Bab 5 Sang Penolong

110 92 4
                                    

Syira berjalan sendirian di koridor menuju kelas XI IPS 2, untuk menemui Rico. Setelah sampai, ia pun segera masuk menghampiri Rico. Kebetulan Rico sedang duduk sendirian dibangkunya. Syira pun langsung duduk di sampingnya, mengagetkan Rico yang tengah mengerjakan tugas matematika.
Rico seketika menoleh. Seolah tak asing setelah tahu siapa yang baru saja duduk di sampingnya. "Ngapain lo ke sini?" selidik Rico.


"Kenapa? Nggak boleh?" Syira balik bertanya.


Rico lalu memalingkan wajahnya. Berusaha tak peduli dengan keberadaan Syira.


"Gue mau jalan sama lo," ajak Syira.


Sembari lanjut mengerjakan tugas ia menjawab, "Gue nggak mau."


"Jadi... kapan lo bisa jalan sama gue?" desak Syira tak menyerah.


"Jangan ganggu gue. Lo cari aja cowok lain yang mau jalan sama lo.� Merasa terusik dengan keberadaan Syira akhirnya Rico meletakkan pena miliknya dan menutup buku tugas matematikanya, kemudian beranjak keluar kelas.


"Eh, Rico! Mau kemana?" Syira ikut beranjak, berusaha mengejar Rico. Namun langkahnya terhenti. Ia pun mempunyai ide, bertanya tentang sekolah Rico sebelumnya pada teman sekelas Rico.


"Gue mau tanya dong? Rico sebelumnya sekolah di mana?" tanya Syira pada Bima yang tengah bermain ponselnya.


"Di Guardian High School," jawab Bima.


"Hmm� Guardian High School?" batin Syira.


Syira kemudian pergi dari kelas XI IPS 2, mencari tempat yang agak sepi, kemudian menghubungi Leon-teman dari kakak Syira yang bersekolah di Guardian High School. Ia pun meminta bertemu dengan Leon setelah pulang sekolah.


Riska menemani Henny ke supermarket untuk membeli kebutuhan bulanan setelah pulang sekolah. Setelah semua kebutuhan terpenuhi, Riska dan Henny keluar dari supermarket menuju parkiran mobil.


Di tengah perjalanan menuju parkiran, Henny ditabrak oleh seorang bocah laki-laki sembari menarik tas miliknya. Bocah tersebut ternyata seorang penjambret cilik. Penjambret cilik itu berlari kencang setelah berhasil mendapatkan tas milik Henny. Seorang gadis yang melihat kejadian itu langsung berteriak, "WOY!!!" Lalu berlari mengejar bocah penjambret tersebut. Riska pun panik dan ikut mengejar mereka. Henny yang juga panik hanya berteriak di tempat.


"Haduh, cepet banget larinya," ujar Riska ngos-ngosan mengejar penjambret cilik dan gadis tersebut. Bocah penjambret itu berhasil kabur namun gadis tersebut akhirnya mendapatkan tas yang dijambret bocah tadi. Riska berlari menghampiri gadis tersebut.


"Nih tasnya," ujar gadis tersebut sembari menyerahkan tas milik Henny.


"Wah, makasih ya.� Riska senang.


"Iya. Ya udah, gue duluan ya," pamit gadis tersebut kemudian pergi dengan buru-buru seraya melambaikan tangan.


"Oh, iya," Riska membalas lambaian tangan ke arah gadis itu. "Yah... belum sempet tanya nama gadis itu tadi siapa," gumam Riska. Riska kemudian menuju parkiran dan menghampiri Henny yang sedang menunggu di parkiran.


Sesampainya di rumah, Riska langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Suasana hening sejenak, Riska memejamkan mata sebentar dan seketika terbangun. Ia teringat kejadian di parkiran supermarket tadi.


"Siapa cewek yang nolong gue tadi? Buru-buru banget, sampe nggak sempet kenalan," tanyanya, "semoga ketemu lagi sama cewek itu dan bisa bilang terima kasih," sambung Riska.


Syira dan Leon akhirnya bertemu di tempat yang telah mereka janjikan. Di sebuah kafe, Syira tengah menunggu kedatangan Leon. Leon pun akhirnya sampai. Melihat Syira melambai dari kejauhan, ia pun langsung menghampirinya.

Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang