PART 43

14.7K 1K 372
                                    

"Tidak peduli siapapun dia, jika dia tidak bisa menghargai, maka itu artinya dia tidak lebih dari sampah."

_Kendra Gevan Mahendra.

_Kendra Gevan Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2415 kata

Masih jauh dari target up:(

Yokk bisa yokk

Minimal kalo vote gak tembus, komennya harus ya!!

300 vote + 300 komen!

Untuk next!

Absen kalian baca jam berapa?

Kalian tau cerita aku ini darimana?

Gak jawab bisulan:)

°°°•••°°°

Seperti perkataan Zidan di sekolah, malam harinya ia mendatangi rumah Anara guna mengajak gadis itu makan-makan bersama sahabatnya. Zidan sudah rapi, cowok itu berdiri di depan pagar rumah Anara dan memencet bel.

Ting tong

"Sebentar!"

Mendengar suara itu Zidan tersenyum dan merapikan bajunya. Pintu pagar terbuka dan seorang laki-laki tua datang menghampirinya.

"Temennya neng Ara?" Tanya laki-laki tua itu.

Zidan mengangguk ramah. "Iya pak, saya temennya."

"Ohh, ayo silahkan masuk. Tadi kata neng Ara kalo ada yang Dateng suruh masuk aja. Mari," ujarnya.

"Iya pak, terimakasih."

Zidan berjalan pelan memasuki pekarangan rumah Anara. Sangat besar, dan banyak sekali bunga-bunga di sana. Ia tak heran karena Anara memang sangat menyukai bunga.

"Ngapain Lo kesini malem-malem?"

Zidan menatap Gevan yang berdiri di teras rumah. "Mau ngajakin pacar gue dinner." Katanya menekankan kata pacar.

"Cih! Awas aja Lo sampe bikin adek gue nangis. Gue bantai Lo!" Peringat Gevan.

"Santai aja kali." Zidan tertawa. "Kalo Anara sama gue, udah pasti dia selalu bahagia."

Plak

"Aduh...,"

"Banyak omong lo Cil!" Gevan menempeleng kepala Zidan.

"Kdrt Lo bang, gue laporin ke polisi nanti." Zidan mengusap kepalanya yang dipukul Gevan.

"Laporin aja, gak takut gue."

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang