Dalam perjalanan, perasaan canggung lagi-lagi menghantui Riska dan Rico, saat Rico mengantar Riska pulang ke rumahnya. Namun untuk memecahkan kesunyian, Rico mulai membuka suara.
"Di mana rumah lo, Riska?" tanya Rico yang tengah menyetir.
Riska sedikit terkejut. "Hah!? Anu... Emmm....," jawab Riska terbata-bata. "Aduh... gimana ini, gue kan nggak mungkin kasih tau alamat rumah sama Rico," batin Riska bingung.
"Dimana? Ditanya kok malah diem aja?" tanya Rico lagi, karena Riska belum menjawab pertanyaannya.
Riska pun mulai mengarang alamat rumah palsunya. "Itu ada perempatan belok kanan, trus masuk gang di ujung jalan," jelas Riska.
Rico pun berhenti di perempatan yang dikatakan Riska. "Perempatan ini?" tunjuk Rico agar lebih jelas.
"Iya, belok kanan," jawab Riska sambil tangannya menunjuk ke arah gang yang dimaksud.
"Trus masuk gang mana lagi?" tanya Rico lagi.
"Gang itu-tu." Riska menunjuk ke satu gang setelahnya.
Riska menggigit ujung bibirnya. "Ini nyasar nggak ya?" ujar Riska dalam batin tidak yakin.
Saat memasuki gang yang di tunjuk oleh Riska, tiba-tiba ada seekor anjing yang menggonggong. �Guk..! Guk..!� Terkejut karena mendengar suara motor sport milik Rico. Rico kaget. Riska pun berteriak, "Aaaaa...!!" Suara teriakan Riska memekik di telinga Rico yang sedang menyetir. "Co..! Cepet Co! Ada anjing, buruan!" Riska berteriak seraya menepuk-nepuk pundak Rico yang katakutan.
"I-iya." Rico pun melajukan motor sport-nya lebih kencang lagi. Entah kenapa anjing itu malah semakin mengejar mereka.
"Woy...!!! Anjing kampret kenapa malah ngejer sih!?!" Rico yang panik mengumpat sembari menengak-nengok ke arah anjing yang mengejar mereka sembari menyetir.
"Buruan Co..!!" teriak Riska pada Rico membuat kepanikan semakin gaduh.
"Iya-iya. Udah paling kenceng nih gue bawa motornya," jawab Rico, "Masih ngejer nggak anjingnya?" tanya Rico yang mendengar suara anjing tersebut semakin pelan.
"U-udah nggak ada anjingnya Co," jawab Riska lega namun masih dalam fase panik.
Rico pun berhenti. "Beneran?" tanya Rico, "Aduh... Jantung gue rasanya mau copot," jawab Rico sambil menepuk-nepuk bagian dada. Ia pun melajukan motor sportnya kembali.
"Stop! Stop! Berhenti disini aja," pinta Riska.
Rico lalu mengerem kembali setelah Riska memintanya berhenti. "Kenapa? Udah sampe?" Kepala Rico setengah menengok ke arah belakang tempat Riska duduk.
"Iya. Itu rumah gue udah deket kok," jawab Riska. Ia kemudian turun dari motor sport milik Rico. "Masuk gang ini, motor lo nggak bisa lewat, gangnya sempit banget," ujar Riska beralasan.
"Ohh... ya udah deh kalo gitu," jawab Rico.
"Makasih ya, Co. Maaf juga, gue udah ngerepotin lo," ujar Riska.
"Iya, nggak papa kok," jawab Rico Sambil menstater sepeda motornya, kemudian melaju.
"SEKALI LAGI MAKASIH YA..!" teriak Riska sembari melambaikan tangan pada Rico yang melaju, berharap teriakannya didengar oleh Rico.
"Huft..! Agak jauh sih kalo jalan kaki lewat sini sampe ke rumah, nggak papa lah dari pada ketahuan sama Rico. Besok kasih sesuatu, untuk ucapan terima kasih ke Rico." Riska pun mulai berjalan kaki menuju rumahnya.
Dengan sangat letih Riska sampai di depan pintu rumahnya. "Assalamu'alaikum," ujar Riska seraya membuka pintu, lalu masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikum salam. Eh, Non Riska sudah pulang," sambut salah seorang Asisten rumah tangga.
"Iya, Bik Tun. Tolong buatin jus jeruk buat Riska ya, pake es, capek banget soalnya," pinta Riska pada Bik Tun.
"Baik, Non," jawab Bik Tun, kemudian melangkah ke arah dapur. Riska pun menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Setelah selesai membuat jus jeruk, Bik Tun kemudian menuju kamar Riska.
Tok..tok..tok! Suara ketukan dari luar pintu kamar Riska. "Ini jusnya, Non," teriak Bik Tun.
"Masuk Bik, nggak dikunci kok!" Riska membalas teriakan Bik Tun dari dalam kamarnya.
Bik Tun pun masuk ke dalam kamar Riska. "Ini Non, jus jeruknya," sembari meletakkan segelas jus jeruk itu di atas meja laci yang terletak di samping tempat tidur Riska.
"Iya. Makasih ya, Bik," jawab Riska.
Bik Tun kemudian keluar dari kamar Riska.
Riska pun meminum jus jeruk buatan Bik Tun, Riska seketika teringat pada Rico dan kejadian saat dikejar anjing tadi.
"Ya ampun, kasian Rico. Udah gue ajak blusukan, eh... malah dikejar anjing," ujar Riska seraya tersenyun. Kemudian segera meminun jus jeruk tersebut.
********
Joko yang baru saja sampai di kelas menghampiri Rico yang tengah duduk di bangkunya, ia juga baru sampai di kelas. Joko kemudian duduk di bangkunya. "Oy..! Gimana kemaren pas nganterin Riska?" tanya Joko penasaran.
"Ha...ha... seru banget Jok!" Rico tertawa riang.
"Hah!? Seru gimana?"
"Gue ama Riska dikejer-kejer anjing kemaren, Jok," jawab Rico setalah tertawa lepas. Tampak keceriaan di wajah Rico saat membahas tentang kejadian kemarin saat bersama Riska.
"Lah, gimana ceritanya?" tanya Joko lagi.
"Rumah Riska tuh masuk-masuk gang gitu, tau-tau ada anjing gonggong trus ngejer motor gue," jawab Rico, "Kampret bener tuh anjing!" Rico kembali mengumpat anjing yang mengejarnya bersama Riska kemarin.
"Buahahaha...!!" Joko pun tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang diceritakan oleh Rico, "Yaelah Co... kasian amat lo ya, niat mau PDKT malah apes," ujar Joko.
"Nggak papalah Jok, yang penting bisa deket ama Riska, makasih juga lo kemaren bantuin gue."
Joko senang Rico terlihat bahagia dan bisa tertawa lepas saat bercanda dengannya. Karena sebelum ini, Joko memang menyadari bahwa ia belum pernah melihat Rico tertawa seperti saat ini.
Riska pun datang memasuki kelas saat mereka masih asyik mengobrol. Rico dan Joko seketika terhenti dari obrolan yang asik itu. Tak lama kemudian bel pun berbunyi tanda dimulainya pelajaran.
Entah kenapa hari itu membuat Rico merasa berbeda. Ia seperti merasakan sesuatu yang hilang telah kembali. Dulu Demian alias Rico, adalah anak yang ramah dan mudah bergaul. Semenjak perseteruannya bersama Qeena dan Zean, sikapnya berubah drastis, seolah meruntuhkan kepercayaaan dirinya tentang persahabatan dan percintaan. Rico tak mau berteman dengan siapapun. Tidak juga ingin menambatkan hatinya pada gadis manapun. Ia sengaja bersikap jutek agar tidak ada yang berani mendekatinya. Namun Rico lupa, bahwa sesuatu yang ia hindari itu malah semakin mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔
Teen Fiction"WOY!! KALO MAEN YANG BENER DONG!" Riska yang kesal terpaksa bangun, kemudian mengambil bola basket tersebut, lalu berjalan ke tengah lapangan mendekati Rico. Ia pun men-drible bola basket tersebut di hadapan Rico. Sorotan matanya mengarah pada cowo...