"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELAMA hampir tiga puluh menit Fairel berdiri di depan cermin full body sambil memandangi dirinya sendiri dari pantulan cermin tersebut. Entah mengapa rasanya ia begitu gelisah malam ini.
"Udahlah, Rel. Mau gimana pun penampilan lo, Lily juga bakal tetep aja milih lo," ejek Galaksi yang sedari tadi memang berada di dalam kamarnya, lebih tepatnya memperhatikan Fairel yang sejak tiga puluh menit lalu hanya menatap cermin.
"Oh, jadi nama cewek lo itu Lily," sahut Ravel yang berada di sebelah Galaksi. Yah, kakak laki-laki satu-satunya itu memang sudah penasaran siapa perempuan yang diincar sang adik sejak tadi.
"Udah jam tujuh loh, kalian janjian jam berapa emangnya?" tanya Ravel sambil memainkan ponselnya.
"HAH?!"
Fairel dan Galaksi yang mendengar itu pun bergegas untuk keluar dari kamar Fairel dan segera pergi meninggalkan kediaman Gentala itu.
Kedua orang tua Fairel yang melihat itu hanya menatap kedua pemuda yang seolah sedang berlomba lari itu hanya dapat menggelengkan kepala, sudah terbiasa melihat keduanya seperti itu.
"Gal, gue depan!"
Galaksi pun melemparkan kunci motornya kepada sahabatnya itu yang ditangkap dengan baik oleh Fairel. Mengapa demikian? Jawabannya adalah, karena Fairel dan Galaksi itu akan kuliah di kampus yang sama. Jangan tanyakan mengapa, itu semua karena Galaksi yang kekeuh ingin memastikan agar sahabatnya itu tidak bunuh diri saat ditinggal olehnya, katakan saja bahwa Galaksi memang gila. Dan untuk malam ini, Fairel sudah pasti ada janji temu dengan Lily, sedangkan Galaksi - ia hanya supir pribadi Fairel saja.Tidak tidak, Galaksi akan bertemu dengan Dhira di Atlantis. Dan jarak Atlantis dengan Taman Kota itu sangat dekat, sehingga mereka memutuskan untuk pergi bersama.
Sesampainya di depan cafe Atlantis, keduanya turun dari motor ketika Fairel sudah memarkirkan motor kesayangan Galaksi itu.
"Gue duluan, Gal!" ucap Fairel yang kemudian berlari ke toko di sebelah cafe.
Toko bernama Florentina itu terletak tepat di samping cafe Atlantis, toko bunga yang masih buka hingga jam 10 malam. Fairel mengenal pemilik toko bunga itu, sebab sang Mama seringkali menyuruhnya untuk membelikan bunga atau bibit bunga di toko tersebut.
Fairel membuka pintu toko tersebut, menimbulkan suara lonceng yang terdengar dari atas pintu toko itu.
"Selamat datang, Fairel. Ingin membeli bibit bunga atas perintah Mama mu?" wanita paruh baya yang mengenakan apron florist nya itu menyapa sembari menggunting beberapa tangkai mawar merah untuk dimasukkan ke dalam vas kecil, Dahayu namanya.