"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi.. ini rumah baru kalian?"
Fairel dan Ravel mengangguk serempak.
Hari ini kakak beradik itu kedatangan tamu. Ah ralat, lebih tepatnya ketujuh pemuda itu yang memaksa untuk bertamu.
Ketujuh pemuda itu ialah Galaksi, Elegi, Gery, Aksara, Asa, Biru, dan Keano. Keano adalah gitaris di The Stealer yang saat itu pernah digantikan oleh Fairel. Sebelumnya, Fairel hanya pernah bertemu sekali dengan sosok Keano, dan saat ini baru kedua kalinya.
Ketujuh pemuda itu saling menatap satu sama lain. Mereka bertujuh agak sedikit heran dengan rumah di depan mereka itu. Terutama Galaksi. Ia benar-benar terkejut dengan rumah yang sekarang ditempati oleh Ravel, Fairel, dan sang mama.
Dulu rumah kakak beradik itu bisa dikatakan rumah yang tidak sederhana, berbeda sekali dengan rumah di depan mereka ini. Rumah itu hanya dua lantai saja. Tetapi rumah itu lebih terlihat juga terasa nyaman dan hangat. Sangat berbeda dengan rumah mereka yang dulu.
Rumah kecil yang terletak di komplek perumahan, bukan seperti komplek perumahan elit rumah keluarga Gentala berada dulu.
Di pekarangan depan rumah terdapat pot-pot bunga hias yang bermacam-macam jenis juga warnanya. Kemudian bentuk rumah nya itu sendiri, terlihat sederhana dan cukup untuk di tinggali kedua kakak beradik itu.
"Mau masuk enggak, nih." Sewot Ravel.
Ia sudah menunggu beberapa menit di depan rumah nya sendiri hanya untuk menunggu pertimbangan dari ketujuh pemuda itu.
"E-eh.. iya iya.. gitu aja sewot." Balas Biru.
"Coba bilang sekali lagi."
Biru hanya terkekeh pelan saat dipelototi oleh Ravel. Sedangkan Fairel sudah berjalan lebih dulu dan diikuti oleh yang lainnya. Ia membuka pintu dan mempersilakan mereka untuk masuk terlebih dahulu.
"Duduk aja dulu." Ucap Fairel.
Ketujuh pemuda itu memilih untuk duduk meleseh di atas karpet dibandingkan duduk di atas sofa.
"Lah, kenapa enggak duduk di sofa?" tanya Ravel dengan heran.
"Enakan di karpet, Vel. Keset-keset berbulu gitu." Jawab Keano.
Ravel hanya menggelengkan kepala nya, benar-benar takjub dengan tingkat ketujuh pemuda itu.