Sweetness Piece - 16

50 42 16
                                    

SWEETNESS PIECE

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

FAIREL berlari kencang menelusuri jalan kecil yang berada di belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FAIREL berlari kencang menelusuri jalan kecil yang berada di belakang sekolah. Di jalan kecil itu hanya ada jalan lurus yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua saja. Persis seperti melewati gang kecil yang jarang dilewati. Karena memang sedikit orang yang tahu bahwa ada jalan sekecil itu di belakang sekolah.

Ia harus melewati jalan kecil itu supaya bisa menemukan jalan raya. Memutari ruko-ruko, hingga di ujung jalan kecil itu ia melihat mobil-mobil yang melintas. Akhirnya ia menemukan jalan raya.

Di ujung jalan kecil itu, Fairel menoleh ke arah kiri, memastikan ada atau tidaknya guru piket yang sedang berpatroli di depan gerbang sekolah. Setelah memastikan bahwa tidak akan ketahuan, Fairel segera mencari taksi.

Entah dewi keberuntungan sedang berpihak padanya ataukah hari ini nasib nya sedang sangat bagus. Ia melihat mobil taksi di seberang jalan raya.

Ia menengok ke kanan dan ke kiri sebelum menyeberangi jalan, kemudian berlari kecil menghampiri mobil taksi tersebut.

Fairel mengetuk pelan kaca jendela si pengemudi, sedikit menunggu si pengemudi yang sedang menurunkan kaca jendela taksi. "Taksi nya kosong, kan, pak?"

Pengemudi supir taksi itu antusias, "Iya, dek. Adek nya mau naik?" tanya si pengemudi supir taksi itu dengan ramah.

"Iya, pak."

Tanpa menunggu jawaban dari si pengemudi tersebut, Fairel langsung membuka pintu mobil taksi itu dan duduk di kursi bagian penumpang.

"Maaf, pak. Tapi sekarang saya lagi buru-buru. Tolong antar ke apartemen Singularis Est, ya, pak." Pinta Fairel.

"Iya, dek." Jawab sang supir taksi.

Supir tersebut melirik dari kaca mobil, menatap bingung lewat kaca itu pada Fairel yang masih mengenakan seragam lengkap.

"Adek mau pulang, ya?"

"Ah.. iya pak, saya harus ambil buku yang ketinggalan di rumah." Jawab Fairel dengan tenang.

Ia sudah mengira akan ditanya-tanya seperti ini karena pakaian yang dikenakannya, seragam sekolah.

Dering ponsel terdengar disertai dengan getaran yang berasal dari saku celana Fairel. Ia lalu merogoh ponselnya dan melihat nama penelepon.

Ravel Devil

Jempolnya langsung menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari sang kakak.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang