26. Kuliah lagi

4K 180 1
                                    

"Wah, beneran ternyata hari ini udah masuk." Kata Tara yang melihat Clara berjalan mendekati dirinya dan juga Sarah.

"Iya nih." Sambung Sarah yang mengedipkan sebelah matanya kearah Clara. "Hay!!" Sapa Clara sambil melambaikan tangannya.

"Berangkat sendiri?" Tanya Tara yang mendapat gelengan kecil dari Clara. "Diakan udah punya suami, ya pasti sama suaminya lah." Jawab Sarah.

"Kalian jangan ngomong soal suami-suami deh nanti kalau didengar orang lain." Jawab Clara menatap bergantian kedua sahabatnya.

"Iya deh." Kata Tara dengan cepat. Kemudian ketiga gadis itu segera pergi menuju ke kelasnya. Di dalam kelas Clara banyak yang menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo kemana aja sih?" Tanya seorang gadis yang duduk di depan Clara. "Udah deh, ada pak Erland tuh." Jawab Sarah yang melihat Erland sudah memasuki kelas.

"Pagi semua!!" Kata Erland dengan wajahnya yang datar, tidak ada senyum ataupun apapun di wajah laki-laki itu.

"Pagi pak." Jawab semua mahasiswa yang duduk dihadapan Erland. Kemudian Erland segera memulai mata kuliahnya.

Sedangkan Clara gadis itu sesekali mencuri pandang ke arah Erland yang sedang menerangkan di depan kelas, dan itu semua tidak luput dari perhatian Tara dan juga Sarah.

"Tenang nggak bakal ilang kok suami lo." Kata Sarah berbisik kepada Clara. Clara yang mendengar itu langsung menoleh kearah Sarah kemudian memutar bola matanya malas.

Jam di depan terus berputar dengan sangat cepat begitu juga mata kuliah Erland hari ini, "Baiklah terimakasih untuk semua, saya permisi." Kata Erland yang kemudian keluar dari kelas tersebut.

Yang diikuti oleh semua siswa yang ingin pergi ke kantin karena sudah waktunya istirahat, Clara menangkap pemandangan yang sangat menyakitkan hatinya.

"Pak Erland terlihat sangat dekat dengan Bu Naila." Kata Clara di dalam hatinya. Tatapannya terus menatap Erland yang berjalan diikuti oleh Naila di belakangnya.

"Kenapa sih?" Tanya Tara yang menyadari perubahan wajah di diri Clara. Clara gadis itu segera pergi dari tempat itu menuju kantin.

Dan sialnya lagi di kantin ia harus bertemu Kenzie sang mantan kekasih, "Clara aku minta maaf." Kata Kenzie yang berdiri dihadapan Clara yang sedang duduk.

Namun lagi-lagi Clara hanya mengacuhkan ucapan Kenzie yang menurutnya tidak berarti bagi dirinya, hatinya sudah terlanjur sakit karena perbuatan Kenzie dan juga Zahra.

"Aku beneran minta maaf aku udah putus sama Zahra." Ucapan tiba-tiba Kenzie itu membuat Clara langsung mendongak menatap wajah Kenzie yang memohon.

"Eh, ngapain kesini. Pergi lo!!" Kata Tara yang baru saja datang setelah memesan makanan. "Tara aku mohon aku pengen bicara sebentar sama Clara." Jawab Kenzie kembali.

"Nggak, belum cukup nyakitin hati sahabat gue!!" Akhirnya Kenzie pergi dari hadapan Clara karena diusir oleh Tara. Setelah kedatangan Kenzie Clara terlihat muram dan juga sedih.

"Udah jangan dipikirin, lo fokus aja sama kuliah dan suami lo." Kata Sarah yang menatap Clara.

"Tapi aku masih cinta sama Kenzie." Jawab Clara didalam hatinya. "Mungkin rasa cinta itu akan tetap ada didalam hatiku." Sambung Clara kembali.

Sedangkan Erland ia sudah mati-matian untuk menghindari Naila. "Bu tolong kerjasamanya saya masih banyak pekerjaan jadi tolong jangan ganggu saya." Kata Erland dengan tegas kepada Naila.

"Pak, tapi saya cuma pengen makan siang sama bapak." Jawab Naila. Namun Erland tidak memperdulikan Naila, ia terus berjalan meninggalkan wanita itu.

Sampai di mana Naila mengejar Erland kemudian menarik tangan Erland dengan sangat kuat. Yang membuat Erland langsung menabrak tubuh Naila.

Dan hal itu ada tiga pasang mata yang melihat kejadian itu, siapa lagi kalau bukan Clara, Tara dan juga Sarah. Mereka bertiga melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.

"Ternyata Bu Naila ganjen banget ya." Kata Tara yang langsung mendapatkan pukulan di lengannya oleh Sarah.

Sedangkan Clara ia merasakan sakit di hatinya melihat suaminya dipegang-pegang oleh wanita lain, "Ayo kita pergi." Kata Clara yang dengan cepat menarik kedua sahabatnya untuk pergi menjauh.

"Bu Naila, kalau Bu Naila terus begini saya akan laporkan kepada pimpinan di kampus ini." Kata Erland dengan sangat tegas yang membuat Naila langsung menundukkan kepalanya.

"Kenapa pak Erland selalu menolak saya? Apa karena umur saya lebih tua dari Pak Erland?" Tanya Naila dengan suara nya yang terlihat sedih.

Mendengar itu Erland menjadi sedikit merasa bersalah, bukan karena Naila lebih tua darinya tapi Erland menghormati Clara yang berstatus sebagai istrinya.

"Bukan Bu, tapi seharusnya ibu paham ini di lingkungan kampus Tidak sepantasnya ibu berbuat seperti itu." Setelah mengatakan itu Erland segera pergi meninggalkan Naila yang sudah menitikkan air matanya.

"Kenapa pak Erland berubah banget, dulu meskipun pak Erland selalu nolak saya dia tidak pernah membentak ataupun ngomong kasar." Gumam Naila yang terus menatap Erland yang berjalan menjauh.

Naila sangat merasa sedih karena perubahan sikap Erland yang menurutnya berubah drastis sejak beberapa minggu ini. "Apa pak Erland sudah punya kekasih, atau istri?" Tanya Naila di dalam hatinya.

Kemudian wanita itu berjalan meninggalkan tempat itu menuju ke ruang dosen, di ruang dosen hanya ada beberapa guru saja dan ia tidak mendapati Erland di dalamnya.

Hal itu membuat hati Naila berdenyut nyeri serta mata yang sudah berkaca-kaca, "Apa saya nggak pantes buat pak Erland?" Tanya Naila di dalam hatinya.

Kemudian wanita itu memilih duduk di di kursi meja nya. Dan membuka tugas-tugas dari mahasiswa-nya.

Di sinilah sekarang Erland berada di rooftop kampus, ia memang lebih sering menghabiskan waktunya di sini di saat ia merasa tidak nyaman saat berada diruang dosen.

Tidak banyak yang mengunjungi rooftop ini di saat semua siswa tengah pembelajaran, Erland memejamkan matanya sejenak sambil merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Erland, kamu kenapa sih?" Tanya Erland pada dirinya sendiri. Ia merasa aneh pada dirinya saat tadi pagi bersama dengan sang istri dan bertemu dengan Kenzie.

"Apa cuma gara-gara kamu mendengar Clara memanggil nama Kenzie?" Erland kembali memejamkan matanya untuk menjernihkan pikirannya.

Setelah beberapa saat duduk di rooftop ia segera turun menuju ke ruang dosen, sangat beruntung karena disana hanya ada satu dosen laki-laki saja.

"Loh dari mana pak?" Tanya Pak Dimas yang langsung mendongak saat melihat Erland memasuki ruang dosen.

"Biasa pak." Jawab Erland sambil tersenyum ramah ke arah Pak Dimas. "Bosen ya pak digangguin sama Bu Naila terus?" Tanya Dimas yang mendapat anggukan dari Erland.

Hampir semua dosen di sini mengetahui bahwa Naila menyukai Erland, "Kalau takut digangguin mending coba cari istri pak." Sambung pak Dimas yang diiringi dengan kekehan kecil.

"Tidak usah mencari pak, kalau saya memang sudah mempunyai istri, tapi sayang istri saya istri yang tersembunyi." Jawab Erland di dalam hatinya.

"Loh kenapa bengong pak?" Tanya Pak Dimas yang melihat Erland hanya menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Eh, enggak kok pak." Jawab Erland dengan cepat. Setelah perbincangan singkat itu Erland segera mengerjakan kembali tugas-tugasnya yang berupa memberi nilai untuk mahasiswa nya.

ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang