31. Senyuman Clara

4.9K 209 0
                                    

Jam terus berputar dengan sangat cepat namun Clara masih sama bersandar di atas ranjang sambil memperhatikan ponselnya.

Sudah 4 jam sejak keluarnya Erland dari kamar mereka, namun laki-laki itu tidak ada tanda-tanda untuk kembali ke dalam kamar.

Membuat Clara menjadi sangat bingung dan juga penasaran ke mana sang suami pergi. Clara memilih bangkit dari duduknya kemudian membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga.

Netranya menangkap sosok yang dia cari beberapa jam yang lalu, terlihat sosok dengan tubuh tinggi tegap itu sedang berbaring di atas sofa ruang tengah. Dengan kedua tangan yang menjadi bantal di kepalanya.

Dengan takut dan juga rasa gugup yang melanda Clara berjalan perlahan menghampiri sang suami yang sedang terlelap. "Pak!" Panggil Clara saat sudah berdiri di samping sang suami.

Erland yang sangat jelas mendengar suara itu segera membuka matanya dan sedikit terkejut melihat Clara yang berdiri di sampingnya sedang menatap ke arahnya.

"Kamu butuh sesuatu?" Tanya Erland dengan cepat. Secepat mungkin laki-laki itu merubah posisi tidurnya menjadi duduk sedikit mendongak ke atas menatap sang istri.

"Tidak." Jawab Clara dengan pelan. Erland menautkan kedua alisnya saat mendapat jawaban dari sang istri. "Kenapa? Apa tidurmu tidak nyaman?" Tanya Erland dengan sangat cepat.

Namun lagi-lagi gadis itu menggeleng pelan, Erland semakin terkejut saat melihat Clara yang bergerak duduk di samping dirinya. Seketika membuat tubuh Erland sedikit bergeser menjauh dari Clara.

"Kembalilah kekamar, tidur ini udah malem. Besok kamu kuliah kan." Namun tidak ada jawaban satupun dari Clara. Gadis itu hanya diam membisu menatap lurus kedepan membuat Erland semakin bingung.

"Kenapa bapak tidur di sini?" Tanya Clara setelah beberapa saat dengan kebisuan nya. Erland langsung menatap Clara yang yang menatap lurus kedepan.

"Tidak apa-apa, saya hanya ingin tidur di sini." Jawab Erland sambil tersenyum. Yang sebenarnya adalah dia takut jika sang istri kembali takut kepadanya saat berada di dalam satu ruangan apalagi tidur dalam satu kamar. Meskipun mereka tidur secara terpisah namun tetap saja ada rasa takut di hati Erland.

"Bapak bohong ya?" Erland yang mendengar pertanyaan dari sang istri tersenyum kecil kemudian mengusap dengan lembut rambut sang istri. Membuat Clara langsung menatap Erland dengan seksama.

"Em, maaf." Kata Erland yang menyadari kesalahannya. "Erland, bahkan kamu sangat lancang menyentuh rambutnya." Gumam Erland dalam hati yang menyadari kesalahannya.

"Kenapa Bapak tidak tidur di atas saja?" Tanya Clara. Erland terlihat sangat senang karena mendengar sang istri yang sudah banyak bicara tidak seperti tadi siang.

"Saya akan pindah dikamar bawah lagi." Sambung Clara yang mendapat gelengan dari Erland.

"Kamu tidak perlu pindah, kamu tetap di kamar atas aja biar nanti saya tidur di sofa. Nanti takut mama atau Mama kamu datang ke sini." Tolak Erland.

"Saya bisa tidur dikamar bawah juga." Sambung Erland sambil tersenyum. Clara menatap Erland yang sedang tersenyum. Menurut Clara Erland mempunyai senyum yang sangat khas membuat siapa saja yang melihatnya menjadi terpesona.

"Yaudah kalau gitu." Jawab Clara. Setelah itu Clara memutuskan untuk kembali ke kamarnya meninggalkan Erland yang masih setia duduk di sofa.

Di dalam kamarnya Clara tidak langsung tidur melainkan memilih pergi ke balkon terlebih dahulu. Ia dapat merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya dan juga bintang-bintang yang bertabur indah di malam ini.

Setelah cukup lama berada di balkon Clara memutuskan untuk kembali masuk ke kamar dan mengunci pintu balkon dengan rapat.

Kemudian ia berbaring di atas ranjang sambil menarik selimutnya sampai batas dada dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Erland masih setia duduk di sofa sambil memperhatikan TV yang tidak menyala.

Setelah itu Erland kembali memutuskan untuk naik ke atas melihat istrinya apakah sudah tidur atau belum. Dengan hati-hati Erland membuka pintu kamarnya.

Ceklek.

Erland dapat melihat tubuh kecil Clara yang sudah berbaring dengan selimut sebatas dada dengan nafas yang sudah teratur.

"Selamat malam." Gumam Erland yang memperhatikan wajah Clara dari jauh. Kemudian ia kembali menutup pintu kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga.

Malam ini ia memilih tidur di kamar bawah, kamar yang menjadi tempat tidur sang istri sebelum sang istri pindah ke kamarnya.

Saat duduk diatas ranjang Erland tidak sengaja melihat 2 lembar foto yang terjatuh dari dalam ranjang. "Apa ini?" Gumam Erland mengambil foto itu.

Erland merasakan hati dan juga dadanya yang nyeri saat melihat 2 lembar foto yang sedang ia pegang. Foto sang istri bersama mantan kekasihnya, di dalam foto itu sang istri terlihat sangat bahagia sambil berpegangan tangan dengan sang kekasih.

"Bahkan aku tidak punya foto berdua dengannya." Gumam Erland dengan pelan. Kemudian Erland menyimpan foto itu di laci nakas di samping tempat tidur.

Setelah beberapa saat membuka matanya akhirnya Erland tertidur di atas ranjang dengan posisi terlentang. Sesekali ia bergerak ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang bisa ia peluk saat tidur.

Saat sudah mendapatkan guling untuk ia peluk barulah Erland berhenti bergerak dari tidurnya.

_Pukul 04.30

Clara sudah bangun dari tidurnya, kemudian ia keluar dari kamarnya menuruni anak tangga. Alisnya bertaut saat tidak mendapati bik Siti yang berada di dapur.

"Kemana bik Siti!" Gumam Clara dengan pelan. Setelah itu ia mengambil beberapa bahan makanan untuk ia buat sarapan.

"Apa bik Siti nggak kesini hari ini." Pertama-tama Clara memasak nasi terlebih dahulu di dalam rice cooker. Baru setelah itu ia menggoreng ayam yang sudah dibumbui yang berada di dalam kulkas.

Sedangkan Erland ia langsung terduduk dengan kepala yang sedikit pusing, ia melirik jam di tangannya yang menunjukkan sudah pukul 4.50.

Dengan cepat ia kembali ke kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh Erland keluar dari kamarnya saat tidak mendapati sang istri.

"Kamu ngapain?" Tanya Erland yang melihat Clara sedang mengangkat ayam gorengnya dari dalam penggorengan.

"Eh bapak udah bangun." Jawab Clara sambil tersenyum. Sedangkan Erland ia terpaku dengan tubuh yang mematung saat melihat senyum Clara yang sangat tulus kearahnya.

"Ini Pak saya lagi buat sarapan, hari ini saya yang masak karena bik Siti kayaknya nggak dateng deh." Sambung Clara dengan cepat.

"Ya udah nanti saya coba telepon bik Siti kenapa dia nggak masuk hari ini." Jawab Erland. Clara mengangguk-anggukan kepalanya kemudian membawa ayam goreng yang ia buat tadi ke atas meja makan.

"Bapak mandi sekarang aja, nanti takut telat." Kata Clara setelah meletakkan ayam goreng itu. Tidak ada bantahan dari Erland laki-laki itu segera naik ke atas untuk mandi terlebih dahulu.

Setelah ia selesai dan mengganti pakaiannya barulah Clara masuk ke dalam kamar untuk pergantian mandi, "Bapak kalau mau sarapan dulu nggak apa-apa kok." Kata Clara dengan tiba-tiba.

Erland menganggukkan kepalanya kemudian berjalan ke dalam walk-in closet untuk mengambil jam tangannya yang tertinggal.

Setelah itu barulah Erland turun dari kamarnya menuju meja makan untuk segera sarapan.

ISTRIKU MAHASISWAKU (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang