Chapter 9

90 14 0
                                    

Hai, Readque
|•Selamat membaca•|

Enjoiii

***

CHAPTER 9 : CINTA SEGITIGA

"Membentuk segitiga. Tapi ini bukan tentang bangun datar. "

-Galanta Atmaja-

🖤🖤🖤

Di kelas 12 MIPA 4 tengah jam kos. Walaupun begitu, Zhaqi selaku ketua kelas menginstruksi agar mereka tetap tenang dan tidak berisik supaya tidak ada guru yang menegur.

Galan dan Rizal duduk di belakang bangku Malvin dan Zhaqi yang berada di barisan pojok depan nomor dua dekat meja guru.

"Vin" panggil Galan membuat Malvin menoleh. Ia hanya menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.

Zhaqi membalikan kursinya menghadap Rizal. Sontak Malvin memutar tubuhnya dan bersandar di dinding.

"Lo pacaran sama Enola?" tanya Galan.

"Nggak" jawab Malvin jujur.

"Sejak kapan deket sama dia?" tanya Galan lagi seperti menuntut untuk di beri penjelasan.

"Malam minggu."

Galan tampak terkejut. "Lo malming an sama dia?" ucapnya seperti tidak terima.

Malvin menghela nafasnya. Cukup malas untuk berbicara. "Dia pingsan di jalan. " jawabnya acuh kemudian membuka novel yang ia pegang.

Galan mengerutkan alisnya seperti khawatir. "Ko bisa? dia ngga kenapa-napa kan?" tuntutnya khawatir di jawab gelengan acuh oleh Malvin yang fokus membaca novel.

Rizal yang memperhatikan gerak gerik Galan memicingkan matanya. "Kenapa lo kayak nggak suka Malvin deket sama Enola?" ucapnya membuat Galan menatapnya kemudian menatap Malvin.

Zhaqi menatap Malvin lekat-lekat. "Lo suka sama dia?" ucapnya membuat Malvin mendongak.

"Kepo" jawabnya dingin.

Galan membuang wajahnya menatap luar jendela. "Kenapa Lan, lo suka juga sama Enola?" tanya Zhaqi mengintimidasi.

Galan melirik Zhaqi sinis. "Ngapain gue suka sama dia?" ucapnya kembali bertanya.

"Yakin nggak tertarik sama Enola? Dia cantik imut-imut. " bisik Rizal sembari melirik Malvin dan Zhaqi.

Galan tertawa garing. "Hahah, yakali gue suka sama dia, entar di kira nikung temen lagi. " ucapnya sembari melirik Malvin sinis. Sedangkan Malvin seperti acuh tak menghiraukan sekitar. Ia tetap fokus dengan novelnya dengan raut datar.

"Lo kalo suka Enola jujur aja deh Gal, dari pada nyesek endingnya. " bisik Rizal lagi membuat Galan memberenggut tak suka.

Galan menghela nafasnya. "Lebih nyesek kalo berantem gara-gara cewek. " ucapnya kemudian berdiri dan mendorong kursi dengan kasar.

Sebelum melenggang pergi ia menatap ketiganya kesal.

"Lah? Ngambek dianya. " celetuk Zhaqi menatap Galan yang keluar kelas.

🖤🖤🖤

Di taman belakang, Galan duduk di kursi taman sembari memijit pangkal hidungnya. Ia merasa kesal tetapi tidak tahu karena apa.

"Galan" sapa Carly yang tiba-tiba menghampiri Galan.

Galan menatap sepatu di hadapannya. Menaikkan pandangannya, hingga memperlihatkan wajah yang sangat menjengkelkan di matanya. Ia kembali menatap ke bawah.

Rok sepuluh centi di atas lutut memperlihatkan kaki jenjang milik Carly. Ia berdecih kemudian menatap bibir Carly yang memakai lipstik berwarna merah dan turun ke bawah menatap dua kancing atasnya yang terbuka memperlihatkan belahannya.

Carly dan di tatap seperti itu tampak salting dan tersenyum menggoda. Sedangkan Galan membuang wajahnya jijik.

"Ck. Medusa" decak Galan kemudian berdiri.

Sebelum Galan pergi, Carly lebih dulu menarik tangan Galan. "Lepasin!" sentak Galan kasar kemudian meliriknya sinis.

"Galan!" teriak Carly ketika dirinya di tinggal.

"Ish, dia kenapa sih nggak tertarik sama gue? gue cantik iya, semok iya, gede iya, masa dia nggak mau ngelirik gue?" gumam Carly ambigu di sepanjang jalan.

"Cantik sih iya, tapi murahan." celetuk Rizal yang menyenderkan tubuhnya di tembok koridor dekat taman.

Ia melihat semuanya, setelah Galan pergi ia pun mengikutinya. Ketika akan menghampiri Galan ia mengurungkan niatnya ketika Carly lebih dulu menghampirinya. Ia pun memutuskan untuk bersandar di tembok memperhatikan  keduanya dari kejauhan.

Carly menatap Rizal tak terima. "Gue nggak terima murah ya, harga gue mahal. " sarkas nya membuat Rizal tertawa sinis.

"Badan kok di jual, harga diri lo rendah banget ya Car. " sindir Rizal di akhiri nada kecewa.

Rizal memang pernah memiliki rasa dengan Carly. Tetapi, ketika mengetahui sifat asli dan bejatnya Carly ia pun berusaha untuk menghilangkan perasaannya.

"Demi uang, gue rela jual diri. " ucap Carly kemudian melenggang pergi.

Rizal menatap kepergian Carly sendu. Antara marah dan kecewa. Ia mengepalkan tangannya sembari mengeraskan rahangnya. Matanya memerah dan berkaca-kaca menatap kepergian Carly.

Seseorang menepuk punggungnya dan merangkulnya. Galan tersenyum menguatkan. "Masih banyak cewek di luar sana yang lebih baik dari Carly. " ucapnya menenangkan.

Setelah Galan meninggalkan Carly ia teringat jika ponselnya tertinggal di bangku taman. Ketika ia akan mengambil ponselnya ia tidak sengaja melihat Rizal dan Carly di pojok koridor. Ia pun bergegas mengambil ponselnya yang tertinggal dan menghampiri Rizal yang tampak menahan amarah. Ia tahu bagaimana perasaan Rizal untuk Carly.

Bersambung...

🖤🖤🖤

!!Don't forget vote komen and share ke temen-temen Readque!!
///
||•Screenshot bagian yang menurut Readque menarik, dan jangan lupa share ke stori wattsap, Instagram stori, tiktok, Twitter, Facebook, dan semua medsos kalian agar cerita ini semakin berkembang•||
\\\
See you next part<3

Draft : Sabtu, 12 November 2022
Publish : Selasa, 27 Desember 2022






















Malvinola | My Robot Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang