Pak Teguh tengah berjalan ke ruang guru. Tak sengaja ia menjatuhkan kertas yang terselip di dalam buku pelajaran yang ia bawa. Riska yang sedang berjalan menuju arah kantin, tak sengaja menemukan kertas tersebut yang mirip sebuah surat. Ia pun mengambilnya. Lalu membaca surat tersebut.
"Untuk Bu Eni. Sudah lama aku memperhatikanmu. Aku merasakan ada benih cinta yang hadir di dalam hatiku untukmu. Bla..bla..bla.. dari Teguh." Riska melipat kembali surat tersebut. "Ini surat cinta punya Pak Teguh buat Bu Eni?" gumam Riska. Ia pun segera menemui Pak Teguh untuk mengembalikan surat tersebut. Riska pun melihat Pak Teguh yang hampir sampai di ruang guru. Ia pun segera memanggil Pak Teguh.
"Pak Teguh!" Pak Teguh seketika berhenti dan menoleh.
Riska pun menghampiri Pak Teguh. "Nih Pak!" Riska menyodorkan surat tersebut pada Pak Teguh. "ini tadi jatoh," ujar Riska.
Kedua mata Pak Teguh terbelalak. "I-ini kan!?" ujar Pak Teguh syok. "Riska, kamu nggak baca isi tulisan ini, kan?" tanya Pak Teguh pelan dengan nada ditekan.
"Emm� sayangnya sudah, Pak," jawab Riska seraya menggaruk kepalanya.
"Ka-kamu�!� Pak Teguh tambah syok. �Riska, jangan sampai orang lain tau tentang hal ini ya? Tolong rahasiakan," pinta Pak Teguh dengan suara pelan.
"Emm... nggak janji ya, Pak!" Riska langsung bergegas pergi.
"Ri-Riska!" teriak Pak Teguh. "Gimana kalau Riska sampai... aduh!" Pak Teguh menggaruk kepalanya bingung. Riska pun berpapasan dengan Rico setelah berlari menjauhi Pak Teguh.
"Riska!" Pak Teguh memanggil dari ujung koridor. Lalu berniat mengejar Riska.
"Waduh! Pak Teguh. Kabur ah�" Baru berlari dua langkah, Riska berbalik dan menarik tangan Rico untuk ikut kabur bersamanya.
"Eh..eh.. mau kemana?" tanya Rico bingung sembari berlari.
"Riska jangan kabur!" teriak Pak Teguh. Rico pun menoleh sembari berlari. Riska dan Rico kemudian masuk ke dalam gudang untuk bersembunyi. Riska lalu ngumpet di bawah meja, diikuti oleh Rico.
"Ngapain sih!?" tanya Rico bingung.
"Sstt... diem aja. Ngumpet dulu sampe Pak Teguh nggak nyariin gue," jawab Riska.
"Ya, tapi kenapa?"
"Diem!" Riska menutup mulut Rico dengan telapak tangannya.
"Kemana Riska tadi ya?" tanya Pak Teguh di luar gudang, karena tidak menemukan Riska. Pak Teguh pun akhirnya pergi.
Riska pun mengintai ke arah luar gudang. Setelah melihat Pak Teguh pergi. "Huff!! Akhirnya pergi juga," ujar Riska lega. "Yuk pergi," ajak Riska.
"Eh, tapi jawab dulu pertanyaan gue?" desak Rico sembari keluar dari persembunyian mereka.
"Iya, nanti gue jawab." Namun disaat mereka akan keluar dari gudang. Seseorang memasuki gudang. Riska dan Rico terpaksa kembali ke tempat semula untuk bersembunyi. Berpikir kalau-kalau itu adalah Pak Teguh. Namun ternyata bukan Pak Teguh. Melainkan dua orang murid, laki-laki dan perempuan. "Bukan Pak Teguh!?" bisik Riska di telinga Rico.
"Mau ngapain mereka?" tanya Rico dengan berbisik juga.
"Nggak tau!" jawab Riska pelan.
Mereka berdua pun bersembunyi seraya memperhatikan dua murid tersebut. Dua murid laki-laki dan perempuan tersebut lalu saling memasangkan cincin ke jari mereka satu sama lain. Setelah itu, mereka pun pergi.
"Mereka udah pergi," ujar Rico.
"Yuk kita keluar!" ajak Riska.
Mereka pun langsung berdiri. Jedug!! Kepala Riska dan Rico terbentur meja. Mereka tidak sadar bahwa sedari tadi bersembunyi di bawah meja hingga akhirnya kepala mereka terpentok. Mereka pun segera keluar. Saat di depan gudang, mereka menatap satu sama lain. Lalu tertawa bersama. "Buahahaha..!!" Mereka berpikir, itu adalah kejadian lucu yang mereka alami hari itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔
Teen Fiction"WOY!! KALO MAEN YANG BENER DONG!" Riska yang kesal terpaksa bangun, kemudian mengambil bola basket tersebut, lalu berjalan ke tengah lapangan mendekati Rico. Ia pun men-drible bola basket tersebut di hadapan Rico. Sorotan matanya mengarah pada cowo...