Saat adzan berkumandang Erland baru keluar dari ruangan kerjanya yang berada disamping kamarnya. Kemudian tatapannya jatuh pada kamar yang ia tempati dan juga istrinya.
Ceklek.
Erland kembali menghela nafasnya saat melihat Clara yang masih duduk di sofa sambil bersandar, "Clara." Panggil Erland dengan suara yang pelan.
"Kok makanannya nggak dimakan?" Tanya Erland saat melihat makanan yang tadi siang ia bawa masih utuh.
"Kamu mau sholat bareng?" Tawar Erland, namun lagi-lagi Clara hanya diam saja tidak menjawab tawaran sang suami.
"Kalau gitu saya mau sholat dulu." Setelah itu Erland berlalu menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Tidak beberapa lama kemudian Erland sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambut yang sedikit basah.
Sedangkan Clara ia langsung bangkit dari ranjang menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu tapi sebelum itu ia mengatakan sesuatu kepada Erland yang membuat laki-laki itu tersenyum.
"Udah?" Tanya Erland setelah melihat sang istri yang keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambut yang sedikit basah. Lagi-lagi Clara tidak menjawab kemudian ia segera mengambil mukena dan menggelar sajadah di belakang sang suami.
Clara memang menerima tawaran dari sang suami untuk sholat bersama-sama, setelah selesai sholat Clara langsung bangkit dari duduknya kemudian melipat mukena dan juga sajadahnya.
Sedangkan Erland memilih duduk sejenak sambil menengadahkan kedua tangannya sambil berdoa. Setelah selesai laki-laki itu keluar dari kamar menuju ke dapur dengan membawa makanan yang tadi siang ia bawa untuk sang istri.
Di dapur ia kembali mengambil makan malam yang dibuat bik Siti untuk istrinya, "Semoga kali ini dia mau makan." Erland sangat berharap jika sang istri mau makan malam ini.
"Clara ini makanlah." Kata Erland yang sudah masuk kedalam kamarnya. Kemudian ia membawa nampan berisi makanan dan mendekat ke arah sang istri kemudian meletakkan di samping sang istri di atas nakas.
"Saya mohon kali ini makan lah, jangan buat dirimu sakit." Sambung Erland dengan suara pelan.
Namun lagi-lagi tidak ada jawaban dari Clara membuat Erland semakin merasa bersalah pada gadis di hadapannya. Kemudian Erland sedikit berjongkok di samping sang istri.
"Saya minta maaf." Gumam Erland dengan suara pelan. Kemudian tangan milik Erland mengambil tangan Clara yang membuat Clara ingin menepisnya.
Namun sebelum itu Erland langsung menggenggam tangan Clara yang bergetar, "Ini pukul saja, lakukan apa yang kamu mau." Kata Erland sambil memukul pipinya sendiri menggunakan tangan Clara.
"Lakukan semaumu lakukan apa yang membuat dirimu menjadi lebih baik, tapi saya mohon jangan buat dirimu sakit karena tidak makan." Clara berusaha menyingkirkan tangannya dari pipi sang suami namun tenaganya tidak kuat, Clara menatap Erland dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lakukan, lakukan apa yang kamu mau kamu ingin memukul, menampar, lakukan apapun yang kamu mau!" Tatapan Erland semakin menunduk ke lantai, dengan tangan yang terus memukul pipinya.
"Hentikan!!" Erland menghentikan tangannya dari pipinya saat mendengar suara sang istri yang terdengar pilu. Erland langsung menatap wajah sang istri yang sudah berlinang air mata.
"Kenapa? Saya yakin itu masih kurang. Lakukan lagi." Kata Erland, laki-laki itu kembali memukul wajahnya dengan tangan Clara.
"Berhenti aku mohon." Erland langsung memberhentikan tangannya saat mendengar suara lirih sang istri yang sangat pilu di telinganya.
"Kenapa bapak lakukan itu terhadap saya?" Erland memejamkan matanya sejenak mendengar pertanyaan dari gadis di hadapannya yang sedang menangis.
"Saya, saya kecewa sama kamu, kamu sudah menggunakan teman-teman kamu untuk berbohong. Kamu meminta izin kepada saya untuk bertemu dengan teman-teman mu tapi nyatanya kamu bertemu diam-diam dengan mantan kekasih mu itu. Apalagi sampai maghrib kamu tidak pulang, itu membuat saya khawatir tapi saat saya mencari kamu saya malah melihat pemandangan yang seharusnya saya tidak lihat!!" Jawab Erland dengan tertunduk.
"Dengan leluasanya laki-laki itu mencium bibir kamu, bahkan saya saja yang menjadi suami kamu belum sekalipun menyentuh kamu." Sambung Erland.
"Bapak salah paham Kenzie itu nggak nyium saya di bibir, Kenzie itu nyium saya dipipi." Jawab Clara dengan cepat. Erland malah tersenyum mendengar jawaban dari sang istri.
"Iya menurut saya itu sama saja, karena dia sudah berani mencium istri saya. Meskipun itu hanya di pipi itu tetap salah." Erland menatap mata sayu milik Clara dengan senyum tipis dibibirnya.
"Sudah lah, saya minta maaf atas segalanya. Saya tahu dengan kamu menikah dengan saya kamu tidak akan pernah bahagia"
"Tapi saya harap kita tidak akan berpisah sebelum perjanjian itu selesai." Gumam Erland pelan. Clara yang mendengarnya langsung menatap tidak percaya ke arah Erland.
"Apa Bapak lupa Bapak sudah mengingkari perjanjian itu?" Erland hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Iya saya akui memang saya yang salah di sini, tapi saya mohon untuk kita tetap bersama selama 7 bulan. Saya tidak mau mengecewakan Mama saya, apa kamu tidak lihat jika Mama saya terlihat sangat menyayangi kamu?" Tanya Erland. Clara sangat mengetahui jika mama mertua nya itu sangat menyayangi dirinya, terlihat dari perhatian dan tatapan yang diberikan oleh Indah kepadanya.
"Saya mohon sekali sama kamu." Sambung Erland. Setelah itu Erland bangkit dari duduknya dan mengambil makanan di atas nakas kemudian meletakkannya di pangkuan sang istri.
"Sekarang makanlah, setelah itu istirahat. Bukankah kamu harus sering masuk ke kampus karena sebentar lagi kamu akan lulus, jadi kamu harus sehat." Hanya mendengar ucapan dari sang suami seperti itu Clara langsung mengambil sendok dan memakan makan malamnya secepat mungkin.
Sedangkan Erland memilih duduk di sofa sambil memperhatikan Clara yang sedang makan, setelah itu Clara terlihat turun dari ranjangnya sambil membawa nampan yang berisi piring kotor dan juga gelas.
"Mau kemana?" Tanya Erland yang melihat Clara ingin keluar dari kamarnya. Clara segera berbalik kemudian menunjukkan nampan yang ia bawa di tangannya.
Erland yang mengerti langsung berdiri menghampiri sang istri kemudian mengambil tampan tersebut, "Tidak perlu, kamu istirahat saja. Biar saya yang bawa." Setelah mengatakan itu Erland membuka pintu kamarnya dan berlalu meninggalkan Clara yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Clara menghembuskan nafasnya pelan melihat Erland yang perlahan menjauh, setelah itu Clara memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok giginya dan juga mencuci muka.
"Huh!!" Wajah Clara terlihat sangat segar setelah mencuci mukanya. Kemudian gadis itu berjalan kearah meja riasnya untuk memakai perawatan malamnya.
"Ayo Clara semangat, besok kuliah." Kata Clara yang memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Setelah memakai segala perawatannya Clara berjalan ke arah tas yang biasa ia gunakan untuk kuliah, kemudian kembali mengecek isi tas miliknya dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal untuk besok pagi ia kuliah.
Setelahnya Clara kembali keatas ranjang. Dia terus menatap pintu yang sejak tadi masih tertutup, "Kenapa pak Erland lama sekali?" Gumam Clara yang tidak mendapati Erland segera masuk ke dalam kamar.
Clara menghembuskan nafasnya pelan. Kenapa ia menjadi memikirkan dosen yang berstatus sebagai suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)
RomansBagaimana jadinya jika seorang dosen harus menikah dengan mahasiswa nya sendiri, itulah yang dialami oleh Erland yang harus menikahi Clara yang berstatus sebagai mahasiswa nya sendiri. Erland terpaksa menerima pernikahan dengan mahasiswa nya karena...