Sinar matahari nampak malu-malu keluar dari persembunyiannya, namun kedua suami istri itu belum terbangun dari tidur lelapnya.
Sesekali Clara menggerakkan tangan dan kakinya yang terasa pegal dan juga kaku. Tapi tidak dengan Erland laki-laki itu tidur dengan nyenyak tanpa merasa terganggu dengan suara kicauan burung diluar sana.
"Emmh!!" Lenguh Clara pelan, saat akan menggerakkan kakinya dia baru ingat jika kakinya saat ini terkilir dan tidak mungkin bisa berjalan seperti biasa.
Matanya terbuka dengan sempurna dan melihat Erland yang masih tertidur diatas sofa tanpa selimut, "Ini udah jam setengah enam." Gumam Clara melirik ponsel disebelahnya.
"Pak Erland." Panggil Clara sedikit keras, tidak beberapa lama Erland membuka matanya.
"Em, ternyata sudah pagi." Gumam Erland sambil mengucek matanya.
"Pak Erland hari ini kekampus?" Tanya Clara setelah berhasil bersandar di sandaran ranjang.
"Iya, tapi agak siangan." Jawab Erland, matanya masih enggan untuk terbuka.
"Kamu mau kekamar mandi?" Tanya Erland saat melihat Clara menurunkan satu kakinya.
"Iya pak." Jawab Clara pelan, Erland langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Clara.
"Biar saya bantu." Kata Erland membantu Clara berdiri, saat sudah berhasil berdiri jarak keduanya sangat dekat membuat jantung Clara berdetak cepat.
Setelah Clara masuk kedalam kamar mandi, Erland bergegas naik keatas untuk mandi dan bersiap.
Tidak butuh waktu lama Erland sudah selesai bersiap hanya saja dia belum memakai sepatunya.
Saat membuka pintu kamar Clara, Erland dikejutkan dengan kehadiran Clara yang berdiri didepan lemari dengan handuk yang melekat ditubuhnya.
Clara keluar kamar mandi dengan bantuan dinding sebagai pegangan nya, karena saat memanggil Erland laki-laki itu tidak kunjung datang.
"Maaf-maaf." Kata Erland kembali menutup pintunya. Tadinya dia berfikir jika Clara belum selesai mandi jadi dia langsung masuk kedalam.
Clara menghembuskan nafasnya pelan, "Malu banget." Gumam Clara, pipinya terasa panas saat ini.
Ia segera mengganti pakaian nya didepan lemari, "Clara apa sudah selesai?" Tanya Erland dari luar kamar Clara.
"Sudah pak." Jawab Clara pelan namun masih bisa didengar oleh Erland.
Erland kembali membantu Clara untuk sampai dimeja makan, didepannya sudah banyak sekali tersedia makanan yang dibuat oleh bik Siti.
"Makasih pak." Kata Clara tersenyum tulus pada Erland.
"Iya sama-sama." Jawab Erland membalas senyuman Clara.
Clara sangat heran dengan sang mama, kenapa mamanya tidak pernah menanyakan kabar tentang dirinya atau berkunjung kerumahnya.
Hal itu membuat pertanyaan besar dibenak Clara. "Kira-kira mama lagi apa ya, aku kangen banget." Gumam Clara yang masih setia duduk dikursi meja makan.
"Bibik!!" Panggil Clara sedikit keras. Siti yang sedang mencuci pakaian segera berlari ke arah Clara.
"Bibik tolong bantu aku ke kamar ya." Kata Clara dengan suaranya yang pelan. Siti langsung menganggukan kepalanya dan membantu Clara untuk berdiri.
Dengan sangat pelan Clara berjalan yang dibantu oleh bik Siti. Sesampainya di dalam kamar Clara langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Makasih bik." Kata Clara menatap bik Siti yang masih berdiri di samping Clara. Bik Siti segera keluar dari kamar majikannya dan bergegas untuk menyelesaikan cuciannya.
Tatapan Clara jatuh pada ponsel di samping tempat dia berbaring, tangannya perlahan mengambil ponsel tersebut dan membuka play store.
Karena kejenuhannya akhirnya Clara mendownload game dari ponselnya, setidaknya dengan bermain game ia bisa mengalihkan pikirannya dari kondisinya saat ini.
Namun rasa bosan itu kembali datang kediri Clara, akhirnya Clara memutuskan untuk menyalakan musik dari ponselnya dan mulai memejamkan matanya.
Sekitar 2 jam Clara tertidur dengan sangat lelap, sampai suara sebuah ketukan pintu terdengar di telinga Clara yang mengharuskan untuk Clara bangun saat itu juga.
Ceklek.
Clara dapat melihat sang Mama yang berdiri di ambang pintu sambil tersenyum ke arahnya, kemudian wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat ke arah ranjang di mana Clara berbaring.
"Kenapa nggak kuliah?" Tanya Nita yang duduk di samping Clara. Clara menghembuskan nafasnya pelan sebelum menyibak selimut yang menutupi kakinya.
Hal itu membuat Nita langsung membulatkan matanya saat melihat kaki Clara yang berbalut. "Ini kenapa?" Tanya Nita dengan sangat cepat.
"Beberapa hari yang lalu Clara kecelakaan mobil mah, Clara nabrak pohon." Jawab Clara menatap mamanya yang terlihat masih syok.
"Kok bisa sampai kecelakaan gimana sih." Tanya Nita yang menatap kearah Clara dengan penuh pertanyaan.
"Saat itu Clara datang ke rumah Kenzie, niatnya Clara mau temuin Kenzie tapi kan Kenzie enggak ada di rumah kata pembantunya Kenzie lagi liburan sama tunangannya. Terus pas Clara pulang Clara kecelakaan." Jawaban Clara membuat Nita sangat syok.
"Jadi selama ini kamu masih pacaran sama Kenzie!!" Bentak Nita dengan sangat keras membuat Clara terlonjak kaget. Clara hanya bisa mengangguk lemah mengiyakan ucapan sang mama.
"Clara ingat kamu itu udah nikah, kamu punya suami suami kamu itu Erland, kamu enggak sepantasnya masih berhubungan sama laki-laki lain disaat kamu sudah menikah!!" Kini emosi Nita sudah sangat tak terkendali di hadapan putrinya.
"Mama kecewa sama kamu." Kata Nita dengan sangat lirih. Clara memejamkan matanya sejenak mendengar ucapan yang terlontar dari sang mama.
"Erland itu baik, laki-laki yang baik tidak sepantasnya dapat wanita seperti kamu Clara." Ucapan Nita mampu menusuk relung hati Clara. Hati Clara berdenyut nyeri mendengarkan sang Mama yang terang-terangan mengatakan bahwa dirinya tidak pantas bersama dengan Erland.
"Clara minta maaf mah." Lirih Clara, tangan Clara segera ditepis oleh Nita saat akan menggenggam nya.
"Itu artinya mama sama papa salah pilihin Erland wanita seperti kamu." Clara akui memang dirinya di sini yang salah tapi perkataan sang Mama membuat hatinya sangat sakit.
"Mama sama bapak nggak pernah didik kamu buat kayak gitu, sebagai seorang istri kamu harus menghormati dan menghargai suami kamu. Apa dengan kamu masih pacaran sama Kenzie kamu menghormati suamimu. Mama rasa nggak." Clara terus menundukkan kepalanya tidak berani menatap mamanya.
"Apa Erland sudah tau?" Tanya Nita dengan suara yang sangat lirih. Clara tidak ingin berbohong dengan sang Mama akhirnya ia menganggukkan kepalanya dengan lemah.
Kemudian Nita tersenyum tipis ke arah Clara, "Apa kamu tidak malu kepada Erland, kamu udah terang-terangan selingkuh sama laki-laki lain. Tapi Erland masih bersikap baik sama kamu dengan jagain kamu selama ini"
Setelah mengatakan itu Nita berdiri dari duduknya dan keluar dari kamar Clara dengan penuh amarah. Sedangkan Clara di dalam kamarnya ia terus menangis meratapi kisah hidupnya dan juga kisah cintanya.
"Baru kali ini Mama marah sampai segitunya sama aku." Lirih Clara. Sejak tadi ia terus saja menangis sambil sesekali mengusap air matanya yang terus keluar.
"Ini semua gara-gara pak Erland, kalau seandainya Pak Erland nolak perjodohan ini semua ini nggak akan terjadi." Clara meremas dada kirinya yang terasa sedikit nyeri. Itu semua akibat dari dirinya yang terus saja menangis sampai berjam-jam.
Sejak kedatangan Nita Clara belum sama sekali keluar dari kamarnya untuk makan siang ataupun hanya sekedar menonton TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)
RomanceBagaimana jadinya jika seorang dosen harus menikah dengan mahasiswa nya sendiri, itulah yang dialami oleh Erland yang harus menikahi Clara yang berstatus sebagai mahasiswa nya sendiri. Erland terpaksa menerima pernikahan dengan mahasiswa nya karena...