+02+ Fire

386 91 127
                                    

Setelah sekian lama gw nunggu tetep aja ya gak terpenuhi hehe...

Nah buat fans nya jimin oppa ayo dong vote sama komen nya

Aku butuh kritik kalian supaya aku bisa jauh lebih bagus lagi kalo nulis cerita

Satu kritik kalian sangat berharga buat aku

Yaudah langsung aja ya

Happy reading

"Saat aku terbangun di kamarku aku bukanlah siapa siapa, setelah matahari terbenam aku berjalan sempoyongan, aku orang brengsek karena aku mabuk, mabuk menyumpah serampah sepanjang jalan."

Fire~BTS

+++

Hospital, Seoul, Korea Selatan.
Seluruh dokter terbaik yang ada di rumah sakit itu berlarian ke depan pintu rumah sakit untuk segera menangani korban kecelakan yang terjadi beberapa menit lalu.

Seorang pasien yang mereka kenal Yoon Jimin sudah berada di kamar rawat nya dengan selang oksigen di hidungnya, para tim medis yang menangani nya menatap iba ke arah tubuh tak berdaya itu.

Sudah banyak tenaga yang mereka kerahkan untuk menolong Jimin tetapi belum ada tanda-tanda dirinya akan terbangun selama seminggu ini pun Jimin masih tertidur di kamar rawat nya.

"Kupikir jika tuan muda Yoon terbangun dari tidurnya dia akan sangat marah mengetahui perusahaan nya diambang kehancuran," salah satu perawat di ruangan itu mengecek selang impus yang terpasang.

"Apa benar? Ku pikir itu hanya kabar burung," Dokter Kim yang menangani secara langsung Jimin itu menyahut.

"Kau tidak tau? Itu benar, bahkan sekertaris pribadi tuan muda Yoon sudah menceritakan apa yang terjadi di acara pers dua hari lalu," jawab perawat itu dengan nada iba.

"Benarkah? Jika benar saya harap Tuhan masih menyayangi tuan muda Yoon."

Semua orang yang berada di dalam ruangan mengangguk dan berdoa semoga Tuhan berada di samping Jimin.

+++

Kediaman Keluarga Na.

Melihat adiknya berkutat dengan alat lukis, Yuna sebagai seorang kakak rela berdiri berjam-jam untuk menjadi obyek lukis adiknya yang sudah gila jika menyentuh kuas.

Memang benar Na Bora atau Bora sedari kecil sudah menyukai apa itu yang dinamakan lukisan sehingga saat ia masuk sekolah dasar ia masuk sekolah kesenian yang terdapat seni lukis di dalamnya.

Tak perlu diragukan lagi soal hasil lukisan adiknya itu, walaupun masih remaja Bora sudah mempunyai galeri seni di rumah mereka, galeri itu adalah hadiah dari kedua orangtuanya saat Bora memenangkan perlombaan lukisan bertema keluarga di sekolah.

Pernah ada dimana saat Bora atau Yuna merindukan kedua orang tuanya yang telah tiada, mereka akan bermalam di galeri lukis milik Bora dengan melihat lukisan kedua orang tua mereka yang Bora lukis untuk hadiah pernikahan mereka, sayangnya sebelum lukisan itu diberikan orang tua mereka sudah meninggalkan mereka berdua.

"Kepalanya jangan bergerak."

"Senyumnya mana?"

"Kakinya jangan disilangkan."

✔️°•Danger•° JIMIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang