PART 12

24.4K 1.5K 82
                                    


Hallo Guys! How are you??

Semoga selalu dalam keadaan baik dan sehat ya.

Oh ya, selalu aku ingetin buat kalian yang mau ikutan PO novel Gadis Kesayangan Ketua (GKK) bisa dm aku ya. Nanti aku masukin ke grub khusus PO.

Di sana kalian bakal dapat info terbit dan PO cerita aku.

Dan kalau kalian mau masuk grub chat khusus untuk bersenang-senang, juga bisa kok. Nanti aku masukin.

Semoga suka ya sama part kali ini.

Enjoy!

🦟

Setelah kejadian yang amat memalukan tadi, mereka akhirnya memutuskan untuk mencari makan di pinggir jalan. Zidan, Anara , Devan dan Azka berhenti di tenda nasi goreng.

“Mau makan apa?” tanya Zidan pada Anara.

Devan tersenyum jahil ke arah Zidan, dibalas tatapan mematikan dari cowok itu. “Apa lo lihat-lihat?!”

“Lo itu bucin banget sih bos, udah tau kita lagi di tempat nasi goreng. Pake nanya mau makan apa.” Devan kembali tertawa saat melihat wajah ketuanya berubah pias.

“Iya juga ya, bego banget sih lo Zein.” -batin Zidan merutuki dirinya sendiri.

Zidan berdehem pelan kemudian memesan empat nasi goreng, tiga pedas dan satu lagi sedang.

“Ngomong-ngomong, kembaran gue menang atau kalah ya?” Devan membuka topik pembicaraan.

“Pasti menang lah, Devin kan jago gak kayak lo!” ketus Zidan, sepertinya cowok itu masih dendam kepada Devan karena kejadian tadi.

“Yaelah bos, gini-gini juga gue jagonya kalo soal ngeluluhin hati cewek.” Devan menepuk dadanya bangga.

“Nggak baik tau, berdosa banget Devan.” sahut Anara.

“Gak pa-pa lah Ra, hidup cuma sekali jadi ya nikmati aja.”

Tak lama pesanan mereka pun datang, Anara menatap nasi gorengnya yang terlihat berbeda dengan milik Zidan, Devan juga Azka.

“Kok punya Zidan nasinya merah?”

Zidan melirik sekilas, “Punya gue pedes kalo lo enggak.”

Anara memakan nasi gorengnya dengan kesal, lalu perhatiannya teralihkan pada sambal yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk. Gadis itu tersenyum cerah, mengambilnya dan menambah dua sendok sambal ke nasi gorengnya.

Gadis itu mengaduk nasi gorengnya perlahan lalu memakannya. Baru satu suap wajah Anara sudah memerah karena menahan pedas. Dirasa masih kuat gadis itu kembali memakan ansi gorengnya hingga keringat bercucuran di wajahnya.

“Zidan pedes.” rengek Anara menarik-narik ujung kaos Zidan.

Zidan menoleh dan terkejut melihat wajah, hidung, mata gadis itu memerah. Belum lagi keringat yang bercucuran di wajah cantiknya.

“Lo ngapain sih?!” sentak Zidan marah. Devan dan Azka pun sampai terkejut.

Zidan dengan segera mengambil tisu dan mengelap keringat yang membasahi wajah dan leher gadis itu.

“Ngapain?!” tanyanya lagi saat Anara hanya diam saja.

“Pedes.”

Zidan kalut, cowok itu mengambil susu hangat yang ia pesan dan menyuruh gadis itu meminumnya. Perlahan namun pasti rasa pedas di mulut Anara mulai berkurang.

“Lo pake sambel?!” tanya Zidan lagi setelah mengetahui isi piring Anara.

“I-iya, soalnya nasi goreng Anara pucet. Jadi Nara kasih sambel dikit biar  cerah.” katanya.

Devan yang duduk di samping Zidan pun membuka mulutnya untuk tertawa, namun terhenti karena Azka memasukkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya.

“Lo itu bandel banget sih, lo belum boleh makan yang pedas-pedas Ra. Ngeyel banget sih kalo di bilangin!” marahnya.

Anara hanya bisa menunduk takut, sesekali ia mendongak menatap wajah Zidan yang masih terlihat marah.

“Maaf Zidan.”

Zidan diam, ia masih sedikit marah dengan gadis itu. Jika tidak di tegur, pasti gadis itu akan mengulanginya lagi.

Bibir Anara mengerucut, gadis itu memainkan kuku jarinya di bawah meja. Ia mencuri-curi pandang ke arah Zidan.

“Apa lihat-lihat?!” sungut Zidan kesal.

“Zidan jangan marah lagi. Kalo marah mukanya serem, gak ganteng lagi.”

Devan menyemburkan isi mulutnya dan tertawa. Mati-matian ia menahan tawanya, namun perkataan Anara barusan membuatnya meledak.

“Jigong lo muncrat anjir!” Zidan memukul lengan Devan tanpa ampun.

“Yamaap.”

Azka tertawa geli, “Semakin di depan.”

🦟

Zidan dan Anara sampai di rumah pukul sepuluh lewat lima belas menit.  Di teras rumah sudah ada Tio yang berdiri dengan tangan bertengger di pinggang.

“Hai om Tio.” sapa Anara lalu menyalami tangan Tio.

“Hallo juga cantik, kenapa baru pulang? Udah larut lho ini, besok kan sekolah.” kata Tio dengan nada lembut.

“Maaf om Tio, tadi kita ke pasar malamnya lama. Terus mampir cari makan dulu.”

Om Tio mengangguk kecil dan tersenyum, “Kamu masuk ke dalam terus tidur ya. Om masih mau bicara sebentar sama Zein.”

“Oke om.”

Setelah memastikan Anara memasuki rumah, Tio menatap putranya dengan tajam. Sedangkan Zidan hanya bisa menunduk pasrah.

“Jam berapa ini?” tanya Tio tegas.

Zidan mengecek jam di pergelangan tangannya, yang menunjukkan pukul sepuluh lewat delapan belas menit. Ia lalu menatap wajah ayahnya yang terlihat garang.

“Maaf.”

“Kamu itu bawa anak gadis Zein, gak baik pulang malem-malem. Bahaya!”

“Iya, tadi Zein juga di anterin anak-anak sampe depan gang kok.”

“Ngerepotin aja.” dengus Tio. “Sana masuk.”

Zidan menatap ayahnya kaget, “Ayah gak mau ceramahin Zein dulu?”

“Kapan-kapan aja, tuh di tungguin bidadari di balik pintu.” tunjuk Tio menggunakan dagunya.

Zidan beralih menatap ke arah pintu rumahnya, disana terlihat Anara yang mengintip dengan kepala menyembul di balik pintu.

“Untung ada lo Cil, kalo enggak bisa habis gue sama ayah.” batin Zidan.

Zidan pun segera berlari menghampiri Anara dan membawa gadis itu menaiki tangga ke lantai dua.

“Zidan nggak di marahi kan sama Om Tio?” Zidan menggeleng.

“Enggak kok, istirahat ya udah malem.” katanya menunjuk kamar Anara lewat lirikan mata.

Anara mengangguk dan tersenyum, berbalik berjalan menuju ke kamarnya. Sesampainya di depan pintu kamar, gadis itu menoleh ke arah Zidan yang tertawa tersenyum kecil menatapnya.

Gadis itu lalu berlari ke arah Zidan dan memeluk tubuh cowok itu. Dan tanpa sengaja Zidan mengecup bibir gadis itu sekilas.

“Makasih ya Zidan buat hari ini.”

Zidan yang terkejut pun lalu membalas senyuman Anara. “Sama-sama, udah sana masuk. Bersih-bersih terus tidur, besok sekolah. Jangan sampe kesiangan.”

“Siap kapten!”

🦟

Publish
Selasa, 11/01/2022

Revisi
Sabtu, 07 Januari 2023

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang