"Angga Stop!" teriak Riska tiba-tiba, membuat Angga seketika mengerem mendadak.
"Kenapa, sih?" tanya Angga.
"Hp gue ketinggalan di kelas," jawab Riska.
"Ceroboh banget sih, Riska," omel Angga, "ya udah, gue tunggu di depan pintu gerbang ya."
Riska pun berlari menuju kelasnya untuk mengambil ponselnya yang tertinggal. Angga menunggu Riska seraya menyandarkan diri di motor sport-nya. Angga lalu melihat Indah tengah berdiri di depan gerbang sekolah, tak jauh darinya. "Itu kan, Indah?"
"Kok, Rocky lama banget?" keluh Indah seraya memperhatikan jam di tangan kirinya, "apa gue susulin aja ya." Indah pun beranjak masuk ke dalam sekolah lagi.
Dalam perjalanan menyusul Rocky, Indah tak sengaja melihat Rocky masuk ke dalam toilet bersama Cerry-selingkuhan Rocky. "Rocky sama Cerry!? Mau ngapain?" tanya Indah penasaran. Ia pun mengendap masuk ke dalam toilet.
Mata Indah terbelalak saat melihat Rocky dan Cerry saling berpelukan. Sementara tangan kanan Indah menahan mulutnya yang menganga karena syok.
Mata Indah berkaca-kaca seakan tangisnya akan pecah. Namun ia menahan rasa amarahnya, lalu bergegas pergi dari toilet, agar Rocky dan Cerry tidak menyadari keberadaannya.
Indah pun berlari sambil menangis ke arah pintu gerbang sekolah. Angga yang tengah bersandar di motor sport-nya, kemudain melihat Indah yang tengah berlari.
Indah pun tanpa sadar melewati Angga dan berlari sampai ke tengah jalan. Mobil dari arah lain melaju ke arah Indah. Tiiinnnnn...! Suara klakson mobil seketika menyadarkan Indah. "Aaaaaaa....!!!" Angga langsung menarik tangan Indah yang nyaris tertabrak mobil. Kemudian terjatuh di atas tubuh Angga. Orang-orang syok setelah melihat kejadian tersebut.
Mereka berdua pun segera berdiri. "Lo udah gila ya!? Mau bunuh diri lo! Mau mati lo! Hah!?" bentak Angga.
Indah pun hanya menangis sesugukkan sambil mengusap usap-usap air matanya. Angga tersadar, ada yang tidak beres dengan Indah. "Lo ikut gue sekarang!" titah Angga seraya menarik tangan Indah, menyuruhnya naik ke atas motor sport miliknya. Angga pun melajukan motornya dengan kencang, membawa Indah ke suatu tempat.
Angga pun sampai di tempat yang ia tuju, yaitu sebuah danau kecil yang sepi dan sunyi. "Lo bisa nangis sepuasnya, sampai lo lega," ujar Angga.
Tanpa basa-basi Indah pun berteriak, "Aaaaaa...!!!!�
Angga seketika menutup telinganya.
Indah lalu menangis sejadi-jadinya. Angga pun hanya menyaksikan seorang gadis yang sedang menangis di sampingnya dengan penuh amarah.
Setelah beberapa lama, tangis Indah pun mulai mereda.
"Udah nangisnya?" tanya Angga.
Seraya menangis kecil Indah melirik ke arah Angga.
"Oh, kayaknya masih belom selesai nangisnya," goda Angga, "lanjutin aja, gue nungguin kok," sambung Angga meledek.
"Lo tuh ya, orang lagi sedih malah diledekin," sahut Indah seraya masih menangis kecil.
"Udah lega belom? kalo udah... cerita sama gue. Ada apa sebenernya, sampe lo mau bunuh diri kayak tadi," desak Angga.
"Siapa yang mau bunuh diri, sih!" sanggah Indah.
"Lah... itu tadi, lo ngapain nyelonong ke tengah jalan?"
"I-itu karna....,"
"Udah! Cerita sama gue cepetan!" titah Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔
Roman pour Adolescents"WOY!! KALO MAEN YANG BENER DONG!" Riska yang kesal terpaksa bangun, kemudian mengambil bola basket tersebut, lalu berjalan ke tengah lapangan mendekati Rico. Ia pun men-drible bola basket tersebut di hadapan Rico. Sorotan matanya mengarah pada cowo...