boneka

106 20 0
                                    

Jagan, lupa vote✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jagan, lupa vote✨.

"Mah,Acha ke atas yah"

"Iya, nak hati hati" Acha melangkah kan, kaki nya menaiki tangga.

Ia, membuka kamar nya. Yang berdekorasi Aestentic.ia berjalan mengahampiri meja nya. Dan mengambil novel yang baru saya ia beli bersama raka kemarin.

Acha, tersenyum melihat tanda tangan raka disana.

"Ihh,kak raka kek artis aja deh" Ejek Acha. "Dih, kakak emang artis artis di hati kamu" Jawap, raka menyolek dagu Acha. "Ihh"

Raka, mengambil, novel yang baru saja mereka beli. Terletak di samping acha. "Kasih, tanda tangan dulu, ah sebelum kakak ngk ada" Raka langsung menuliskan tanda tangan nya.

"Emang?, kak Mau? Pergi" Raka, menganguk"Mau, pergi ke hati kamu"pipi, Acha seketika memerah mendegar ucapan raka. "Gemesh, ih"raka, mencubit pipi Acha.

Acha, duduk di kursi bersebelahan dengan jendela.

"Hahaha, kamu lucu bangett si gaa"

"Apaansii, kamu, ini gk lucu Malu tau"

"Hahahaha"

Mendegar, ada suara yang tidak asing bagi nya. Acha menoleh. Terlihat ada raka Dan mentari disana.

Tangan nya mengepal. Acha cemburu, cemburu dengan interkasi. Mereka yang di bawah.

Raga sedang memeluk mentari. Sedang kan mentari memegang balon. Dan permen kepas.

Irene. Membuka pintu, secara perlahan."senja"guman irene.irene mendekati acha. Dan matanya mencari sesuatu yang di tatap acha tanpa henti.

Irene, duduk dan memeluk acha"senja"acha membalas pelukan. "Senja? Anak? Mama cemburu" Acha terdiam, tak mengeluarkan satu patah kata pun.

"Mau? Mama pisahin? Mereka" Ujar, irene.

"Ngk, mah, jangan"
"Acha, ngk mau ngerusak kebahagiaan. Raga. Acha cuman mau hilangin perasaan acha buat raga. Mama? Mau bantu ngk" Irene tersenyum.

"Iya, mau kok, kalo? Kamu mau batalin pertunangan kamu juga boleh mama setuju"

"Emang? Boleh, mah"tanya acha memastikan.

" Boleh, donk. Karna cinta itu tidak untuk di paksakan. Apa lagi? Ikatan pernikahan harus sama sama menginginkan. Mama juga ngk mau nanti kamu makan hati. Sama orang yang ngk cinta sama kamu"jelas, irene.

"Mending, kamu ikhlasin raga yah nak.bukan apa? Cinta itu ngk, bisa di paksain semakin kamu paksa semakin nyiksa kamu" Acha, terdiam menundukkan kepala.

Tak lepas dalam, ingatan. Nya selama hampir satu tahun lebih. Acha selalu mengagu kehidupan raga. Mendatangi rumah nya. Memberikan makanan yang sama sekali tak pernah raga makan. Dan selalu memaksakan kehendak nya.

"Coba? Nak, kamu di posisi raga? Apa kah kamu? Bakalan, risih di kejar kejar terus" Acha semakin bungkam.

"Dari pada, kamu sama raga mending sama raka, sepertinya dia tulus sama kamu nak" Acha, mengeyir"raka?"irene menganguk.

"Dari pada, kamu sama raga mending sama raka, sepertinya dia tulus sama kamu nak" Acha, mengeyir"raka?"irene menganguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari, ini adalah hari pertama acha setelah kecelakaan mobil hampir dua bulan yang lalu. Ia masuk kembali kesekolah nya.

Dengan, di temani nadin dan juga Mutia. Acha berjalan santai. Banyak sapaan Rama dari, anak anak di sekolah cakrawala.

Sebenarnya , acha cukup populer di sekolah ini. Ia pernah menjuarai lomba nyayi. Antar sekolah, wakil eskul dance.

"Cha, ada raga" Bisik, Mutia. Acha menghela nafas"acha, raga ngk cinta sama kamu, jangan di kejar ya"batin nya. "Mut, ayo masuk" Acha menarik Mutia memasuki kelas.

"Wihh, ayank, udah masuk lagi nie" Ujar, rezi dan dimas. "Apaansi" Balas, raga.

"Cha?,lu? Ngk kasih raga? Bekeli gitu?" Tanya Mutia.
"Buat? Apa?" Balas, acha.

"Yah, biasanya kan, lu gitu, kalo ngk kasih nasi goreng, sandwich, roti, apa kek gitu"

"Pada?, gue di intrograsi,panjang lebar mending gue keluar ajalah" Batin acha. "Mut, acha ke perpus ya"

"Buat? Apa, mau gue temenin?" Acha, mengeleng. "Ngk, usah acha aja, acha bisaa" Teriak, acha berlarian keluar dari kelas begitu saja.

Mutia, hanya mengelengkan, kepala nya. Dan mengambil hendfone di sakunya. "Eh? Ada, titipan makanan? Ngk, dari acha" Tanya, rezi yang baru datang .duduk di atas meja.

"Ngk, tau gue tanya malah, lari tu anak" Jawab, Mutia.

"Diakan? Baru sembuh tu dari rumah, sakit kali aja kan? Lupa, masak atau apa kek" Timpal, dimas. "Nah, bener juga tu"

"Biasanya, kan tu anak ngasih bekel mulu, setiap pagi buat raga" Belum, sempat rezi melanjutkan perkataannya. Mutia, langsung melanjutkan kan nya. "Dan, raga ngk pernah makan tu, bekel. Jadi kalian yang makan. Dasar kere"

"Cha, ada acara valentine ni" Ujar mutia. Acha menganguk mengerti. "Terus?"

"Lu? Kok kek b aja sie, ini kan acara yang lu tunggu setiap tahun.kali? Ini lu? Mau sama siapa? Masih? Mau sama raga?buat jadi pasangan" Ujar mutia.

Acara valantine di sekolah. Sudah dua tahun Acha mengikuti acara tersebut.untuk tahun kemarin seingat nya. Is memaksa raga untuk dance bersama nya.

"Ngk, tau gue bingung mungkin? Malam, nanti gue ngk ada pasangan kali? Yah. Gue juga belum beli baju" Ujar Acha. "Yah, tapi ngk lu harus ikut. Lu ngk? Kesian sama gue? Gue udah putus sama dika.biki lagi si luar kota dan sekarang gue jadi MC"

"Iya"ujar, Acha malas menangapi perkataan sahabatnya.

Langkah mutia Dan Acha, terhenti. Mutia menoleh ke arah Acha. Dan mengelus bahu Acha.

"Boneka,buat kamu "ujar, raga memberikan boneka teddy berwarna coklat. Dengan tulisa, I love you.

" Terima"
"Terima"
"Terima"

Mentari, tersenyum tipis, menoleh ke arah Acha. Dan menerima, boneka tersebut.

Mutia, langsung menarik Acha menjauh dari keramaian"Aku, sama kak mentari kaka?adik.kenaapa? Kak mantari tega, Kek gitu sama aku. Kenapa?dia ngk bisa jaga perasan Aku "batin acha.

unconditionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang