PART 28

18.8K 1.3K 128
                                    

"Lama-lama makin deket, ku kira kamu. Ternyata lebaran."

_Keyla Salsabila.

Sudahlah tidak mandi, tidak sarapan pula. Zidan membukakan pintu mobil untuk Anara, membungkukkan badan seolah Anara adalah ratu. Anara tersenyum sumringah, ia memberikan Zidan uang lima ribu rupiah sebagai upah.

"Makasih pak," ucapnya melangkah pergi.

Melihat itu Zidan terkekeh kecil, ia menutup pintu mobil dan berjalan menghampiri Anara. Merangkul pundaknya sebentar sebelum akhirnya mengacak rambutnya gemas, berpamitan lalu berjalan menghampiri teman-temannya di parkiran sepeda motor.

Banyak pasang mata yang melihat interaksi Zidan dan Anara tadi. Ada yang berteriak iri ada juga yang dengki. Namun tak sedikit yang memuji mereka cocok. Itulah netizen, meresahkan.

"Ngapa gak lu anter sampe kelas bos?" Rifki bertanya saat Zidan datang menghampiri.

"Enggak, udah ditungguin Keyla di mading katanya." Jawabnya acuh.

"Semalem kok Lo bisa tau sih bos, Bu bos lagi sama raja mermet itu?" Tanya Devan penasaran. Untuk sejenak Zidan terdiam menatap cowok itu, merasa di tatap Devan tersenyum kikuk. Sial, dia lupa jika Zidan marah kepadanya perihal waktu itu.

"Huh, raja mermet?" Bukannya marah atau apa Zidan malahan bertanya dengan sebutan yang menurutnya asing.

"Iya, raja mermet. Gibran itu lambang kan mermet, mermet jadi-jadian." Perjelas Devan dengan senyum tengilnya.

Lama di Landa keheningan, akhirnya Zidan menjawab."Semalem dia kirim foto dia bareng Anara ke gue."

"Gue lihat bahu bu bos luka? Kenapa?" Devin ikut bertanya.

Zidan menggeleng."Gak tau, belum nanya."

"Gue ke atas dulu, mau nelfon bang Gevan." Ujar cowok itu lalu pergi meninggalkan teman-temannya.

"Sumpah sih, setelah kejadian semalem gue ngerasa aura bos tuh jadi tambah kuat." Devan mengusap-usap lengannya yang merinding.

Devin yang tau permasalahannya karena di rumah Devan sudah menceritakan semuanya pun berkata."Salah lo sendiri, kalo sesad tuh sesad aja gak usah ngajarin anak orang!"

"Setan emang tuh guru BK. Semalem gue udah seneng-seneng hari ini libur, eh pas subuh gue ngecek hp malah ada pesan suruh masuk sekolah." Gerutu Devan tak menanggapi ucapan kembarannya.

"Emang nyebelin sih tuh guru, tapi lumayan sih hari ini agak mendung. Kalo upacara pun gak bakal terasa panas nya." Rifki ikut menimpali.

"Gue duluan deh, mau ketemu ayang beb." kata Ilham yang nyelonong pergi.

"Gaya lu ayang beb, mantan aja kagak punya!" Ejek Devan.

"Matamu, gini-gini mantan gue 15 ya! Jangan salah!" Jawab Ilham berteriak, karena sudah berlari lumayan jauh.

"Skuy kantin," seru Zico menarik tas Rifki.

"Pelan ege! Tas gue bisa rusak!" Rifki menepis lengan Zico dan mengusap-usap tas nya.

Aldi yang sejak tadi diam memainkan ponsel akhirnya angkat bicara."Palingan di tanah Abang gak nyampe 100 ribu." Pungkasnya membuat semuanya terdiam menahan tawa.

"Sialan," desis Rifki pelan.

°°°

Zidan berada di roof top sekolah, ia menatap langit yang terlihat mendung. Semoga saja hujan turun dan tidak jadi upacara. Zidan adalah salah satu dari sekian banyaknya orang yang tidak menyukai upacara, apalagi jika amanat dari sang pembina upacara yang panjangnya mengalahkan jalan tol, bahkan kenangan bersama mantan.

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang