Sweetness Piece - 14

59 53 24
                                    

SWEETNESS PIECE

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

Play music | Bittersweet - Wonwoo and Mingyu (Seventeen)


Apakah boleh aku mencintaimu di bawah rintik hujan?

SETELAH mengirim pesan pada Galaksi dan Lily, Fairel yang sejak siang tadi masih saja berkutat dengan gitar listriknya itu merasakan bahwa tenggorokannya kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH mengirim pesan pada Galaksi dan Lily, Fairel yang sejak siang tadi masih saja berkutat dengan gitar listriknya itu merasakan bahwa tenggorokannya kering. Ia lantas keluar dari kamar yang diubah hampir mirip studio kecil ini yang berada di unit apartemen Ravel.

Ternyata kamar yang selalu di kunci yang berada tepat di sebelah kamarnya itu adalah tempat penyimpanan alat musik yang pernah dimainkan oleh sang mama dulu. Dari gitar akustik, piano, bahkan ada juga klarinet dan recorder. Mungkin juga gen pemusik Ravel dan Fairel itu diturunkan oleh sang mama. Hanya saja, jika mereka tetap di rumah, mereka tidak akan pernah bisa mengejar kecintaan mereka terhadap musik.

Langkah kaki pemuda itu dengan malas menuruni anak tangga, dibawah sana terdapat Ravel dan Biru yang sedang duduk di karpet depan tv. Tapi ia melanjutkan langkahnya ke dapur untuk mengambil segelas air.

Karena rasa bosan yang melandanya, ia tidak langsung ke atas, melainkan ia mampir ke ruang tamu dan duduk di sofa. Melihat Ravel dan Biru yang sedang mengerjakan tugasnya itu dari dekat.

"Bang, lo masih lama nugas nya?" tanya Fairel.

"Gue udah tinggal ngirim, sih. Tapi si Biru enggak tau, tuh." Ravel menunjuk Biru dengan dagunya.

"Gue dikit lagi."

Biru terlihat sibuk dengan laptop di pangkuannya. Rambut nya terlihat berantakan karena berkali-kali diacak-acak oleh si empu. Mungkin ia terlalu frustasi dengan tugas yang diberikan oleh sang dosen.

Fairel meminum air nya dengan santai. Kedua kaki pemuda itu di taruh di atas sofa, sehingga posisi Fairel itu seperti memeluk kakinya sendiri.

Beberapa menit setelah itu, Biru mendesah lega. Deadline tugas yang diberikan oleh dosen Ravel dan Biru itu sisa sepuluh menit lagi, dan keduanya telah mengirim tugas itu kepada dosen nya.

"Rasa-rasanya gue mau nikah aja." Cetus Biru sambil menutup laptopnya dan merapikan buku-buku nya yang berserakan di atas karpet.

"Heh, jones! Gegayaan mau kawin, calon aja enggak punya." Ledek Ravel dengan kekehan pelan di akhir nya.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang