Chapter 22

659 100 96
                                    

Persiapan pembukaan cafe baru mina akhirnya selesai juga. Beberapa hari setelah hubungannya berakhir dengan jeongyeon, mina terlihat tidak bersemangat bahkan matanya selalu terlihat bengkak karena menangis.

Hari ini tepat 3 minggu mereka tidak saling bertemu lagi, karena jeongyeon sudah kembali ke london setelah dia menyelesaikan semua masalahnya.

Mina masih sering menanyakan kabar jeongyeon tapi jeongyeon tidak pernah repot-repot untuk membalas pesannya.

Mina akui kalau dia sangat merindukan jeongyeon.....sangat amat merindukannya.

Keadaan jeongyeon tidak jauh berbeda dengan mina. Badan yang terlihat kurus karena nafsu makan yang hilang, rambut yang semakin memanjang dan terlihat acak-acakan, kumis yang mulai tumbuh dan selalu menyediakan minuman keras di kulkasnya untuk di minum. Hal itu benar-benar membuat jeongyeon seperti tidak terurus.

"Jeong, sudah lah jangan memikirkan wanita itu lagi. Kau harus melupakannya dan melanjutkan hidupmu. Jangan kembali seperti dulu lagi.."ucap tzuyu.

Tzuyu sebenarnya sangat jengkel pada mina karena sudah membuat jeongyeon hancur untuk kesekian kalinya.

Jika memang mina tidak mempercayai jeongyeon dari awal, kenapa wanita itu harus mencarinya lagi dan memberinya harapan baru pada sahabatnya itu.

Jeongyeon memang sudah menceritakan semua masalahnya dihadapan jihyo dan tzuyu, jadi mereka sangat mengerti dengan keadaan sahabatnya itu.

"Tzuyu..."panggil jeongyeon.

"Wae???"

"Untuk apa dia memberiku kesempatan jika akhirnya akan membuangku seperti ini? Setiap detik dan menit yang terlewati, aku masih belum bisa melupakannya..."ucap jeongyeon.

"Jeong, ku mohon lupakan dia! Sudah cukup kau menderita seperti ini. Jangan sakiti dirimu lagi..."ucap tzuyu yang tidak tahan melihat kondisi sahabatnya.

"Jihyo-ah..."panggil jeongyeon menatap ke arah jihyo yang hanya diam dan terus memandangi jeongyeon sejak dari tadi.

"Iya jeong...ada apa? Apa kau butuh sesuatu?"ucap jihyo yang sangat merasakan kesedihan jeongyeon.

"Terima kasih karena sudah mau berada di sisi ku selama ini, ji...begitu pun dengan mu tzuyu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika tidak ada kalian di sini..."ucap jeongyeon membuat jihyo dan tzuyu menatapnya dengan sangat lama karena merasa kasihan melihat wajah jeongyeon yang seperti tidak terurus.

"Jangan berterimakasih lagi pada kami, jeong...."

"Uhm sebaiknya kita pergi ke salon untuk membersihkan bulu halus yang ada di wajahmu itu. Aigooo...kau terlihat seperti seorang pengemis..."ucap jihyo mencoba bercanda karena dia tidak ingin menangis lagi saat ini.

Ucapan jihyo itu pun sukses membuat jeongyeon tertawa. Jihyo lalu mengambil sebuah kaca dan memberikannya pada jeongyeon.

"Lihat wajahmu itu...pikirkan bagaimana sedihnya bibi Yoo dan seungyeon unnie jika melihat kau menjadi pengemis di negara orang..." ejek jihyo dengan wajah yang dibuat jijik ketika melihat wajah sahabatnya.

"Kau benar, ji..."ucap jeongyeon tertawa saat melihat wajahnya.

"Kalau begitu cepat ganti bajumu dan siap-siap. Aku dan tzuyu akan menemanimu pergi ke salon..." jeongyeon mengganggukkan kepalanya dan berdiri dari sofa lalu berjalan ke kamarnya.







Sedangkan di tempat lain

Mina sedang diam menatap ponselnya dan melihat chat lamanya dengan jeongyeon. Ya mereka memang jarang berkomunikasi atau lebih tepatnya jeongyeon memutuskan semua kontak dengannya.

REGRET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang