PART 30

17.9K 1.3K 59
                                    

“Tenang saja, ceritamu sudah ditulis oleh penulis skenario terbaik”

_Claudia Edmonia Nasution.

Menyebalkan memang, namun inilah kenyataannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyebalkan memang, namun inilah kenyataannya. Setelah di kurung berjam-jam di dalam gedung sekolah, kini Zidan harus dikurung oleh ibundanya di dalam kamar karena suhu tubuhnya yang naik. Cowok satu itu nekat pulang saat hujan dikarenakan ada pengeroyokan di markas nya, mengakibatkannya terserang demam tinggi.

"BUNDA ZIDAN MAU MAEN!!" Raungan itu berasal dari Zidan, ketua geng yang katanya sadis dan kejam itu berubah menjadi anak kucing jika sudah di rumah.

"KAMU SAKIT ZEIN! DIEM DI KAMAR ATAU BUNDA SURUH BANG GEVAN KELUARIN KAMU DARI BLACK CARLOS!!"

Mendengar itu Zidan sontak merapatkan bibirnya. Berdecak kesal lalu melemparkan tubuhnya ke atas kasur, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Gara-gara Gibran anjing gue gak bisa keluar rumah!" Geram Zidan.

Cowok itu berguling di atas kasurnya, sprei yang tadinya rapi menjadi tak karuan apalagi saat bantal dan guling nya berjatuhan. Decakan kesal terus keluar dari mulut cowok satu itu.

"Ssttt..."

"Zidan...."

Telinga Zidan menangkap sesuatu, ia membuka selimutnya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Ssttt, sini..."

Zidan meneguk ludahnya, ia meringis saat merasakan bulu kuduknya berdiri."Kok gue merinding ya,"

"Ssttt, Zidan...."

"Tuh kan, suaranya lembut banget lagi."

Brak

"ANJENG!!"

"Zidan, sini!"

Ah, itu manusia. Zidan menetralkan nafasnya saat melihat sebuah kepala menyembul dari balik jendela balkonnya. Huh, pantas saja suaranya lembut. Berjalan lunglai menghampirinya, membuka jendela membiarkan makhluk kasat mata itu masuk.

"Ngapain kesini?"

Cengiran lebar tercetak di wajah Anara, ya kalian pikir siapa lagi yang berani atau bisa sampai di balkon kamar Zidan selain cewek satu itu."Mau ngajak Zidan main, ayok!"

Zidan mengerutkan keningnya."Kemana?"

"Ke kamar Nara, nanti kita main di sana." Kata gadis itu menarik-narik pergelangan tangan Zidan.

Agak sedikit ambigu dengan kata-kata itu, atau otak saya saja? Menurut adalah jalan paling tepat bagi Zidan saat ini. Ia berjalan dibelakang Anara yang mengajaknya keluar dari kamar. Melewati balkon.

"Ini licin Ra, kalo Lo jatuh tadi gimana?" Tanya Zidan kesal sekaligus khawatir, hujan baru saja reda dan gadis itu masih menggunakan seragam sekolahnya.

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang