Bab 1 Hari Sial Pertama Masuk Sekolah

304 117 56
                                    

Hi guys ....
Thank you so much, yang udah mampir kecerita recehku ini. Walaupun nggak sebooming cerita gengster, nggak selucu cerita komedi, dan nggak sebaper cerita romansa. Aku harap cerita ini bisa menjadi sebuah jejak perjalanan aku sebagai penulis pemula. Salam sayangku untuk kalian semua...😘😘


Seorang remaja perempuan menyaksikan dua orang siswa SMA beradu otot di depan sebuah kelas itu sontak histeris ketika melihat salah satunya mendapatkan pukulan keras kemudian kepalanya terbentur tiang tembok. "Demiaaann...!!!"

Tinit..tinit..! Tinit..tinit..! Suara alarm berbunyi. Mimpi pun berakhir. "Aahhh..!!" terbangun. "Hahhh..!!" lalu menghela napas kasar.

Kamar yang masih gelap gulita. Alarm yang terus berbunyi namun enggan dimatikan, menggaduhkan seisi kamar milik Demian. Dirinya masih nyaman di dalam balutan selimut tebal menutupi sekujur tubuhnya. Suara sang mama yang sedari tadi memanggil tak dihiraukannya, dan alarm yang tak jua bisa membangunkan cowok malas itu.

"Demian! Bangun!" Andini berteriak memanggil dari depan pintu kamar Demian dengan pakaian rapi, siap untuk berangkat ke restoran.

Sambil menggedor-gedor pintu kamar yang tak kunjung dibuka. ia pun mencoba membuka pintu kamar Demian. "Dikunci?" kemudian menyuruh asisten rumah tangganya untuk mengambil kunci cadangan.

Andini bergegas membuka pintu kamar tersebut setelah asisten memberikan kunci cadangan tersebut dan masuk ke dalam kamar.

"Duh! Ini kamar kok gelap banget," keluhnya sembari melangkah ke arah jendela berukuran besar lalu menggeser tirai yang menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam kamar Demian. Sreek..!! Sebutan tampan berkilau menghiasi wajah cowok itu. Demian seketika menutupi wajahnya dari paparan sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Andini kemudian berpindah tempat untuk segera mematikan alarm yang dari tadi berisik.

"Demian! Bangun, Sayang!" perintah Andini seraya menggoyang-goyangkan tubuh Demian yang masih enggan bangun.

Demian pun kemudian menggeliat. Matahari yang menyilaukan kedua matanya, membuat ia memalingkan wajah untuk menghindari paparan sinar matahari yang mengusik tidurnya.

"Kamu nanti telat ke sekolah. Ini kan, hari pertama kamu masuk sekolah, Demian!" ucap Andini lagi, masih bertengger di samping tempat tidur Demian.

"Bentar, Ma," Demian mulai bersuara malas.

"Cepetan! Mama tunggu di meja makan," perintah Andini, kemudian keluar kamar.

Demian perlahan bangun dan meninggalkan selimutnya begitu saja di tempat tidur, melangkah ke kamar mandi.

Setelah sarapan, Demian siap berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda motornya. Sepeda motor model sport milik Demian pun melaju dengan kencang menuju sekolah barunya.

Demian El-Rico Andara adalah putra dari ibu tunggal Andini Wiratama. Andini dulunya adalah seorang karyawan di sebuah restoran. Berbekal pengalamannya sewaktu bekerja di restoran dan mengumpulkan dikit demi sedikit uang. Ia bertekad membuka restoran miliknya sendiri. Dan kini, Andini telah memiliki beberapa restoran yang ia kelola sendiri.

Di tempat lain.

Pa! Ma! Riska berangkat dulu ya..." beranjak setelah sarapan. Berangkat sekolah diantar oleh Pak Oleng dengan sepeda motornya bak tukang ojek.

"Hati-hati ya, Sayang," sahut mamanya.

Riska membalas dengan melambaikan tangannya.

Papanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum.

Riska pun sampai di depan gerbang. Ia pun berjalan melewati gerbang sekolah menuju kelasnya.

Demian juga sampai di sekolah. Dengan mengendarai sepeda motornya, ia melewati pintu gerbang menuju parkiran. Demian kemudian melepas helmnya, lalu berjalan ke ruang kepala sekolah. Aura ketampanan Demian menyebar saat Demian sedang berjalan di koridor sekolah. Murid-murid di sekolah tersebut merasa takjub dengan sosok Demian. Setelah dari ruang kepala sekolah Demian pun langsung diantar oleh Wali Kelas menuju kelasnya.

Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang