Chapter 19

54 8 1
                                    

Hai, Readque
|•Selamat membaca•|

Enjoiii

***

CHAPTER 19 : SECUIL RASA

"Perasaan ingin memiliki ini datang secara tiba-tiba. Namun, aku tak tau bagaimana memulainya. "

-Malvin Alderio Samudra-

🖤🖤🖤

Tak terasa sudah tiga bulan Enola kembali bersekolah. Hari demi hari ia lewati dengan tenang dan tentram. Bahkan ia semakin akrab dengan Malvin dan Galan. Ia menjalin pertemanan tanpa melibatkan perasaan. Ia masih trauma untuk membuka hati karena di selingkuhi. Apalagi ia masih mencintai mantan brengseknya.

Memang cinta merubah segalanya. Cinta bisa membuat orang buta. Padahal karena cinta kita bisa terlihat bodoh. Sudah di sakiti berkali-kali namun hati masih menginginkannya kembali. Begitu juga Enola, ia masih mengharapkan mantannya. Padahal ia sudah di hianati.

Tak hanya luka batin dari mantannya yang ia dapatkan. Bahkan orang yang ia anggap seperti keluarganya sendiri berhianat kepadanya. Carly, sahabatnya sejak SMP telah mengkhianatinya. Lukanya tak sebanding dengan luka tusuk yang ia rasakan. Seperti ribuan jarum yang menusuk ulu hati.

Selama ini Enola memilih untuk diam. Ia tak mau bercerita kepada siapapun kecuali buku diary. Setiap malam ia selalu menulis suasana hatinya di buku kecil itu. Ia juga sering menangis ketika malam dengan kondisi kamar yang gelap.

Tanpa seorangpun tau, dibalik keceriaan dan tawanya memendam luka batin yang sulit untuk di sembuhkan. Sampai pada akhirnya ia menciptakan sosok lain di dalam tubuhnya.

🖤🖤🖤

Penilaian akhir semester ganjil akan di mulai tiga puluh menit lagi. Beberapa siswa berkumpul di depan kelas. Ada yang membaca buku, menyalin jawaban, ngobrol, dan membahas hal random seperti Malvin dan ketiga temannya. Tidak, hanya ketiga temannya rupanya. Mereka tengah berjalan di koridor menuju kelas yang sudah di tentukan.

"Kemarin gue ketemu tante Lyo, belum mandi aja cakep banget anjir." ucap Zhaqi heboh.

"Wah nggak adil nih, masa lo ketemu nggak ngajak ngajak." ucap Galan tidak terima.

"Orang gue ga sengaja ketemu."

"Dimana emang?" tanya Rizal.

"Di bubur ayam pak haji." jawab Zhaqi sambil senyum-senyum sendiri mengingat kemarin ia jogging bersama Moana.

Galan mengerutkan alisnya heran. "Tumben pagi pagi di hari Minggu udah sampe sana?"

"Biasanya juga masih di alam mimpi." saut Rizal di akhiri kekehan.

Raut wajah Zhaqi yang dulunya ceria kini menjadi murung dan kesal. "Ngga tau aja, gue frustasi gara-gara tetangga laknat." ucapnya sembari menggeram emosi sedangkan Galan dan Rizal sudah menyemburkan tawanya.

"Dah lah males gue kalo bahas kemarin." lanjutnya tidak mood.

Zhaqi menatap ke arah depan tajam dengan tangan yang mengepal. "Liat aja, gue bakal bales tu tetangga gada akhlak." gumamnya sinis membuat mereka geleng-geleng kepala.

Malvinola | My Robot Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang