28. Kekecewaan Clara

5.4K 221 2
                                    

"Pak saya mohon." Namun lagi-lagi Erland seakan tuli, kemudian dengan cepat mendaratkan ciuman di bibir sang istri. Hal itu sontak saja membuat Clara semakin menangis sejadi-jadinya.

Tanpa melepaskan tangannya dari tangan sang istri Erland melepas jaket dan kaos yang melekat di tubuhnya, kemudian membuang secara sembarangan kemeja itu.

Melihat Erland yang sudah bertelanjang dada membuat Clara semakin menangis histeris, dengan kasar Erland menarik baju yang dikenakan oleh sang istri.

"Pak!!" Terdengar suara Clara yang sangat lirih di telinga Erland. Namun laki-laki itu seakan tidak memperdulikan gadis yang berada di bawah kungkungannya.

Malam itu Erland mengambil hak nya dengan paksa, menimbulkan rasa kekecewaan dihati Clara. Pukul 4 pagi Erland terbangun dari tidurnya.

Ia sedikit kaget saat melihat Clara yang tidur disampingnya sambil menghadap dirinya. Tatapan Erland jatuh pada mata sembab Clara dan juga pada leher gadis itu.

Terdapat beberapa bercak merah di leher Clara membuat Erland ingat atas perbuatannya semalam, "Apa yang sudah aku lakukan." Gumam Erland memukul kepalanya sendiri.

Setelah itu Erland bangkit dari ranjangnya menuju ke kamar mandi, di dalam kamar mandi ia langsung mengguyur seluruh tubuhnya di bawah shower dengan air dingin.

"Aku sudah melanggar janjiku sendiri." Erland terus aja menyalahkan dirinya atas perbuatan yang ia buat semalam.

"Erland, kau bodoh. Kau sudah menyakiti hati istrimu dengan mengingkari perjanjian itu." Kata Erland dengan pelan.

Setelah selesai dengan acara mandinya Erland segera mengganti pakaian di dalam walk in closet, kemudian secepat mungkin turun dari kamarnya menuju ke bawah.

Pukul 4.30 pagi Erland keluar dari rumahnya menggunakan mobil, "Bodoh!!" Erland terus saja merutuki kebodohannya karena kekecewaannya kepada sang istri membuat ia lupa akan segalanya.

Mobil milik Erland melaju dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah masjid, Erland melaksanakan sholat subuh berjamaah di sebuah masjid yang terbilang cukup besar.

Setelah itu ia duduk di depan masjid tersebut sambil termenung memikirkan bagaimana cara meminta maaf kepada sang istri.

Sedangkan di dalam kamar Clara merasakan tubuhnya yang sangat sakit, kemudian perlahan ia membuka matanya dan ia kembali menangis saat mengingat kejadian semalam yang menimpa dirinya.

"Hiks, hiks, hiks pak Erland udah ingkar janji." Gumam Clara yang masih menangis. Kemudian gadis itu mengambil kemeja yang berada disampingnya kemudian memakainya dan berjalan secara perlahan menuju ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Clara kembali menangis meratapi nasib hidupnya yang sangat menyedihkan, dengan sangat kuat Clara menggosok bagian-bagian tubuhnya yang terdapat tanda merah buatan sang suami.

Clara terus saja menangis di bawah shower yang mengalirkan air di seluruh tubuhnya, sesekali ia mengusap air matanya bersamaan dengan air yang mengalir dari atas.

Setelah setengah jam berada di kamar mandi Clara segera mengganti pakaiannya kemudian melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh Clara melipat mukena dan juga sajadahnya, kemudian pergi ke walk-in closet untuk mengambil bed cover yang baru.

Clara menatap nanar bed cover yang semalam menjadi saksi atas kejadian yang menimpa dirinya dan juga suaminya, tangisnya kembali luruh saat melihat ada noda darah di bed cover tersebut.

Namun dengan cepat Clara kembali menutupi bed cover tersebut dan menggulungnya dengan cepat. Dan segera memasang bed cover yang baru.

Setelah itu barulah dirinya kembali berbaring di atas ranjang sambil memejamkan matanya sejenak, pikirannya terus melayang di kejadian tadi malam. Kejadian saat Kenzie mencium pipinya dan juga Erland yang sangat marah kepada dirinya.

"Ini semua salah kamu sendiri Clara, kenapa berbohong!!" Teriak Clara dengan sangat keras membuat Siti yang berada di bawah segera menghampiri Clara.

Tok.

Tok.

Tok.

"Mbak kenapa?" Tanya bik Siti didepan pintu kamar Erland. Sedangkan Clara yang mendengar suara Siti langsung menghentikan suaranya.

"Enggak apa-apa bik." Jawab Clara dengan suara serak. Setelah itu bik Siti kembali turun menuju ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.

Clara kembali menangis saat tidak mendapati ada Erland di kamar itu, "Bahkan dia tidak meminta maaf, dia pergi gitu aja." Gumam Clara.

Gadis itu terus saja menangis sejadi-jadinya, sampai ia kembali terlelap tidur di pagi hari, sedangkan di tempat lain dua orang gadis tengah kebingungan mencari Clara.

"Aduh, ni anak kemana sih. Baru juga masuk sehari udah nggak masuk lagi." Gumam Tara yang duduk di bangkunya.

"Lagi sakit mungkin." Jawab Sarah menatap sang sahabat. "Perasaan sakit mulu." Tara mengambil ponsel dari tasnya dan mengetikkan nama sang sahabat.

Namun tidak kunjung ada yang mengangkat telepon darinya, membuat Tara menjadi kesal sendiri. "Kira-kira kemana ya, kok teleponnya juga nggak diangkat." Sarah menggeleng pelan pertanda ia tidak tahu.

"Udah tuh, ada pak Dimas." Sambung Sarah yang melihat pak Dimas sudah masuk kekelasnya.

.
.
.

Erland laki-laki itu masih setia duduk di depan masjid sendirian, tatapannya jatuh kepada jalanan yang sangat ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang.

Beruntung hari ini tidak ada kelas yang harus dia ajar, jadi ia hanya meminta izin kepada teman dosennya untuk mengizinkan dirinya hari ini.

Erland langsung berdiri dari duduknya kemudian berlari ke arah mobilnya, "Kamu bodoh banget Erland, kamu ninggalin dia tanpa meminta maaf terlebih dahulu." Gumam Erland yang sudah menjalankan mobilnya.

Di sepanjang perjalanan Erland terus berdoa supaya sang istri mau memaafkan dirinya, "Bik!!" Panggil Erland dengan cepat.

Bik Siti yang berada di dapur segera menghampiri Erland yang berdiri di depan tangga. "Kenapa mas?" Tanya bik Siti cepat.

"Clara mana?" Tanya Erland pada bik Siti. "Mbak Clara didalam kamar mas, dari tadi belum turun." Mendengar jawaban dari bik Siti Erland segera berlari ke atas untuk menemui sang istri.

Ceklek.

Saat pintu sudah berhasil terbuka tetapan Erland langsung jatuh kepada seorang gadis yang tertidur menghadap pintu dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Langkah kakinya perlahan berjalan menghampiri gadis itu kemudian membuka selimut yang menutupi wajah cantik itu, sangat terlihat jelas mata sembab nya sehabis menangis juga bulu mata yang basah terkena oleh air mata.

"Maafkan saya, seharusnya saya tidak mengingkari janji saya waktu itu." Gumam Erland mengusap lembut rambut Clara.

"Saya kecewa sama kamu tadi malam karena kamu sudah berbohong kepada saya untuk menemui mantan kekasimu itu, mantan yang sangat kamu cintai bahkan dari suamimu sendiri. Ditambah lagi laki-laki brengsek itu menyentuh milik orang lain." Sambung Erland dengan terus mengelus rambut Clara.

"Tapi saya lebih kecewa pada diri saya sendiri, karena tidak bisa menepati janji saya ke kamu. Saya sudah melanggar janji itu." Sedangkan Clara yang mendengarkan ucapan sang suami merasakan dadanya yang sesak juga nyeri.

"Tapi saya mohon maafkan saya, saya memang bodoh. Benar apa yang dikatakan oleh mantanmu itu jika kamu tidak bahagia bersama saya, kamu lebih bahagia dengan dirinya. Dan saat ini saya baru sadar akan itu semua." Clara semakin merasakan dadanya yang sesak dan juga perih.

Namun sebisa mungkin ia tetap memejamkan matanya tanpa harus mengeluarkan suara ataupun pergerakan yang menimbulkan kecurigaan pada Erland.

ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang