketutup deh, ama cinta lu ke raga. Sampe sampe cowo seganteng. Raka lu bilang masih gantengan raga" Devi hanya diam mendengar ocehan dari kedua sahabat nya ini.
"Dih, mata lu kali ketutup. Udah tau Di ka ganteng masih aja milih bimo yang badan kek kertas" Mutia, langsung memukul kepala acha"endes mu"
"Gantengan, cowo wp" Kali ini bukan acha mau pun mutia. Tapi Devi ikut, bicara"suka, kok ama fiksi"sindir, acha.