"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUKU paket tebal dan juga buku catatan milik Fairel terbuka lebar di atas meja kasir. Terlihat jelas bahwa si pemilik buku sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Ya, dia mengerjakan tugasnya di minimarket tempatnya bekerja.
Tidak berapa lama, beberapa pelanggan memasuki minimarket dan membuat Fairel dengan buru-buru menutup buku-buku itu dan meletakannya di lantai begitu saja. Raka yang melihat itu dari kejauhan hanya tertawa geli. Laki-laki yang lebih tua dari Fairel itu sedang menaruh beberapa barang yang tiba beberapa waktu lalu.
Beberapa pelanggan telah membayar belanjaan mereka dan pergi meninggalkan minimarket. Tersisa satu pelanggan lagi yang malah diam di depan meja kasir, padahal belanjaannya telah siap untuk dibayar.
"Bayar!" sentak Fairel pada pelanggan itu.
"Hah?"
"Bayar!"
Dengan tergesa pelanggan itu memberikan beberapa lembar uang pada Fairel, dan mengembalikan sisa uang tersebut beserta struk nya. Namun lagi-lagi pelanggan itu masih diam di tempatnya. Fairel sudah mengambil buku-bukunya yang sempat berada di lantai dan lanjut mengerjakan tugasnya.
"Yaudah, pergi. Atau lo mau tambah lagi?"
"Rel." panggil pelanggan itu.
"Hm."
Fairel berdehem pelan. Malas menanggapi pelanggan yang kini tidak kunjung pergi dari hadapannya itu.
"Lo kerja di sini?" tanya nya.
"Ya, menurut lo aja."
"Pulang sono, Ly. Bosen gue liat muka lo mulu dari kemarin."
Pelanggan tadi adalah pelanggan yang sama yang bertemu dengannya di café. Pelanggan itu juga yang mengiriminya surat saat di café. Siapa lagi kalau bukan, Lily Hasya Adhisti.
Fairel heran, mengapa semenjak insiden susu coklat itu, ia jadi lebih sering bertemu dengan gadis di hadapannya ini.
"Omomg-omong, gue lebih tua dua tahun dari pada lo." Ucap Fairel datar.
Lily hanya cengengesan, menampilkan gigi-giginya, "Gue kira lo enggak tahu."
"Temen se-angkatan gue enggak ada yang sependek lo."