Bab 24 Riska Pingsan

26 5 0
                                    

Dion sedang mengumpulkan bola basket ke keranjang untuk dikembalikan ke gudang, yang diperintah oleh Pak Oki setelah pelajaran olahraga selesai.
"Duh, kebelet nih! Mana bola basket belom di bawa ke gudang," gumam Dion sambil memegangi perutnya yang mules.


Riska yang menyadari prilaku Dion lalu menghampirinya. "Dion, lo kenapa?" tanya Riska.


"Gue kebelet nih," jawab Dion.


"Ya udah sana, biar gue aja yang bawa keranjang bola ini ke gudang," tawar Riska.


"Oke. Makasih ya, Riska." Dion pun buru-buru pergi menuju toilet.


Riska kemudian memungut bola yang tersisa.


Syira pun datang dan menghampiri Rico yang tengah berdiri dipojokan lapangan basket. Lalu menarik paksa Rico ke arah bawah tangga.


"Eh, apa-apaan nih!" Rico terkejut.


Syira lalu mendorong Rico ke arah tembok.


"Lo mau ngapain, hah!?" bentak Rico.


"Gue mau ngomong sama lo!" sahut Syira.


"Omongan lo tuh nggak penting, mending minggir deh," geram Rico.


"Lo harus jadi pacar gue!" tanya Syira.


"Idih, gue nggak suka sama lo!" Rico pun beranjak.


Tangan Syira menekan tubuh Rico ke arah tembok. �Lo mau rahasia lo, gue bongkar ke Riska?� ancam Syira.


Rico berusaha pergi dan tak peduli dengan ancaman dari Syira.


Syira pun menarik seragam Rico, dan mendorongnya lagi ke arah tembok, kemudian mencengkram bahu Rico sekuat tenaga. "Gue jago karate, jadi lo jangan coba-coba ngehindar dari gue, atau gue....,"


"Gue apa!?" potong Rico.


Riska memergoki Rico dan Syira yang sedang berduaan di bawah tangga.


"Rico!" teriak Riska.


Rico dan Syira seketika menengok.


"Ri-Riska!?" ujar Rico terkejut.


Riska menatap Rico dan Syira dengan wajah geram, lalu tiba-tiba Riska menumpahkan tumpukan bola basket ke arah mereka.


Syira seketika melepaskan cengkramannya dari Rico. "Eh, lo udah gila ya!" bentak Syira.


Riska pun kemudian berlari keluar lapangan basket.


"Minggir!" Rico pun buru-buru pergi mengejar Riska.


Syira hanya memandangi Rico yang berhasil lolos. "Sialan! Liat aja, gue akan buat perhitungan. Gue nggak terima penolakan," geram Syira.


Dion yang selesai dari toilet pun segera pergi ke gudang untuk memastikan keranjang bola sudah di sana. Namun tidak menemukan keranjang tumpukan bola basket itu di dalam gudang.


"Mana keranjangnya, kok belom ada di gudang?" tanyanya bingung. Dion pun keluar gudang untuk mencari Riska, lalu berpapasan dengan Pak Oki.


"Dion, kamu sudah kembalikan keranjang bolanya ke gudang?" tanya Pak Oki.


"Maaf pak, tadi saya kebelet, jadi Riska yang mau gantiin saya ngembaliin keranjang bolanya ke gudang, tapi waktu saya cek di gudang nggak ada keranjang bolanya, Pak," jawab Dion.


"Coba cek ke lapangan basket, siapa tau Riska masih di sana," titah Pak Oki.


Dion dan Pak Oki pun menuju lapangan basket.

Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang