"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUARA dentingan piano terdengar di sebuah ruangan kedap suara yang berada di lantai satu itu. Istirahat pertama Fairel tidak dihabiskan di halaman belakang sekolah seperti biasanya. Ia menyelinap masuk ke ruang musik yang terkadang hanya digunakan untuk tim paduan suara atau ekskul musik saja.
Fairel itu anggota ekskul musik, jadi dengan bebas ia bisa menyelinap masuk sesukanya tanpa dicegah oleh siapapun.
Gorden putih gading itu dibiarkan terbuka dan memancarkan cahaya dari luar yang menghadap langsung ke lapangan.
Jari-jemari Fairel berselancar indah di atas tuts piano itu. Tanpa perlu buku atau lembar dari not piano, Fairel dapat dengan mudah memainkan nada-nada yang dimainkannya saat ini.
Tok tok tok
Fairel berjengit kaget saat kaca jendela yang berada sekitar satu meter itu diketuk pelan. Jemarinya berhenti memainkan tuts piano itu. Dapat dilihatnya dengan jelas sosok yang mengetuk jendela itu.
Fairel menghela napas lelah saat melihat sosok Lily yang menyembulkan kepalanya di jendela itu.
Lalu Lily membuka pintu ruangan dan masuk ke dalam dan menghampirinya.
Senyum cerah dengan bulan sabit kecil menghias di sudut bawah bibirnya hingga menampilkan gigi-giginya itu membuat Fairel menjadi urung untuk memarahinya.
"Mainin lagi dong, Rel." Pinta Lily.
Entah mengapa gadis itu selalu muncul di mana-mana. Dan mengapa ia selalu bertemu dengan gadis itu? Benar-benar menjengkelkan.
Fairel melirik ke arah jam dinding yang berada diatas bingkai foto para presiden, waktu menunjukkan kalau jam istirahat sudah habis.
"Jam istirahat udah habis." Ucap Fairel.
"Enggak kok. Tadi ada pengumuman kalau semua guru lagi rapat. Ayo dong, mainin lagi."
Wajah Lily berbinar senang, jika ini di film anime atau kartun, pasti di matanya itu akan terlihat bintang berkilau karena binarnya.
"Enggak mau. Gue enggak hapal not nya." Bohong Fairel.
"Hih bohong aja. Bohong dosa loh, terus nanti masuk neraka."
"Bohong emang dosa, kata siapa dapet pahala." Fairel terkekeh pelan.
Meskipun ia bilang tidak mau dan tidak hapal, tapi nyatanya ia tetap memainkan tuts piano itu.