Chapter 18

596 94 222
                                    

Mina pov

"Di mana jeongyeon? Apa dia masih tidur?" momo bertanya sambil menuangkan secangkir kopi untuknya dan untukku.

Momo tadi malam berkunjung ke rumah kami dan menginap di sini untuk menghabiskan waktu bersama aku dan jeongyeon.

"Ya, dia masih lelah karena penerbangan nya kemarin..."kataku sambil mencium aroma kopi yang keluar dari cangkir ku.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu mu?"momo bertanya sambil meletakan cangkirnya dan menatapku dengan serius.

"Tidak...kenapa kau menanyakan itu?"tanyaku dengan heran.

"Karena aku mendengarnya, mina..." aku terdiam saat mendengar hal itu.

"Aku mendengarnya menangis tadi malam. Kau ingin memberitahu ku atau aku sendiri yang menanyakan nya pada jeongyeon?"momo berkata dengan tangan yang disilangkan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku sedang tidur, kemudian aku merasakan dia bergerak gelisah di tempat tidurnya. Ketika aku berbalik untuk memeriksanya, dia gemetar dan keringat membasahi tubuhnya. Jadi aku membangunkannya...dan dia langsung menangis saat membuka matanya..."aku menelusuri tepi cangkir kopi dengan jari tanganku.

"Apa dia mimpi buruk?"aku mengangkat bahuku pada momo.

"Sepertinya begitu. Tapi aku sedikit terkejut saat melihatnya menangis seperti itu. Dia tidak pernah menangis sebelumnya kecuali dulu saat hubungan kami sedang dilanda masalah..."jelasku pada momo.

"Apa sesuatu terjadi di rumah mu atau di penerbangannya...'momo bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke lemari es.

"Tidak ada....hanya saja saat kami berkunjung ke rumah ku. Uhmm dahyun ada di sana...."kataku sambil menyesap kopiku.

"Apa kau melakukan sesuatu?"momo memicingkan mata nya ke arahku.

"Kami hanya mengobrol...kenapa kau menjadi begitu penasaran?"kataku dengan alis terangkat.

"Apa? Aku hanya mencoba untuk membantumu. Jelas ada sesuatu yang benar-benar mengganggunya sampai dia mimpi buruk dan menangis seperti itu..." kata momo.

"Yah, ketika aku bicara dengan dahyun...dia menjadi...lebih pendiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri..."jelasku saat mengingat kejadian kemarin.

"Aku tau masalahnya..." momo tiba-tiba menepuk tangannya dengan semangat.

"Apa?" tanya ku penasaran.

"Dia pasti cemburu...."

"Cemburu apa?"kami berdua langsung menoleh ke arah pemilik suara.

"T-tidak...i-itu...momo cemburu dengan rekan kerjanya chaeyoung..."jawabku dengan cepat.

"Yahhh....sejak kapan aku cemburu dengan lelaki pendek itu!!" teriak momo padaku.

Aku langsung mengedipkan mataku dan memberi kode agar momo tetap diam.

"Wah, jadi orang itu chaeyoung..."jeongyeon berkata sambil menggosok matanya yang nampak masih merah dan juga bengkak.

"Bagaimana tidurmu?"momo bertanya sambil tersenyum.

Aku langsung menatapnya tajam dan menendang kursinya dari bawah meja. Dia hanya menjulurkan lidahnya ke arah ku sebelum kembali fokus pada jeongyeon.

"Uhmm...lebih baik..."jawab jeongyeon sambil menarik kursi di sebelahku.

"Jadi apa kemarin kau bertemu dengan dahyun?"aku langsung menendang kaki momo dari bawah meja.

"Aduh..." ringis momo kesakitan.

"Ada apa?" tanya jeongyeon dengan khawatir.

"Eh tidak apa-apa. Aku pikir semut menggigit kakiku..."kata momo memelototi ku.

REGRET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang