Sweetness Piece - 20

42 25 23
                                    

SWEETNESS PIECE

Salam manis dari Disfylan

Semoga harimu menyenangkan

And

Happy Reading

LAMPU-LAMPU taman dan jalan membantu sang bulan untuk menerangi bumi karena gelapnya sang malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LAMPU-LAMPU taman dan jalan membantu sang bulan untuk menerangi bumi karena gelapnya sang malam. Ramainya jalanan malam selalu menjadi pemandangan tersendiri di jalan raya. Namun karena itu, bintang-bintang tertutup oleh udara yang telah terpolusi.

Langit malam tidak selalu seindah di gambar atau foto dalam pencarian di internet. Bulan tidak selalu ditemani oleh kerlap-kerlip bintang di sisi nya. Terkadang, sang bulan terlihat sendirian meskipun ia dikelilingi oleh bintang-bintang. Dan dari bumi, hanya terlihat sang bulan yang bersinar terang dalam kegelapan langit malam seorang diri.

Kedua anak cucu adam dan hawa itu menjauh dari teman-teman yang meledek mereka sejak tadi. Fairel dan Lily memilih untuk duduk di bangku taman, dekat para penjual jajanan di pinggir jalan. Tidak terlalu sepi, juga tidak terlalu ramai. Setidaknya cocok untuk keduanya mengobrol santai.

"Lo enggak kedinginan, kan?" tanya Fairel yang memecah keheningan di antara mereka.

"Enggak kok, kan udah pakai hoodie." Balas Lily.

"Bagus kalau gitu."

"Bagus kenapa?" tanya Lily heran.

"Iya, bagus. Jadi kita bisa lama-lama ngobrol nya."

Lily menoleh ke arah Fairel dengan wajah yang memerah malu. Fairel pun ikut menoleh dan sedikit terkejut saat melihat wajah Lily yang memerah itu.

"O-oh.. k-kalau lo enggak m-mau juga enggak apa-apa.." cicit Fairel pelan.

Pemuda itu memalingkan wajahnya ke sebelah kiri. Merasa malu dengan ucapan yang keluar sebelumnya. Entah mengapa, ia refleks saja mengatakan hal itu karena sejak tadi ia memang menanti kehadiran Lily untuk melihat penampilannya.

"Em.. besok lo kosong?" tanya Fairel.

"Kosong, kenapa kak?" balas Lily dengan mengernyitkan dahinya, bingung.

"Gue ajak jalan mau?"

Lily sedikit terkejut dengan ajakan Fairel. Pemuda itu menatap jalanan dan tanpa menoleh ke arahnya, jari telunjuknya digosokkan di hidungnya, terlihat jelas pemuda itu sedikit gugup dan canggung.

Semua itu tertangkap jelas di mata Lily. Sangat lucu saat melihat sosok Fairel yang malu-malu seperti ini. Fairel itu laki-laki yang cukup unik, menurut Lily. Ia mudah merasa malu saat ia mengungkapkan suatu hal secara gamblang. Tidak banyak laki-laki di dunia ini yang masih mempunyai sifat pemalu dan penuh ke hati-hatian seperti Fairel.

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒆𝒔𝒔 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang