PART 8

25.6K 1.7K 23
                                    

Hallo, selamat pagi!

Yuk buat kalian yang udah baca tapi belum vote, bisa vote dulu ya. Gampang kok caranya

Oh ya, sekali lagi aku ingetin kalo cerita ini sudah beberapa kali di revisi. Jadi mohon dimaklumi kalau ada beberapa komen yang enggak sesuai.

Enjoy guys!

🦟

Terik matahari terasa sangat menyengat, namun tak membuat niat kelima orang itu untuk membolos. Ketua serta anggota inti Black Carlos itu tengah duduk di sofa usang yang berada di rooftop. Ada juga peti-peti buah yang tersusun rapi, biasanya digunakan untuk anggota Black Carlos atau murid lainnya yang membolos ke sini.

“Eh bos, kalo dilihat-lihat Nara itu cantik juga ya.” celetuk Devan tiba-tiba.

“Kenapa? Suka?” tanya Zidan, Devan menggeleng sambil tersenyum. “Gue gak suka sama Nara, tapi gue sayang ... ”

“GUE TONJOK LO!!” Zidan mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke depan wajah Devan. Devan tertawa, bahkan Devin dan Rifki pun ikut terbahak melihat reaksi dari ketua nya.

“Dengerin dulu makanya, gue belum selesai ngomong. Gue gak suka sama Anara, tapi gue sayang sama dia sebagai kakak adek.”

“Tau nih si Bos, main ngegas aja.” Rifki tertawa.

“Biasanya kalo kayak gitu tuh, bau-bau cemburu.” sahut Devin ikut-ikutan meledek Zidan.

Zidan menatap sinis kearah Devin, “Najiss!”

“Dih, sok-sokan bilang najis. Ntar jatuh cinta beneran tua rasa!”

“Nggak ada sejarahnya ya, seorang ketua geng motor yang keren parah kayak gue gini suka atau bahkan jatuh cinta sama cewek freak kayak Anara!”

“Cih! Kebanyakan gengsi!” Zidan melotot kearah Azka, bisa-bisa si es batu ikut-ikutan menyudutkan nya.

“Nah tuh bener kata Azka, Lo kebanyakan gengsi!”

“Terserah!” tak mau meladeni mereka, Zidan memilih merebahkan tubuhnya di sandaran sofa dan memejamkan matanya.

“Kayaknya gue mau ngadain rapat deh.” perkataan Devan itu membuat Zidan kembali membuka matanya dan menatapnya.

“Udah bosen Lo?”

Devan menggeleng, “Kayaknya iya. Gue mau cari cewek yang bisa ngertiin gue.”

“Gaya Lo minta di ngertiin, orang yang hobinya nyakitin itu gak pantes di ngertiin. Kecuali kalo Lo ganteng!” sahut sang kembarannya, Devin.

“Dih, emang situ ganteng?”

Devin menyisir rambutnya kebelakang dengan gaya. “Ganteng kan?” Ia menarik turunkan alisnya.

“Biasa aja!”

“Bilang aja iri!”

“Gue? Iri sama Lo? NAJIS!!”

“Mulut Lo bau, Van!!”

“Enak aja, gini-gini gue rajin tauk sikat gigi. Gak kayak Lo, jarang-jarang!!”

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang