+30+ I Love You

107 8 8
                                    

Siapa yang nungguin aku?
Iya tahu aku lama hehe,

Okay langsung cus aja yaa...

***

Aku sedikit bingung
Saat aku memikirkanmu
Aku merasa kepalaku akan pecah

Treasure ~ I Love You

***

Jimin menatap Yuna yang saat ini tengah berkutat dengan berbagai jenis dasi miliknya. Entah kenapa pagi ini terasa berbeda karena tiba-tiba saja Yuna sudah menyiapkan pakaiannya dan juga sarapan yang khusus untuk dirinya.

Jimin masih dengan keterdiamannya. Membiarkan Yuna dengan cekatan mamasangkan dasi berwarna hitam di lehernya.

"Apakah ada yang ingin kau sampaikan?"

Yuna menatap Jimin sejenak. Lalu mengalihkan pandangannya sekilas. Perlahan menarik tangan kanan Jimin dan meletakan di perut ratanya.

Jimin mengerutkan dahinya sejenak.

"Apa?"

Yuna berdecak kesal saat Jimin tidak mengerti apa yang dia isyaratkan. Apakah setidak peka itu seorang Yoon Jimin.

"Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Yuna setelah dirasa Jimin tidak akan menjawab dengan benar.

"Ha?"

Jimin tidak salah mendengar bukan. Dirinya? Ayah?

Seketika Jimin merendahkan dirinya agar berhadapan dengan perut rata Yuna.

Benarkah? Di perut rata itu ada anaknya. Ada buah hatinya? Tapi kenapa tidak terlihat berbeda sama-sekali.

"Apakah dia benar-benar ada?"

Yuna mengangguk antusias. Akhirnya dirinya bisa memberitahu Jimin soal kehamilannya. Dirinya sudah menantikan hari ini tiba.

"Apakah dia tidak sesak di dalam sana?" Sungguh? Jimin kau menanyakan hal yang tidak perlu dijawab.

"Apa kau pernah merasakan tidur di luar?"

Sial! Jurus ibu hamil keluar. Jimin hanya menggelengkan kepalanya polos. Dirinya sangat tidak mengerti bagaimana menghadapi seorang istri yang tengah hamil.

"Kau ingin merasakannya?"

Jimin menggelengkan kepalanya lagi. "Apa kau tega?"

Tidak perlu dijawab. Yuna pasti tidak akan tega. Lebih tepatnya tidak rela tidur tanpa Jimin di sampingnya. Karena beberapa hari ini Yuna sangat mendambakan aroma Jimin. Bahkan wangi Jimin di pagi hari bisa membuatnya tertidur kembali dengan nyaman.

Jimin mempunyai wangi khas dirinya. Aroma mint bercampur aroma segar dari teh. Yuna sempat curiga Jimin menggunakan air teh untuk mandi.

"Baiklah. Welcome my baby." Jimin tersenyum bahagia lalu mengecup perut Yuna sekilas. Binar matanya masih terlihat saat menatap perut itu.

Jimin tidak sabar menantikan perut rata itu membesar.

"Apakah sakit?"

"Tidak, aku nyaris tidak merasakan apapun. Mungkin hanya pegal sedikit," ujar Yuna.

Setelah Jimin berdiri Yuna merapikan jas yang dipakai Jimin sebentar dan membenarkan dasi yang Jimin pakai.

"Sepertinya hari ini aku tidak akan pergi kemanapun."

Yuna berdecak kesal, "Hari ini pernikahan Mingyu."

***

Joohyun menatap kembali bayangan dirinya di cermin. Cantik. Itu satu kata yang terlintas di kepalanya saat melihat dirinya mengenakan gaun putih dengan riasan yang membuat dirinya tampak semakin cantik.

✔️°•Danger•° JIMIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang