Bab 11 Jalan Bareng

67 48 5
                                    

Saat sedang mencari-cari buku, Riska menemukan sebuah buku catatan berwarna purple. "Cute nih buku catatannya, bling-bling lagi." Riska kemudian mengambil buku catatan tersebut, berpikir untuk membelinya.
Rico dan Riska masih menyusuri rak-rak alih-alih menemukan buku yang mereka cari. Mata mereka kemudian tertuju pada satu buku. "Ketemu!" ujar Rico dan Riska berbarengan. Tangan Rico dan Riska saling bersentuhan dan hampir menyentuh buku tersebut. Mata mereka berdua kemudian saling menoleh satu sama lain. Lalu pandangan Riska kembali pada buku tersebut.


"Yeee... bukannya diambil bukunya, kenapa ngeliatin gue," ujar Riska seraya menepuk punggung tangan Rico yang hampir menyentuh buku tersebut.


Rico pun tersadar. "Ooh, i-iya," jawab Rico kikuk. Lalu mengambil buku tersebut dan memberikannya pada Riska. Riska dan Rico pun pergi ke kasir untuk membayar buku tersebut.


Setelah mendapatkan buku yang mereka cari, mereka berdua mencari tempat untuk makan bersama. Karena janji Riska yang akan mentraktir Rico.


"Mau makan apa Rico?" tanya Riska.


"Apa aja."


"Iih... lo kayak cewek aja deh jawabnya."


"Gue bingung soalnya, kalo gue sebutin nanti lo nggak suka."


"Kan hari ini gue yang traktir, jadi terserah lo mau makan apa?"


"Kalo lo sukanya makan apa?" Rico balik bertanya.


"Emm... gue sih suka makan apa aja, nggak pantang pantang kok, apalagi makanan pedes," tutur Riska.


"Lo suka makanan pedes juga!?" Rico terkejut.


"Banget," jawab Riska antusias.


"Ya udah kita cari makanan yang pedes-pedes kalo gitu," ajak Rico.


"Asyik... sekalian kulineran aja yuk," sahut Riska.


"Serah lo deh."


Akhirnya mereka pun pergi ke salah satu kafe yang menyediakan menu makanan sesuai kesukaan mereka. Sambil makan Rico sesekali memandangi wajah ceria Riska saat makan. Ia pun tersenyum. Saat Riska menyadari Rico yang diam-diam mencuri pandangan ke arahnya. Rico pun mengalihkan pandangannya. Namun Riska masih terlihat biasa.


Setelah perut mereka terisi, Rico pun mengantar Riska pulang. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba Riska berteriak seraya menepuk pundak Rico "Stop, Co!". Rico seketika mengerem.


"Ada apa? Bikin kaget gue aja," tanya Rico.


"Itu ada cilok.� Riska menunjuk ke arah Tukang Cilok yang sedang mangkal di pinggir taman kecil.


"Yaelah, kirain ada apaan." Rico heran.


Riska pun turun dari motor dan menghampiri Tukang cilok. Kemudian ada tukang cendol yang ke betulan ngetem di sana bersama Tukang cilok tadi.


"Mang, cilok dua bungkus ya." Kemudian Riska berpindah ke Tukang es cendol. "Kang, mau es cendolnya." "Rico! Lo mau nggak?" tawar Riska seraya menunjuk Tukang es cendol yang ada di depannya.


"Iya," jawab Rico.


"Dua ya, Kang."


Setelah selesai membayar Riska pun menghampiri Rico. Riska dan Rico pun makan cilok dan minum es cendol di area taman tersebut, tak jauh dari Tukang cilok dan Tukang es cendol tersebut mangkal. Sambil makan cilok, Rico memandangi Riska dengan tatapan heran. "Padahal barusan makan, eh... sekarang nyegat cilok sama es cendol aja nih cewek," batin'Rico.


Riska pun memergoki Rico yang tengah menatapnya. "Kenapa lo ngeliatin gue? Awas ntar lo jatuh cinta sama gue," ceplos Riska.


Rico pun tersedak mendengar ucapan Riska barusan. �Uhuk..uhuk..!!

Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang