Chapter 26

616 101 125
                                    

Jeongyeon pov

Aghh...mengapa semuanya begitu rumit? Aku benar-benar tidak ingin menyakitinya lagi.

Sambil menghela napas, aku mengeluarkan ponselku dan melihat pesan dari mina yang belum ku baca dan ku abaikan sejak pagi ini.

Aku menggulir ke atas dan mulai membaca pesan-pesan itu.

From : mina

Selamat pagi, jeongie. Apa kau sudah bangun? Cuaca jauh lebih dingin akhir-akhir ini, jadi jangan lupa untuk memakai pakaian hangat mu. Aku tidak ingin kau sakit dan masuk angin.

From: mina

Hai...apa kau sedang bekerja? Lalu lintas sangat gila pagi ini, bukan?

From: mina

Bagaimana? Apa kau menyukai pastanya? Aku memesannya dari restoran yang sering kita kunjungi. Aku tau itu favorit mu.

From: mina

Ngomong-ngomong, pemiliknya masih mengingatku. Aku benar-benar terkejut, ini sudah cukup lama tapi dia masih mengenali suaraku saat aku memesan melalui telpon.

From: mina

Oh iya, aku juga meminta mereka menambahkan saus ekstra untukmu. Aku tahu kau sangat menyukai saus spesial mereka. Ada juga porsi ekstra salad. Aku pikir kau bisa membaginya dengan rekan kerja mu.

Pesan terakhir dikirim hampir satu jam yang lalu. Aku menghela napas dan hendak meletakan ponselku ketika sebuah pesan baru muncul di layar ponselku. Itu lebih pendek dibandingkan dengan pesan sebelumnya.

From: mina

Aku merindukan mu...

Mataku mulai berkaca-kaca saat aku menatap isi pesan yang dikirim mina untuk ku. Aku bisa merasakan hatiku goyah lagi.






Author pov

"Apa yang kau lakukan?"suara keras terdengar di telinga jeongyeon saat dia mengangkat gelas dan menghirup aroma stoberi segar dari koktail merah saat dia menyesap minumannya.

Rasa pahit dan manis dari campuran minuman keras meluncur dengan mudah ke tenggorokannya dan menenangkan hatinya yang berat.

"Jeongyeon, apa yang merasukimu?"orang yang sama bicara dengan marah dan menarik kasar gelas jeongyeon.

"Kau tahu, alkohol tidak pernah menjadi jawaban atas masalahmu!"

Jeongyeon menoleh dengan lesu ke orang yang sekarang duduk di bangku sebelah nya.

"Oh sharonnnnn...."teriak jeongyeon memeluk gadis yang sudah beberapa hari ini sibuk dengan jadwal kerjanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"tanya sharon sambil merapikan rambut jeongyeon yang menutupi matanya.

Jeongyeon tidak menjawab, dia malah kembali menenggak alkohol seolah-olah dia sedang meminum air biasa.

"Cukup, jeongyeon!"sharon kembali merampas gelas itu dan meberikannya pada bartender.

"Oh ayolah...itu martini ketiga ku..."rengek jeongyeon mencoba mengambil gelasnya tapi dia malah terhuyung ke kursi.

"Uhm...atau itu mungkin ke empat..." sharon menghela napas dan mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan pipi pria yang sedang mabuk itu.

"Jeongyeon, kenapa kau seperti ini? Kau tidak pernah minum sebanyak ini sebelumnya..."ucap sharon mengusap lembut pipi jeongyeon.

Gerakan itu membuat jeongyeon sedikit tenang, dia membungkuk dari kursinya dan menatap kosong ke meja kayu di depannya.

REGRET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang