Hai, Readque
|•Selamat membaca•|Enjoiii
***
CHAPTER 24 : PRIVAT PARTY
"Dendam tidak akan menyelesaikan masalah, iri tidak akan membuatmu di senangi, dan benci bisa membuatmu di caci."
-Rizal El Shaarawy Charles-
🖤🖤🖤
Enola mengusap air mata sialannya yang jatuh membasahi pipi chuby nya tanpa di minta. Ia tidak merasakan apapun, hatinya sudah mati. Tapi ia malah menangis tanpa sebab. Ia tidak suka di bentak apalagi membentak. Baru kali ini emosinya meluap begitu dahsyat. Bahkan untuk pertama kalinya ia mengeluarkan apa yang selama ini ia pendam. Dan ini untuk pertama kalinya ia berucap dengan nada tinggi penuh emosi.
Malvin mengejar Enola dan meraih tangannya kemudian memeluknya erat. Ia menghirup aroma strawberry yang menyeruak dari rambut Enola, sungguh memenangkan. Di dalam dekapannya, Enola terisak hebat dan Malvin membiarkan seragamnya yang sudah basah menembus dadanya. Ia mengusap punggung Enola lembut.
Setelah di rasa Enola sudah mendingan, ia mendudukkannya di kursi taman. Ia tahu Enola akan ke sini untuk menenangkan pikirannya.
Enoal menatap Malvin dengan mata sembab dan bibir dan melengkung ke bawah. Lucu, batin Malvin.
"Masa gue nangis di depan lo sih, cengeng banget gue. " ucap Enola dengan suara parau.
"Sssttt, gapapa. Gue tau lo gabisa kan marah sampai teriak kayak gitu. " ucap Malvin menarik tubuh Enola kembali untuk memeluknya.
"Tapi gue gasuka Malvin, gue gasuka di bentak atau membentak. " ucap Enola mengadu sembari memukul dada Malvin melampiaskan amarahnya.
"Iya, gue ngerti. " jawab Malvin lembut.
Enola menegakkan tubuhnya. Ia menatap Malvin kembali cukup lama kemudian melengkungkan bibirnya ke bawah lagi.
Malvin terkekeh di buatnya. "Lucu banget sih. " ucapnya mencubit hidung Enola yang memerah.
"Apaan sih, maluuuuu. " rengek Enola dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Malvin.
Lihatlah, dua orang remaja yang saling berpelukan ini tidak mempunyai hubungan spesial. Namun di antara keduanya pasti memiliki perasaan lebih. Kenyamanan yang mereka ciptakan menumbuhkan buih cinta yang tumbuh tanpa sebab.
🖤🖤🖤
Brak
Prang
Bruk
Suara berisik berasal dari ruang tamu rumah Carly. Sudah ia duga mamanya akan marah jika nilainya menurun. Ia selalu meyakinkan dan memberi pengertian pada mamanya. Namun sepertinya mamanya terlalu egois dan menuntutnya untuk menjadi nomor satu. Padahal kemampuan seorang anak itu berbeda-beda dan belum tentu sempurna.
"KENAPA NILAI KAMU TURUN CARLY?" ucap mama Carly dengan nada tinggi di sertai mata yang melotot ingin keluar dari tempatnya.
Carly hanya menunduk sembari memainkan kukunya. "Maaf ma, temen aku berusaha buat nyingkirin aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvinola | My Robot Boyfriend [END]
Teen FictionBukan menceritakan seorang gadis yang mengejar cinta cowok dingin. Ini cerita Malvin Alderio Samudra dan juga Enola Zolanda Zafania. Berawal dari pertemuan tidak di sengaja ketika Enola kabur dari rumah sakit setelah bangun dari koma dan berakhir p...