+25+ Whistle

102 30 63
                                    

Hai,
Aku kembali setelah revisi 24 part,
Aku ingin publish tapi males banget hisk,
Jadi cuma part 1 dan 2 aja yang aku publish.
Semoga kalian masih setia menunggu aku ya.

Happy reading

+++

Waktu berlalu lebih cepat,
Bahkan terlalu cepat,
Matamu berwarna dalam cahaya matahari terbenam,
Membuatnya mudah,
Saat itu membuatku merasakan cinta,
Cinta untukmu,
Sayang,
Tak ada kata yang lain untuk dijelaskan.

Whistle ~ Dreamcatcher

+++

Yuna membaca pesan yang baru saja dia dapatkan. Seseorang memintanya bertemu. Bukannya tidak ingin keluar hanya saja Yuna tidak tahu siapa yang mengirim pesan mengancam kepadanya.

Yuna yakin orang ini adalah musuh Jimin.

"Kenapa kau gelisah seperti itu?"

Yuna menoleh mendapati adiknya berjalan kearahnya. Saat Jimin memberitahunya untuk memanggil Yuna ke rumah, dirinya langsung menghubungi Bora.

"Kau sudah selesai dengan Jimin?" tanya Yuna mengalihkan pembicaraan.

"Dia memintaku untuk tinggal disini sementara waktu," ucap Bora seraya duduk di samping Yuna, "Beruntung universitas lebih dekat."

Yuna lega saat Bora sudah melupakan pembicaraan awal. Yuna tidak akan melibatkan adiknya dalam urusannya yang bisa saja berbahaya.

"Apakah Mingyu juga akan tinggal disini?"

Bora mendelik ke arah kakaknya. "Apa itu hal penting?"

Yuna tertawa saat melihat ekspresi adiknya. Sepertinya Bora tidak bisa akrab dengan pengawal Jimin itu. Rasanya menyenangkan menggoda Bora.

"Bagaimana rasanya tinggal dengan seorang pria?" ledek Yuna.

"Kau sudah merasakannya bukan," kilah Bora. Bora malu jika mengingat tentang dirinya tinggal dengan seorang pria dewasa.

"Aku berbeda denganmu, aku sudah menikah sedangkan kau belum."

Rasanya Bora ingin membuang kakaknya. Bisakah dirinya membahas yang lain saja daripada membahas makhluk bernama Mingyu itu.

"Biasa saja."

"Benarkah, apakah tidak ada kejadian yang membuat jantungmu berdegup kencang?" goda Yuna dengan ekspresi menyebalkan, " Belum lama ini aku melihatmu berjalan dengan Mingyu."

Bora menatap kesal kakaknya lalu pergi begitu saja. Tanpa memperdalam kakaknya tertawa di belakangnya.

+++

Wooyoung melihat beberapa orang berbaju rapi di depan rumahnya. Banyak mobil terparkir di pinggir jalan.

Wooyoung lari saat melihat neneknya keluar dan berbicara kepada orang-orang itu. Apakah itu rentenir? Pikirnya. Tapi neneknya tidak pernah meminjam uang.

"Ada apa ini?"

Semua orang disana menatap Wooyoung terkejut. Terutama orang yang berada paling dekat dengan neneknya. Wajah yang selama ini dia rindukan. Setelah wanita di sampingnya. Wajah yang hampir mirip dengan cucu pertamanya.

"Apakah kau Wooyoung?"

Wooyoung menatap pria tua di depannya dengan pandangan bingung lalu menatap neneknya yang tersenyum di samping pria itu.

"Kau siapa?" tanya Wooyoung walaupun dia bisa menebak apa yang terjadi saat ini. Orang yang di bicarakan neneknya saat dia bertanya kemana keluarganya.

"Dia kakekmu, Wooyoung-ah."

Benar dugaannya. Walaupun dirinya sempat tidak percaya dengan neneknya jika kakeknya orang yang sangat kaya. Tapi saat melihat penampilan orang itu dan mobil yang berjajar di depan dirinya harus mengakuinya.

"Sudah saatnya kalian kembali, aku akan mengurus kepindahan kalian," titah Dongwook.

Sunmi menatap khawatir suaminya. "Bagaimana jika Wooyoung diambil mereka?"

Dongwook tersenyum lembut seraya menepuk pucuk kepala wanita yang sangat dia cintai.

"Jimin akan mengerjakannya dengan baik."

+++

"Bagaimana sudah kau arahkan pada orang itu?" tanya Jimin pada orang di depannya. Ryu Yoongi.

"Sudah beberapa detik yang lalu."

Jimin tersenyum saat melihat monitor di depan Yoongi. Berita tentang seseorang langsung ramai di sosial media. Berita tentang sisi tergelap seseorang yang sangat dia benci.

Jimin tersenyum saat dirinya berpura-pura amnesia dan orang itu menemuinya dengan wajah tanpa dosanya. Dia orang yang sudah membunuh kedua orangtuanya dan memisahkan dirinya dari adiknya.

"Munculkan semua bukti yang selama ini kita cari, Hyung."

Yoongi menatap Jimin jengah. Saat ini dirinya menatap Jimin yang sebenarnya. Jimin sudah kembali dengan sosok menyeramkannya. Tentu saja masih kalah dengan dirinya.

"Dokter itu, apa yang akan kau lakukan dengannya."

Jimin menoleh dengan senyuman. "Seperti yang aku lakukan pada Jungkook."

"Kau gila."

Jimin terkekeh lalu duduk di meja tempat kerja Yoongi. Yoongi seperti baru mengenal dirinya saja. Jimin memang gila jika sudah murka.

"Sebenarnya aku sedikit berbaik hati pada Seokjin, bagaimana pun dia sudah membantuku walaupun dia ketahuan bergabung dengan orang itu."

Yoongi sebenarnya ingin Seokjin mati saja. Walaupun kejam. Dirinya tidak terima saat seokjin memasuki kamar kekasihnya saat dirinya lengah sedikit. Tapi yang dilakukan Jimin benar-benar gila. Menjual orang itu di perdagangan manusia. Tentunya semua ingatan Seokjin dan Jungkook sudah dihapus permanen.

"Aku akan memberimu hadiah pernikahan untukmu jika masalah ini selesai," ucap Jimin tersenyum sekilas, "Wanitamu itu sangat berisik jadi akan ku kembalikan dengan cepat."

Yoongi tertawa. Dirinya bisa membayangkan bagaimana pusingnya Jimin menghadapi Yirea. Orang itu sangat keras kepala dan berisik. Yoongi saja kualahan menghadapi kekasihnya itu.

"Kembalikan tanpa tergores sedikitpun," titah Yoongi lalu menatap tajam Jimin saat teringat keringat kekasihnya, "Kau harus bersih-bersih setelah pernikahan ku selesai. Kau harus membalas keringat Yirea dengan keringatmu."

"Dan aku tidak ingin kau meminta bantuan pengawal atau pelayanmu."

Jimin ternganga melihat sikap Yoongi yang baru pertama kali dia lihat. Jimin tidak menyangka Yoongi membalasnya.

+++

"Aku akan pergi keluar sebentar."

Pria itu menghentikan kegiatannya saat melihat Seulgi berjalan kearahnya.

"Untuk bertemu dengan seorang pria?" geram Woojin tak terima.

Seulgi meringis. "Aku hanya bertemu pengawal Jimin sudah aku katakan akan membantu Jimin dan Yuna. Kau bisa ikut jika kau tak percaya."

Tatapan Woojin melembut saat Seulgi menatap dirinya. Baiklah Seulgi memintanya pergi bersama.

"Tunggu aku bersiap."

+++

Bersambung
Beberapa part lagi akan tamat
Selamat menunggu kawan
Jangan bosen nunggunya ya
Kali ini gak akan lama kok

Bye see youu😍

✔️°•Danger•° JIMIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang