Chapter 7

105 13 2
                                    

Hai, Readque
|•Selamat membaca•|

Enjoiii

***

CHAPTER 7 : UKS

"Kita tidak punya hubungan spesial, tapi kenapa aku takut kamu kenapa-napa?"

-Malvin Alderio-

🖤🖤🖤

Brak

Malvin membuka pintu UKS dengan kasar. Sontak anggota PMR langsung bergegas menyiapkan brankar dan membuka gorden untuk memudahkan jalan.

Dengan perlahan ia merebahkan tubuh Enola di brankar kemudian meluruskan kakinya dan melepas sepatu yang melekat di kaki mungilnya.

Anggota PMR bergegas menangani Enola. Salah satu dari mereka mengambil air panas dan memanggil dokter yang biasa bertugas menangani di sini. Kebetulan dokter itu belum datang hari ini karena ada kendala.

Malvin hanya berdiri tak tau mau berbuat apa. Berbeda dengan raut wajahnya yang datar, hatinya terasa cemas ketika Enola tak kunjung sadar. Ia takut terjadi apa-apa dengan Enola.

"Permisi, maaf saya terlambat. " ucap seorang dokter yang masih tergolong muda yang mengenakan jas ala dokter dan stetoskop yang mengalung di lehernya. Di tangannya menjinjing tas dokter yang berisi peralatan kesehatan dan beberapa obat.

Sontak Malvin menggeser tubuhnya dua langkah ke samping. Dokter itu mulai memeriksa keadaan Enola.

"Enola?" gumam Dokter Lea.

Alea Catherine namanya. Biasa di panggil dokter Lea.  Seorang dokter umum yang bekerja di salah satu rumah sakit milik Derry dan menjadi dokter pribadi SMA Chandrika. Umurnya masih tergolong muda dan belum menikah bahkan statusnya sekarang adalah jomblo. Ia juga alumni SMA Chandrika dua tahun yang lalu. Mempunyai kapasitas otak di atas rata-rata membuatnya bisa menjadi dokter di usia yang masih sangat muda.

Setelah mengecek keadaan Enola, Dr. Lea melepas stetoskop dari telinganya. "Tidak ada yang serius, dia hanya belum menyesuaikan dengan lingkungan karena kondisinya belum stabil" ucapnya membuat Malvin mengangguk paham.

"Pastikan dia tidak kelelahan dan jangan terlalu lama terkena sinar matahari sampai kondisinya benar-benar pulih. " lanjutnya yang hanya di balas gumaman oleh Malvin.

"Kalau gitu saya permisi, ada pasien di rumah sakit yang harus saya tangani. " ucap Dr. Lea kemudian merapikan tasnya.

"Terimakasih. " ucap Malvin datar.

Dr. Lea keluar UKS di temani salah satu anggota PMR.

Kini hanya tersisa Malvin dan Enola di ruangan yang dominan warna putih dan aroma obat-obatan yang menyeruak di indra penciumannya.

Ia menarik kursi yang berada di samping brankar dan mendudukinya. Ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Enola.

Di ambilnya minyak kayu putih yang berada di meja, kemudian membukanya dan ia dekatkan di hidung mungil bangir milik Enola berharap ia segera sadar.

Malvinola | My Robot Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang