+13+ Emotion

205 57 41
                                    

Akhirnya aku bisa update lagi, sorry aku belakangan ini sok sibuk and kaya males banget buat mikir jalan cerita.

Kalian pernah? Solusi kalian gimana nih kalo ada dalam fase males nulis.

Okay langsung cus aja ya...
Jangan lupa jejak kalian...

Aku saranin putar lagunya enak loh lagunya.

+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++

Jika aku menanggungnya akankah rasa sakit itu akan berkurang? Bisakah aku menutup mata.

Emotion ~ Dreamcatcher

+++

Kamar itu sunyi hanya terdengar suara jam dinding dan hembusan napas dari seseorang yang berbaring di atas ranjang. Yuna. Setelah ditemukan oleh Jimin dalam keadaan tak sadarkan diri di hotel, Jimin segera memanggil dokter untuk ke rumahnya.

Dia tidak bisa membawa Yuna ke rumah sakit dalam keadaannya saat ini. Bahkan Dokter menyarankan untuk rawat inap di rumah sakit Jimin menolaknya sehingga Yuna dirawat di rumah.

"Hanya kelaparan dan kelelahan kenapa dirinya tidak sadar-sadar," gerutu Jimin dengan mata tak lepas dari layar laptopnya. Dirinya harus menjaga Yuna dan mengerjakan pekerjaannya.

Ting!

Ponsel di samping Jimin menampilkan pop up pesan dari orang suruhannya. Membaca pesan itu sekilas lalu menutup laptopnya. Jam dinding menunjukan pukul 3 dini hari, dirinya harus tidur jika tidak ingin mengantuk besok.

Jimin merebahkan tubuhnya di samping Yuna. Mengamati selang infus yang menancap di pergelangan tangan Yuna lalu berhenti tepat di wajah Yuna yang terpejam tenang. Haruskah dirinya menyewa bodyguard lebih banyak untuk menjaga Yuna. Sepertinya musuhnya lebih mengincar Yuna.

"Kenapa hidup ku seperti film saja," gumam Jimin sebelum menutup matanya. Ya istirahatlah Jimin.

Di luar kamar utama 2 orang manusia sedang berbisik-bisik atau lebih tepatnya bertengkar dengan suara pelan. Bora dan Mingyu. Bora yang ingin bertemu dengan kakaknya sedangkan Mingyu mencegah Bora karena sudah dipastikan penghuni kamar sedang istirahat.

"Besok saja Ra-ya, ini sudah dini hari seharusnya kau tidur di kamar dam bermimpi," ucap Mingyu merentangkan tangannya menutup jalan ke pintu, "Dan juga aku ingin segera tidur bukan mengurusmu disini."

"Ya! Okay aku akan tidur," desis Bora dengan langkah dihentakan ke lantai dirinya meninggalkan Mingyu yang tersenyum senang karena berarti dirinya akan segera tidur.

"Aku datang kasur."

Mingyu melangkah untuk ke kamarnya, semoga besok bukan hari yang melelahkan seperti hari ini. Hampir lupa dirinya harus memastikan manusia satu itu benar-benar tidur bukannya begadang. Menyusahkan saja dia.

✔️°•Danger•° JIMIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang