"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEMEJA hitam yang dipadu dengan celana jeans hitam terpasang sempurna di tubuh Fairel. Pemuda itu membelah jalanan kota dengan motor keluaran lama nya. Tujuannya ke satu tempat yang ia yakini bahwa sang mama berada di sana.
Saat baru sampai di rumah setengah jam yang lalu, Fairel mendapat telepon dari tuan Gentala, bahwa sang mama berada bersamanya di suatu tempat. Dengan segera, Fairel pergi untuk menjemput sang mama.
Ravel yang berada di jok penumpang merasakan gelisah. Pemuda itu tahu kalau ia pasti tidak akan diizinkan untuk bersama dengan adiknya nanti, tapi setidaknya sebagai seorang kakak, ia harus memantau sang adik dari jauh.
Terlebih lagi mereka akan masuk ke dalam kandang singa. Butuh persiapan untuk bisa masuk dan mengalahkan singa tersebut.
Sesampainya di tempat yang mereka tuju, Fairel memarkirkan motor tua itu di basement. Lalu ia pergi meninggalkan Ravel yang sengaja berniat akan menyusul Fairel nanti.
Fairel mulai menginjakkan kakinya ke dalam gedung perusahaan Gent Corp. Beberapa bodyguard yang berpakaian serba hitam menggiring Fairel hingga ke ruangan Presiden Gent Corp.
Tidak sedikit dari para karyawan di sana mengalihkan perhatian mereka saat melihat seorang laki-laki yang belum pernah mereka lihat itu nampak digiring oleh para bodyguard. Banyak yang berdecak kagum karena paras dari pemuda itu. Dibenak mereka semua seakan-akan bertanya tentang siapa pemuda itu.
Tidak ada satupun karyawan di sana yang mengetahui rupa kedua putra dari Presiden Gent Corp. Hanya para bodyguard dan sekretaris tuan Gentala lah yang mengetahui rupa kedua putra sang Presiden. Ada beberapa bodyguard yang pernah bertemu langsung dengan Ravel dan Fairel. lalu ada juga yang baru hanya melihat mereka dari selembar foto, begitu juga dengan sekretaris sang Presiden yang hanya mengetahui rupa kedua pemuda itu dari foto.
Sebutan 'Permata yang sengaja disembunyikan atau Permata yang tersembunyi' memang selalu cocok untuk kakak-beradik itu.
Keduanya kadang sengaja disembunyikan atau keduanya yang sengaja menyembunyikan dirinya sendiri dari orang-orang sekitar mereka, sehingga hanya sedikit orang yang bisa menyadari potensi diri mereka.
Pintu kaca otomatis yang berukuran cukup besar itu terbuka saat Fairel berada di depannya. Begitu Fairel dan para bodyguard itu memasuki ruangan tersebut, terdapat meja sekretaris dari sang Presiden.
