Chapter 44✓

38 6 0
                                    

Hai, Readque
|•Selamat membaca•|

Enjoiii

***

CHAPTER 44 : MEMBAIK

"Kenapa kau mengatakan cinta padaku jika akhirnya kau pergi meninggalkan beribu luka dan tidak akan kembali lagi?"

-Enola Zolanda-

🖤🖤🖤

Sudah terhitung tiga Minggu Malvin koma. Selama itu juga Enola dan sahabatnya tak pernah absen menjenguknya setelah pulang dari sekolah. Bahkan selalu mengajak ngobrol walau tidak ada respon darinya. Seperti saat ini, Enola duduk di kursi samping brankar seraya menggenggam tangan Malvin. Di ruangan ini hanya ada mereka berdua. Suasana tampak sepi hanya suara monitor detak jantung yang terdengar lemah. Enola mengusap pelan tangan yang terasa dingin itu.

"Bot, lo nggak capek apa tidur terus?"

"Gue kangen tau sama wajah jutek lo kalo gue deket sama Galan,"

"Seharusnya gue peka dari dulu. Maaf, gue terlalu hanyut dalam cinta dan trauma sehingga gue nggak peduli sama orang yang bahkan selalu memperhatikan gue,"

"Dan sekarang gue sadar, ternyata cinta lo buat gue begitu besar Vin." Enola menjeda ucapannya dengan senyuman tipis.

"Gue sama Davin udah nggak ada hubungan lagi Vin. Bahkan ketika lo ngira gue balikan sama dia kita udah nggak punya hubungan,"

"Pas gue ketemu dia rasanya udah beda."

Enola menghela nafasnya. "Gue harap lo cepet sadar biar kita bisa bicarakan tentang perasaan ini."

Mata Enola mengerjap dua kali ketika merasakan jemari Malvin bergerak. Ia mengangkat genggaman tangannya untuk memastikan. Dan ternyata benar, ia segera memencet tombol di atas brankar. Selang beberapa menit Dr. Derry datang dengan langkah lebar. "Ada apa sayang?" ucapnya tersirat nada khawatir. Ia takut jika Malvin ngedrop lagi seperti beberapa hari yang lalu.

"Jarinya gerak Pi!"

Derry tampak terkejut ia segera memeriksa keadaan Malvin. Di luar dugaannya Malvin akan segera melewati masa kritisnya. Sungguh laki-laki yang kuat pikirnya. Ia menempelkan stetoskop di dada Malvin kemudian beralih mengecek infusnya untuk memastikan jika infus itu tidak bocor.

Kevin dan Lea memasuki ruangan sedikit tergesa. Mereka terlambat datang kemari karena terjebak macet. Harusnya mereka sampai satu jam yang lalu. Keduanya mendekat ke arah brankar Malvin.

Dr. Derry menatap Malvin sekilas kemudian beralih menatap kedua orang tuanya seraya tersenyum tipis. "Malvin sudah melewati masa kritisnya. Dia akan segera sadar beberapa waktu ke depan. Ini di luar dugaan, dia akan sadar lebih cepat dari perkiraan." ucapnya membuat Kevin dan Lyodra menutup mulutnya dengan telapak tangan karena terharu.

Lyodra mengusap kening Malvin sayang. Sebagai seorang ibu, ia merasa hatinya begitu sakit melihat keadaan putranya yang berbaring lemah tak berdaya. Jika tuhan mengizinkan, biarkan dirinya saja yang menggantikan posisi putranya. Bahkan mempertaruhkan nyawanya demi melahirkannya saja ia ikhlas lahir batin.

"Ini juga berkat semangat dan doa kalian. Respek yang positif sangat berpengaruh untuknya." ucap Dr. Derry bijak membuat mereka mengangguk setuju.

Malvinola | My Robot Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang