Sweetness Piece - 27

37 5 1
                                    

•SWEETNESS PIECE•

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

ALUN-ALUN kota malam hari ini tidak bisa dikatakan sepi, dikarenakan malam ini adalah malam minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALUN-ALUN kota malam hari ini tidak bisa dikatakan sepi, dikarenakan malam ini adalah malam minggu. Yah, bisa kalian tebak sendiri bukan ramainya jalanan di malam minggu itu seperti apa. Terlebih lagi alun-alun kota seperti ini.

Dan dengan sedikit bodohnya, Fairel malah mampir ke alun-alun kota malam ini dengan alasan gabut. Ya mau bagaimana lagi? Dan beruntungnya, sang ayah pun mengizinkannya karena kalah berdebat dengan putra bungsunya itu.

Es teh tarik yang berada di tangannya itu perlahan diminumnya sambil memainkan ponselnya; membalas pesan dari orang-orang yang mengechatnya.

Petikan gitar terdengar di indra pendengaran Fairel. Pemuda itu sontak menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dengan refleks, pemuda itu melangkahkan kakinya mengikuti arah suara itu yang dari jauh pun terlihat seorang pria yang berdiri di sudut alun-alun.

Lagu kesukaannya dimainkan dengan gitar akustik pria itu, tidak lama kemudian pria itu menyanyikan lirik lagu tersebut.

Fairel yang sudah berada di belakang barisan para penonton itu hanya menatap pria itu dalam diam. Lagu berjudul Bandaids itu menjadi lagu favoritnya setelah ia mendengarkan lagu itu tepat dua hari setelah rilisnya.

Sebuah lagu dengan dibeberapa penggal liriknya mampu membuat Fairel menjadi lebih berani dan lebih merelakan saat mendengarkannya. Luka yang indah. Luka yang selama ini selalu ia tutupi, bukan dengan perban ataupun plester luka yang sering ia pakai. Tapi luka yang selama ini selalu ia sembunyikan lewat senyuman tipis, dan selalu tersirat melalui alunan melodi musik. Luka yang hanya diketahuinya seorang diri.

Pemuda itu masih berdiri diam meskipun para penonton lainnya sudah pergi meninggalkan pria tersebut. Lamunannya terhenti kala ia merasa tepukan pelan di bahunya. Seketika ia mulai tersadar dan menatap pria dewasa di hadapannya itu.

"Mas, enggak apa-apa?" tanya si pria.

"Ah.. i-iya."

"Sini sini.. duduk dulu." ajak pria tersebut.

Fairel menurut kala pria itu menyuruhnya untuk duduk di atas rerumputan. Kemudian pria itu berlari ke penjual minuman di seberang sana. Hingga selang beberapa menit, pria itu kembali dengan membawa dua botol air mineral di tangannya.

"Ini mas, diminum dulu." ucapnya sembari menyodorkan sebotol air mineral dingin kepadanya.

Fairel menerimanya sambil mengucapkan kata 'terima kasih'.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang