+07+ Windy Windy

265 77 101
                                    

Ini hari keberapa setelah up terakhir ya?

Maaf aku hiat dulu sementara sekitar satu minggu kemarin tapi alhamdulillah aku sekarang bisa up lagi...

Siapa yang kangen couple Yoon?

Atau kangen sama Bora and Mingyu... aku belom tau sebutan untuk mereka berdua apa ya? Coba kasih tau aku...

Mari kita baper baper sama Jimin and Yuna...

Siap komentar setiap paragraf nya?

And kalian vote ke berapa nih....

Okey happy reading...

+++

Haruskah kita membuat kenangan indah sekarang? Apa ini? Aku tak bisa menjelaskan perasaan ini, aku tak bisa tidur.

Windy Windy ~ Gfriend

+++

Setiap orang mempunyai cerita masing-masing. Terutama kisah asmara mereka. begitu pula dengan Jimin dan Yuna yang dipertemukan oleh takdir pernikahan. Walaupun ada campur tangan sang kakek yang terus menuntut Jimin untuk segera menikah, entah apa alasannya. 

Padahal teman-teman sebaya Jimin banyak yang belum menikah dan lebih tertarik memperluas dan memperkaya diri dan kekuasaan. 

Saat pertama kali Yuna membuka mata wajah tenang Jimin yang terlelap di samping nya, bahkan salah satu lengan Jimin memeluk nya sedangkan yang satu Jimin gunakan untuk bantalan kepalanya.
Menggemaskan. Satu kata untuk Jimin saat ini, Yuna tak ingin bangun dari tidurnya jika ini mimpi, mimpi yang sangat indah.

Tak sadar tangan nya menyentuh surai hitam di depan nya, yah Jimin mengganti rambut nya dengan warna hitam yang membuat Jimin semakin mempesona.

"Pagi." Suara serak khas bangun tidur itu menyadarkan Yuna dari keterpesonaan Yuna terhadap Jimin.

Jimin bahkan belu membuka mata nya tapi Jimin mengucapkan pagi saat Jimin merasakan tangan yang menyentuh kepala nya, tak perlu di tanyakan lagi itu pasti Yuna.

"Eh pagi Jimin-ah."

Yuna segera bangkit dari tidur nya lalu beranjak menuju kamar mandi, Yuna harus membantu pelayan menyiapkan sarapan, Yuna tak ingin dicap nyonya yang sombong itu bukan Yuna.

"Jimin-ah mau aku bantu untuk membersihkan diri?" Ucap Yuna saat Yuna sudah selesai dengan ritual pagi nya.

"Bisakah bantu aku duduk di kursi roda?"

Dengan semangat Yuna segera membantu Jimin pindah ke kursi roda lalu mendorong kursi itu ke dalam kamar mandi.

"Apakah mau aku bantu membuka pakaian?"

Jimin memandang Yuna terkejut, apakah Yuna tak sadar dengan apa yang Yuna ucapkan, itu bisa jadi hal hal yang tidak di inginkan.

"Jimin-ah." Yuna mengerutkan dahinya saat tak mendapat respon dari Jimin, "Akan aku bantu membuka baju mu okey."

Tanpa menunggu jawaban dari Jimin, Yuna segera membuka kancing baju Jimin satu persatu lalu melepaskan baju iti dari tubuh Jimin yang saat ini menyisakan kaus dalam berwarna putih dan celana tidurnya.

"Aku bisa sendiri." Tolak Jimin saat Yuna akan melepaskan kaus dalam tipis milik Jimin.

"Baiklah, aku akan membantu menyiapakan sarapan di bawah, nanti aku akan memanggilmu."

Yuna segera beranjak dari kamar mandi menuju dapur.

+++

"Kau harus terus mengawasi Jimin, dan pastikan wanita itu tidak hamil jika dia hamil kita harus membuat rencana baru." Ucap laki laki itu dengan seseorang di depan nya.

✔️°•Danger•° JIMIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang