23. Satu kamar

5.4K 202 1
                                    

"Berapa lama nih kita nginep disini?" Tanya Indah menatap sang sahabat yang masih setia duduk diatas ranjang.

"Ya sampai kita punya cucu lah." Jawab Nita dengan cepat. Sedangkan Indah menatap tidak percaya kepada sang sahabat.

"Mau sampai kapan nungguin  mereka?" Tanya Indah. "Aku nggak yakin kalau mereka bakal cepet punya anak." Gumam Indah yang masih bisa didengar oleh Nita.

"Iya pokoknya kita harus usaha bagaimana caranya biar mereka cepet punya anak." Jawab Nita dengan cepat.

Mereka berdua memang sengaja merencanakan untuk menginap di rumah anak dan menantunya, itu semua karena mereka berdua ingin memastikan bahwa anak dan menantunya tidur dalam satu kamar dan juga satu ranjang.

"Tapi gimana caranya?" Rasanya Indah tidak percaya jika usaha mereka berdua kan berhasil untuk memiliki seorang cucu.

"Udahlah pikiran nanti aja yang penting kita udah bisa tinggal di sini dan ngawasin mereka berdua." Lagi-lagi Indah hanya menganggukkan kepalanya ke arah Nita.

Sedangkan di dalam kamar Erland dan juga Clara tengah dilanda kecanggungan yang sangat mendalam, Erland yang duduk di sofa dengan laptop di pangkuan nya serta Clara yang duduk di ranjang dengan ponsel di tangannya.

"Khem!" Erland berdeham kecil untuk menarik perhatian sang istri. Sedangkan Clara yang tidak peka hanya diam saja dengan terus fokus pada ponselnya.

"Clara." Panggil Erland, Clara langsung saja mendongak kan kepalanya untuk melihat Erland. Ia menaikkan satu alisnya sambil memandang Erland.

"Saya cuma mau minta sama kamu, buat rubah panggilan kamu ke saya saat didepan mama mama kita." Sambung Erland yang memperhatikan perubahan wajah Clara.

Setelah mengatakan itu Erland kembali diam dan fokus pada layar laptopnya, sedangkan Clara gadis itu hanya diam di tempatnya tanpa menjawab apapun kepada sang suami.

Erland langsung bangkit dari duduknya saat mendengar adzan maghrib yang sudah berkumandang. Setelah itu ia segera melaksanakan sholat maghrib tanpa menunggu Clara yang masih setia duduk di atas ranjang.

Barulah setelah Erland selesai dengan sholatnya Clara bergegas mengambil wudhu dan juga mukenanya, setelah mereka berdua selesai sholat secara terpisah barulah mereka berdua turun ke bawah untuk makan malam bersama kedua mama mereka.

"Duduklah, mama udah masak makanan kesukaan kamu." Kata Indah yang menunjuk beberapa makanan diatas meja.

Makanan yang akhir-akhir ini jarang dimakan oleh Erland, "Iya mah." Jawab Erland tersenyum.

Clara dan Erland duduk dikursi yang berseberangan dengan kedua Mama mereka, kedua wanita paruh baya itu terus menatap kearah pasangan suami istri itu dengan lekat.

"Clara ambilin suamimu makanan dong." Kata Nita yang melihat Erland yang sudah mengangkat piringnya.

Clara segera menganggukkan kepalanya kemudian mengambil alih piring yang dipegang oleh Erland. Tanpa bertanya pada Erland Clara langsung menuangkan nasi dan juga lauk pauk yang tersedia di atas meja.

Kedua wanita paruh baya itu hanya tersenyum menatap kearah keduanya. Indah menginap di sini karena sudah diperbolehkan oleh sang suami, karena suaminya yang pergi keluar kota sedangkan adik Erland sudah kembali ketempatnya kuliah.

Mereka makan dalam suasana yang hening, tapi terkadang juga Nita dan Indah terlibat dalam obrolan kecil. "Mah aku ke kamar dulu." Kata Erland yang sudah menghabiskan makan malamnya.

Kedua wanita paruh baya itu segera mengangguk pelan kemudian tersenyum hangat kearah Erland, Erland segera meninggalkan meja makan dan berlalu pergi ke kamarnya.

Banyak pekerjaan yang harus ia urus dan selesaikan malam ini, mungkin juga malam ini dia tidak akan tidur karena banyak sekali pekerjaan.

"Biar Clara aja mah." Kata Clara yang sudah berdiri dari duduknya. Kemudian gadis itu dengan cepat mengambil piring kotor di hadapan sang mertua dan juga mamanya.

Di dapur Clara segera mencuci piring kotor dan juga mangkuk-mangkuk tempat sayur tadi. Setelah selesai mencuci piring Clara langsung kembali ke meja makan di mana mama mertua dan mamanya yang masih asyik mengobrol.

"Sekarang kamu istirahat aja, mungkin Erland juga udah istirahat." Kata Nita yang mendapat gelengan kecil dari Clara. Kedua wanita paruh baya itu menautkan kedua alisnya saat melihat Clara menggeleng pelan.

"Clara mau nonton TV di sini mah." Jawab Clara setelahnya. Nita menghembuskan nafasnya lelah melihat sikap putrinya yang belum juga berubah.

"Di dalam kamar Erland kan ada TV. Kenapa nggak nonton di sana aja sama Erland." Kata Indah dengan cepat. Dengan pasrah Clara mengikuti saran dari sang mertua.

Dengan langkah gontai Clara naik ke lantai dua untuk menuju ke kamar sang suami. Beberapa kali Clara menarik nafasnya pelan kemudian menghembuskannya kembali saat sudah berdiri di depan pintu kamar Erland.

Tok.

Tok.

Tok.

"Pak Erland." Panggil Clara dengan suara pelan nya. Sedangkan Erland yang sibuk berkutat dengan laptopnya segera mendongakkan kepalanya dan menatap kearah pintu yang masih tertutup.

"Iya masuk." Jawab Erland dengan cepat. Kemudian gadis itu mendorong pintu kamar sang suami dengan pelan dan mendapati sang suami yang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya.

"Ada apa?" Tanya Erland yang fokus pada laptop nya. Clara menghembuskan nafasnya kasar dan menatap sang suami dengan tatapan yang sedikit tidak suka.

"Saya harus tidur dimana pak." Jawab Clara dengan suaranya yang sangat pelan. Mendengar itu Erland segera mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Clara yang juga sedang menatapnya.

"Di ranjang." Jawab Erland dengan cepat. Clara sangat ragu jika dirinya harus tidur di satu ruangan dengan laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya.

"Tenang saya tidur dibawah kok." Sambung Erland kembali. Sedangkan Clara langsung menatap wajah Erland yang menatap laptop.

Clara menatap sekeliling dalam kamar ini, di dalam kamar ini hanya ada ranjang besar di tengahnya dan juga nakas di samping kiri dan kanan.

Serta meja rias dan juga dua sofa dan meja nya, serta kamar mandi dan walk in closet. Erland memang memiliki tempat penyimpanan barang-barangnya sendiri di dalam kamarnya.

"Bapak tidur dilantai?" Tanya Clara yang beberapa kali mengerjapkan matanya. Erland langsung menganggukan kepalanya pertanda ia setuju.

Sedangkan Clara ia meringis pelan membayangkan bahwa suaminya dan juga dosennya tidur di lantai, sedangkan dirinya tidur di atas ranjang yang empuk dengan selimut yang tebal.

"Tidurlah, bukankah besok kamu sudah kuliah." Jawab Erland kembali. Clara menghembuskan nafasnya pelan mendengar ucapan dari sang suami.

Kemudian gadis itu berjalan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan juga membasuh wajahnya, baru setelah itu Clara menaiki ranjang sambil menarik selimut sampai batas dada.

Clara menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 7.30 malam, itu artinya ini masih terbilang masih sore untuk tidur malam hari.

Akhirnya Clara kembali memilih bersandar di kepala ranjang dengan ponsel di tangannya. Sesekali juga ia melirik Erland yang fokus pada laptopnya.

Clara hanya menscroll akun social medianya saja, karena tidak ada pekerjaan apapun yang berhubungan dengan ponselnya.

Lama Clara bermain ponsel rasa kantuk menyerang dirinya, setelah itu Clara meletakkan ponselnya di samping tempat tidurnya kemudian segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.





ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang